"Ingatan adalah peta yang membimbing kita melalui lorong-lorong kehidupan, mengungkapkan detil-detil hidup yang pernah hilang dalam bayang-bayang waktu."
Sparta, 26 Januari 2216 MC.
GELAP telah merayap di sepanjang lorong-lorong waktu yang tak berujung, melalap waktu dan merusak harapan-harapan para pencari kebenaran. Lima hari berlalu sejak pertama kali Ares meminta Arsen membantunya untuk menyelidiki dan menemukan informasi tentang eksistensi Dewa dan Dewi di Hiddenland. Namun, tak ada satu pun literatur atau naskah kuno yang menceritakan tentang itu. Keanehan itu menarik perhatian Ares, seakan-akan tersirat adanya konspirasi di balik penghapusan tersebut demi kepentingan mereka yang berkuasa.
"Pak, maaf, tapi saya tak menemukan informasi terkait hal yang Anda minta. Tak ada jejak peninggalan yang menyatakan adanya eksistensi para dewa di tanah Hiddenland," ungkap Arsen saat tiba di ruangan atasannya itu.
Berada di puncak gedung megah Spartaxxx Midnight Agency, Ares menyaksikan lautan manusia yang terjebak dalam rutinitas dan perjuangan mereka. Namun, baru beberapa menit ia menikmati pemandangan itu, ucapan Arsen berhasil membuatnya berbalik arah sembari berpikir keras.
Aneh. Seolah ada yang janggal di sini. Manusia tak sepintar itu untuk membangun peradaban megah seperti ini tanpa campur tangan Tuhan ataupun Dewa yang mereka sembah dahulu. Okelah beberapa gereja aktif dalam melakukan ibadahnya, tapi bagaimana dengan kuil atau sanctuary lainnya? Bukannya terasa makin mencurigakan jika sebuah bangunan didirikan tapi tak dipergunakan sama sekali?
Batin pria itu berkecamuk, terlihat jelas guratan hasil pemikiran keras di wajah datar tanpa ekspresi itu. Sosok yang digadang sebagai wujud fana 'Dewa Perang' itu bergeming, ia tampak tengah memikirkan cara lain untuk memenuhi hasrat keingintahuannya.
"Pak, apakah saya boleh mengetahui kenapa Anda terlihat sangat menginginkan informasi terlarang itu?" Arsen berujar selepas merapikan seluruh berkas dan arsip kasus yang sempat berantakan di meja pimpinan badan legal itu. "Bapak seolah ingin membuktikan sesuatu, tetapi terhalang batasan informasi."
"Rasa penasaranku menggelitik, mengapa kuil-kuil dan tempat suci ini dibangun? Apa gunanya?" Ares mengerutkan keningnya, matanya menatap Arsen dengan tajam. "Tunggu sebentar, apa maksudmu dengan kata 'terlarang' itu?"
Pria berambut hitam pekat itu mengeluarkan laptop perusahaan. Jemarinya tengah sibuk mengutak atik beberapa tombol huruf selepas benda itu menyala sempurna, terlihat seperti ingin menunjukkan sesuatu yang penting. Setelah mendapati hal penting yang ingin disampaikan, manajer pribadi sekaligus tangan kanan Ares itu pun angkat suara.
"Saya telah menyelidikinya, Pak. Namun, seluruh akses dan informasi mengenai hal yang engkau minta diblokir dan dihapus permanen oleh pemerintahan Greecia," ucap Arsen memperjelas, sembari menunjukkan tampilan pencariannya. "Beberapa situs lain, baru-baru ini dikunci dan peladennya pun dirusak paksa. Pak, yang membuat saya mulai merasa janggal karena linimasa penghapusan bertepatan dengan kejadian saat Bapak tampak serius menanggapi pihak FBI-G tempo lalu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Ares: My Sweet Boo Agent
ActionSebuah gelombang misterius yang datang entah dari mana berhasil menyita atensi Ares Delwyn Novallion yang kala itu tengah mengobrak abrik setumpuk berkas proyek militer Pemerintah Greecia. Pasalnya di tengah kesibukan mencari benang merah kasus menc...