DOPLANG

0 0 0
                                    

Burung kenari sedang bertengger di tiang listrik itu, sesekali menalengok kanan kirinya. Mungkin mereka menyapa teman, keluarga atau bahkan kekasih mereka.

Kamu ingat tidak tuan, tentang beberapa pertanyaanku mengenai hal-hal yang mungkin orang umum juga senang mempertanyakannya. Tentang nama satu dusun yang pernah kita lewati bernama "Doplang".

Aku bertanya, kenapa bisa dinamakan sebagai dusun Doplang ya? memangnya apa arti dari kata Doplang. Kamu tau tidak mas sejarah dusun doplang, kalau kamu tau bisa minta tolong ceritakan seperti biasa? Namun Saat itu kamu tidak bisa menjawabnya, dan hanya tersenyum manis sambil berkata "Doplang... Nopo wau dek, Doplang ya?". Sekali lagi kamu berkata "Doplang".
Sembari mengintip wajahmu yang kebingungan dibalik spion motor, aku terkekeh geli sambil terus menikmati wajah yang kebingungan itu karena memikirkan arti dari kata "Doplang".

Lalu aku bilang begini ; "yaudahlah mas nanti biar aku cari tahu jawabannya, jangan terlalu dipikirin. Kalau ternyata Doplang perempuan nanti dia bisa ke-geer-an. Tapi kalau dia laki-laki nanti pasangannya bisa cemburu".
Kamu pun mengangguk seraya berkata "Hah!?".
Sontak aku sangat kesal dan merasa geram. Padahal sedang asyik-asyiknya menggombali kamu. Tapi kamu malah tidak mendengarnya, huft! Well... Tidak masalah, lagipula waktu itu memang sedang ada motor ninja yang menyalip.

"aaaaa, gajadi mas"! Gerutuku
"Doplang, sangat unik ya". Sahutku
Sekali lagi aku bilang "Doplang".
Selang beberapa menit, kita melewati beberapa dusun yang namanya tidak asing di Kartasura, seperti Sambi, Dawung, Sanggrahan dan masih banyak lagi. Itu semua tidak bisa terjawab satu persatu dan kita terus larut didalam pertanyaan konyol yang kita PR-kan sendiri.

Kamu mengangguk-angguk sambil terus mengemudikan motor dan bilang begini ; "Sebenernya dek, masih banyak nama desa yang sering kita sebut tapi tidak pernah kita ketahui artinya. Karena kadang beberapa nama itu memang betul-betul tidak memiliki arti dan itu memang sekedar nama".

Kita masih mengendarai motor sambil menikmati hari libur kerja bersama.
Dusun ini damai, udaranya sangat sejuk, anak kecilnya ramah-tamah. Bahkan anjing-anjing didesa itu seperti jinak. Kita melewati beberapa gereja, vihara, juga mushola hijau mungil yang bernama "Faturrahman". Sangat menenangkan, lalu kita menjumpai para petani dengan perlengkapan kebunnya melempar senyum dan menganggukkan kepala pertanda sapa. lalu kamu tersenyum dan menganggukkan kepala juga. Benar-benar sangat sejuk!

Hummm..
Tulisan ini dengan sengaja kuuraikan sebagai bahan berita kepada kamu, tentang pengetahuanku yang sedikit bertambah. Sekarang aku sudah tahu tuan, tentang asal-usul nama "Doplang". Juga aku ingin sedikit bercerita pada semesta tentang ke-random-an kita dalam menikmati hidup dan cinta. Walaupun se-sepele bertanya.
Oh iya aku akan segera berdongeng tentang "Doplang".

Tuan, ternyata Doplang ada sebagai wujud kesaksian tempat bertilasnya seorang pujangga cinta bernama "Dampo Awang" yang ingin melamar putri Segoro gunung yang amat cantik jelita. Namun sang putri tidak berkenan menerima pinangan Dampo Awang tersebut. Dengan dalih menjaga nama baik kerajaan, sang putri menolaknya dengan sebuah siasat yakni menuntut mahar yang sangat besar dari Dampo Awang. "Mas kawinipun kereto kencono saking emas inten, nggeh sedoyo saking emas inten. Krecek saking emas, perkakas pawon saking emas lan sapanunggalanipun" tutur sang putri.

Kemudian Dampo Awang menyanggupinya dan mengangkut semua mas kawin permintaan Sang Putri di atas sebuah kapal. Kapal itu didorong di darat oleh segenap pasukan dan anak buahnya. Sesampainya di Doplang, anak buah dan pasukan Dampo Awang pun kelelahan. Mereka beristirahat, bahkan beberapa sampai tertidur dengan posisi telentang. "Sedayane sampun mboten gadhah doyo, sami tilem jepaplang (Para pasukan Dampo Awang pun kelelahan (mboten gadhah doyo), (mereka tertidur telentang)".
Lalu dari Dua kata diatas (mboten gadhah doyo, tilem jepaplang) digabunglah menjadi Doplang. Akhirnya, tempat istirahat Dampo Awang dan pasukannya tersebut diberi nama "Doplang".
Selesaiiii!

Begitulah ceritanya tuan, hmmm bagaimana? Sangat luar biasa ya perjuangan Dampo Awang meminang putri Segoro gunung. Kasihan sekali, ditengah niat baiknya itu dia malah disiasati oleh sang putri. Namun aku percaya sang putri pasti memiliki banyak pertimbangan, mungkin sang putri telah memiliki kekasih yang tidak direstui raja. Atau mungkin sang putri lebih suka sendiri dari pada berdua, atau mungkin saja sang putri sedang tidak mood. Tuan kamu harus tau, bahwa aku sangat yakin bahwa kamu tidak kalah hebatnya dengan Dampo Awang.

Tuan, aku ini bukan Putri Segoro gunung. Yang senang menuntut dan menyiasati pasangannya. Mana sanggup, mana bisa, dan mana sampai? Manusia setulus kamu ini tidak pantas diseper-itukan. Dan ya, kamu sudah sangat tahu bukan? Bahwa aku hanya ingin terus bersamamu sampai kapanpun dan bagaimanapun keadaan kita nantinya. Jadi mana sanggup jika pinangan itu sampai padaku, lalu aku menolakmu nantinya?

Krek..


Aaah hujannya sudah reda tuan, aku harus bergegas pulang. Dilain waktu, aku akan mengenalkan lagi kepadamu tentang berbagai hal-hal kecil yang dianggap sepele, tapi ternyata memiliki banyak sejarah unik. Yang kalau kita mau mencari tahunya, kita dapat mengambil hikmah dari dalamnya.


Adam Kartiko Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang