"Kenapa As?"
Asta terlihat sangat gelisah. "Tadi, pas gua balik duluan....."
-flashback-
DUK-DUK-DUK-
"Hm?" Asta menengok keatas, ke asal suara tadi. "Kayaknya gua harus minta tolong nanti ke anak-anak cowok buat ngebersihin tikus di sela-sela atap."
Saat akhirnya sampai di kamar, Asta pun membuka kedua kunci ganda pintunya dan menggenggam gagangnya.
"Eh?" Asta menyadari kalau ada yang aneh, dalam artian kalau yang tadi dia dengar itu bukan tikus.
-balik lagi-
"Lo yakin lo ga lupa?" Tanya Livi. "Walaupun lo udh kebiasaan nurunin pegangan pintu tiap keluar kamar, bukan berarti lo gaakan lupa kan?"
"Iya juga." Kata Chae. "Kali ada cs bersihin koridor ga sengaja nyenggol pegangan pintu lo."
"Awalnya gua juga sempet mikir gitu." Asta mengeluarkan sesuatu dari sakunya. "Sampe gua liat ini."
"Ini apa?" Neisha meminjam sebuah wadah tabung yang tadi Asta keluarkan dari saku.
"Charcoal, bubuk arang yang gua beli cuman buat iseng-iseng." Jawab Asta. "Gua sempet iseng naburin itu di pegangan laci kamar gua, dan sekarang kalian bisa tebak kelanjutannya."
"Emang kelanjutannya gimana?"
Seketika seluruh orang di ruangan itu menatap Dean tajam.
"Lo gitu aja ga bisa nebak?" Alice menjitak kepala Dean. "Sadar, lo kelas khusus woi."
"Aduh!" Dean mengaduh. "Iya, say, sori aja gua lagi lemot kayak Chae."
Chae melotot kepada Dean, sementara Arand memutar bola matanya. "Bubuknya ilang gara-gara yang lo kira ini atau emang ilang natural?"
"Ada bentuk jarinya." Asta menekankan. "Pake sarung tangan karet."
Ruangan hening, penekanan dari Asta tadi sudah memperjelas sangkaan mereka.
"Trus sekarang kita mau apa?" Zayyan memecah keheningan, dan baru menyadari setelah itu kalau pertanyaannya sama bodohnya seperti perkataan Dean tadi.
"Sederhana." Kata Zella. "Sekarang kita nyebar dan cek kamar masing-masing, klo udh selesai kita cek tiap sudut asrama, bilang hal apapun yang mencurigakan, seremeh apapun."
Pertemuan kali itu ditutup dengan Choqy yang membantu Saga yang pincang berjalan.
///
"Ada yang aneh?"
Dean menggeleng. "Lo?"
Sunghoon juga menggeleng. "Di kamar gua juga gaada yang aneh."
"Siapapun yang nyusup dia pasti udah pro banget." Kata Dean. "Barang-barang gua yang diatas meja gaada yang pindah sama sekali."
"Iya cuy." Arfai tiba-tiba muncul dari belakang. "Bener-bener gaada bedanya."
Mereka berkeliling sampai ke depan perpustakaan asrama yang berada di gedung penghubung, disana mereka melihat ada Rien, Ethal dan Arand disana.
"Woi." Arfai memasuki perpustakaan lebih dulu. "Lagi pada ngomongin apa?"
Ketiga orang yang sudah ada di perpustakaan lebih dulu itu menoleh, dan langsung terlihatlah ada sebuah kardus sedang yang penuh dengan sesuatu.
"Wah." Dean mengacak-acak rambutnya. "Jadi gitu yaa."
KAMU SEDANG MEMBACA
XIB
De TodoKetika para anak SMA anti-normal berhadapan dengan hal-hal seperti ke-paranormal-an dan konspirasi anti-riil