II

254 38 8
                                    

Shellin?

Siapa Shellin? Siapa? Ada hubungan apa Jeno dengan perempuan bernama Shellin?

Ucapan laki-laki bernama Satya tiba-tiba itu seperti belati yang menusuk hati Yesa.

Semuanya tertawa dan melolong liar. Terkecuali si pemuda dengan tahi lalat di dagu itu yang hanya diam menatap Jeno dan Yesa bergantian. Masih dengan senyum tipisnya menyaksikan apa yang akan dilakukan temannya itu.

Sedangkan pemuda bernama Jeno itu hanya diam menatap Yesa.

Mereka semua, terkecuali si pemuda bertahi lalat termasuk Steven heran dengan kelakuan Jeno. Pasalnya baru kali ini Jeno melakukan ini terhadap murid perempuan.

"Lo kenal dia emang Jen?" Tanya Juna dengan wajah meledeknya.

"Ya" Suara bass itu keluar dari mulut pemuda berparas bak dewa yunani itu.

"Woaaaa" heboh Jevian sambil tepuk tangan.

"Kenal dimana? Tetangga lo Jen?" kali ini Satya yang bersuara.

"Hm" Jawab Jeno dingin dan membuat Yesa tanpa sadar mengeratkan lagi genggamannya pada Steven.

Steven berdecak, "Udah lah Jen, biarin dia lewat" tegasnya.

Tapi Jeno tetaplah Jeno. Putra Sulung dari keluarga Wijaya itu tak berubah dari posisinya. Wataknya keras, hampir semua orang mengetahui itu.

Jeno masih diam tanpa mengalihkan tatapannya pada Yesa. Sedangkan Yesa hanya bisa menggigit bibir bawahnya dan tangan kanannya yang bebas ia gunakan untuk meremas ujung rok seragamnya.

"Emang siapa sih Jen?" lagi-lagi Satya mengompori Jeno dengan pertanyaannya.

"Ga. Cuma mirip sama penghianat yang gue kenal" ucap Jenk diakhiri tawa keras namun terdengar mengerikan menurut Yesa.

Jeno menurunkan kakinya dan bermain dengan spinnernya tanpa melihat kearah Yesa lagi.

Pemuda lain yang masih asik bergelung dengan bukunya hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Jeno.

Yesa ingin menangis, tapi Steven dengan segera menarik tangan Yesa pergi menjauh dari gerombolan itu.

Meskipun jarak mereka sudah jauh, Yesa masih dapat mendengar lolongan mereka yang seperti serigala saat Jeno mengatakan akan membayar makanan mereka sepulang sekolah asal jangan mengatakan kejadian tersebut pada Shellin.





⚫️




Sementara di lain tempat, tepatnya di lorong rumah sakit kenamaan ibukota. Terlihat seorang perempuan muda tengah berceloteh kecil menghibur bayi yang berada di gendongannya.

Berhenti di meja resepsionis sembari tersenyum kecil, perempuan itu membuka tasnya memberikan selembar kertas pada penjaga.

"Permisi, apa Dokter Eno di dalam?" tanya perempuan itu dengan sopan.

Penjaga yang paham siapa perempuam di depannya tersenyum mengangguk dan mempersilahkan perempuan itu untuk langsung masuk ke dalam ruangan dokter yang di maksud.

"Hallo, apa Shaerin mengganggu Ayah?" sapa perempuan itu dengan logat bayi saat melongokan kepalanya ke dalam ruangan.

Erlano, atau lebih di kenal sebagai Dokter Eno di kalangan rekan kerjanya juga Eno diantara orang tedekatnya langsung mendongak ketika mendengar suara wanita yang amat ia kenal.

HURT TO HEART ㅡ 𝐣𝐞𝐧𝐨 & 𝐲𝐞𝐣𝐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang