5. Siapa lo?

54 8 0
                                    

Jam sudah menunjukkan waktunya pulang sekolah. Biasanya setelah pulang sekolah, Nakula akan pergi melipir sejenak untuk pergi ke toko buku komik dan novel, untuk sekedar melihat karya keluaran terbaru milik penulis favoritnya.

Jika dirasa sudah selesai, kemudian ia mampir ke barisan jajanan anak SD yang membuatnya merasa nostalgia akan masa kecil nya dulu, jajanan favorit nya tak lain dan tidak bukan adalah makanan dengan segala peracian dan micin yang.

Kadang, kalau Rosi mau mengikutinya jajan, Nakula dengan senang hati mengajaknya. Tapi tidak dengan hari ini, hari ini Nakula begitu lemas dan merasa lelah sekali.

Karena hari ini adalah hari yang begitu padat, dimulai dari sekolah dari pagi hingga sore hari, lalu ditambah les tambahan karena sebentar lagi ia akan melaksanakan ujian sekolah, dan kelulusan.

Juga, Setelah kejadian pagi tadi yang membuat jantung Nakula berdegup kencang karena takut bahwa sosok yang tadi pagi ia jumpai bukan lah temannya.

"Ros, lo balik gak?" Tanya Nakula pada Rosi yang sudah ancang-ancang ingin keluar kelas.

"Balik kok, balik. Tapi nanti, gue mau nemenin ayang ke toko florist dulu, adiknya hari ini wisuda."

"Terus, gue sendirian lagi berarti?"

"Hehe, maaf yaaaaaaa Kulaaa ku sayang. Besok janji, gue bakal temenin lo pulang, atau ke tempat jajanan favorit lo sekalipun, deh. Tapi buat sekarang, soriiiiii banget ya, lo gue tinggal lagi."

"Tapi ini udah mau malem, lo gak dicariin nyokap lo?"

"Nggak kok, gue udah bilang mau ke toko Florist dulu."

Nakula menghela nafas, "Lo nih jenis fake friend banget ya, Ros. Lebih milih cowok lo dari pada gue, temen lo sendiri."

Mendengar penuturan Nakula, Rosi menggelengkan kepalanya dan berusaha mengelak pernyataan Nakula barusan, "Enggak, Kulaaa. Gue gak bermaksud gitu, serius. Nanti habis nganter doi, gue langsung kerumah lo deh, gue temenin lo sampe Mas Sadewa pulang."

"Gak usah, gue udah biasa sendirian."

"Ututuuuuuuu, jangan gitu donggg cintaku. Serius deh, nanti gue temenin. Dah yaa, gue duluan, lo hati-hati di jalan, jangan pulang sendirian!"

Sebelum meninggalkan Nakuka, Rosi sempat menggodanya dengan ingin mencium pipi sahabat nya itu, dan untungnya Nakuka berhasil menghindar terlebih dahulu,

"ROSIII, GUE GEPLAK LO YA."

"Hehe, daaaaaah Kulaaaaaaaku!"

Nakula mendengus kesal pada Rosi, karena bukan hanya sekali temannya itu meninggalkan Nakula hanya untuk menemani kekasih nya. Dan parahnya, Nakula sama sekali belum diberitahu siapa identitas pacar temannya itu. Yah, setidaknya ia harus tau, nggak, sih? Buat sekedar berjaga-jaga, kalau suatu saat Rosi hilang, maka pacar temannya itulah yang harus dicurigai paling pertama.

"Yailah, gue balik bareng siapa lagi nih." Ucapnya sambil menunggu di depan gerbang sekolah.

"Neng, belum pulang?" Tanya security yang berjaga disekolah Nakula.

"E-eh? Belum pak, ini saya lagi nunggu jemputan."

"Oalah, tumben sendirian, temannya kemana neng?"

"Ada pak, tadi udah duluan."

"Waduh, padahal sudah malam. Kenapa nggak bareng aja tadi sama temannya."

"Hehe, biasa pak. Ketemu pacarnya dulu dia."

"Hm, dasar ya anak muda jaman sekarang, gak kalah bucin sama yang sudah menikah." Ucapnya, kemudian ia melanjutkan, "Yasudah, bapak ikut jaga neng dari dalem ya, dari post security, kalau ada apa apa, langsung lapor we ke bapak."

"Iya, siap pak. Terimakasih ya, sudah mau menemani saya."

"Iya, neng. Santuy aja santuy."

Setelah mendengar jawaban dari Nakula, Security itu pun pergi meninggalkan Nakula. Dan Nakula kini benar benar sendirian.

Beralih pada handphone nya, ia mengabari Sadewa, yah, barangkali ia ada di rumah, besar harapannya agar mas nya itu bisa menjemputnya.

"Alah kampret

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Alah kampret. Emang gak bisa diarepin ini orang. Judul doang online, bales chat gue aja susah banget." Kesal Nakuka, saat setelah menunggu beberapa saat, Sadewa juga tak kunjung membalas pesannya.

"Dia sebenarnya peduli gak sih sama gue? Kalo emang gak bisa jemput gue, seenggaknya kabarin kan bisa."

"Ya emang susah kalo bukan prioritas mah. Mau dia sesibuk apapun, kalo lo prioritas dia, pasti dia bakal ngabarin lo."

Nakula tersentak kaget mendengar suara yang terdengar asing. Tiba-tiba lelaki itu sudah hadir di sampingnya dengan topi hitam yang menutupi sebagian wajahnya.

"Ini bukan masalah sibuk atau nggak nya dia, tapi lo yang memang gak sepenting itu buat dia." Lanjutnya.

"Siapa lo?" Nakula sedikit menghindar dari lelaki tersebut dan sudah siap jika ia harus berteriak kepada bapak security yang sedang berjaga di pos nya.

"Lo gak perlu tau gue siapa, lagian gue cuma singgah sebentar aja disini. Sama kayak lo."

Band-itTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang