Aku telah menemukan seorang lelaki yang ingin selalu kutatap, ku minta menetap dan terus bersamaku, sampai waktu yang tak pernah ingin ku selesaikan hingga akhir dan tak terhitung. Perkenalan yang sangat berkesan, laki-laki itu persis seperti seorang yang sangat ku-damba dalam dunia imaji. Aku memanggilnya Tuan Mistikus, lelaki pertama yang dengan berani terang-terangan mengirim puisinya untuk ku baca. Sial! Dari banyaknya puisi yang dikirimkan diam-diam, puisi ini malah yang paling berkesan. Padahal hanya tulisannya yang ku-baca, namun hatinya seperti teramal, parahnya lagi semua tentangnya ikut tertulis lekat di dalam memori ku.
Halo Tuan mistikus, semoga kamu tidak bosan bertukar pesan setiap hari, menelpon setiap malam, dan bertemu di sela-sela waktuku yang senggang. Mungkin ada beberapa rintik rindu yang diam-diam kau semaikan diantara tetesan hujan. Ada beberapa harap yang kau langitkan saat senja mulai pulang, dan mungkin aku telah disana bersemayam. Disana, dilubuk hatimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam Kartiko
Teen FictionSegala hal tentangmu adalah yang selalu ingin aku ketahui, sekalipun hanya tentang caramu menikmati hembusan nafas dan kedipan mata, mas.