Secret
-07. Bebal Nya Jayu—------
Hidup untuk memperbaiki diri?
Hidup untuk menyempurnakan diri?------
Deyno meregangkan tubuhnya yang terasa kaku setelah bertahan dengan posisi duduk lumayan lama, tulang lehernya pun pegal ketika menoleh. Deyno berhasil menyelesaikan tugas sekolah nya, tepat ketika jarum jam menunjuk ke angka sembilan malam.
Ia akhirnya bangkit dari duduk nya, menyadari kalau suasana rumah terlalu sunyi tidak seperti biasanya. Mungkin Deyno terlalu hanyut dan fokus pada tugas-tugasnya, seharusnya ia memeriksa apa yang dilakukan oleh adik-adiknya.
Sebelum menyentuh knop pintu kamar, ia menyempatkan diri untuk menatap sebentar kaca jendela yang sudah ia tutup rapat tadi. helaan nafasnya berhembus berat, memilih untuk segera beranjak untuk mengalihkan setitik kegusaran nya.
Deyno melangkah pelan menuju dapur, dan menemukan Reyto yang berdiri didepan kulkas sembari membuka kaleng cola ditangannya. Nampaknya pemuda tinggi itu menyadari kehadiran nya, terbukti dari Reyto yang segera menutup pintu kulkas dan berbalik menghadap pada Deyno.
"Udah malem, nggak sehat minum begituan."
Reyto mengedikkan bahunya acuh, meneguk minuman nya dengan santai. Dan tindakan nya itu berhasil membuat Deyno mendelik galak, nyaris mengundang Reyto untuk tersedak.
"Oke-oke sorry, buat kali ini aja ya??"
Deyno mendengus jengah, membiarkan Reyto untuk bebal kali ini. Karena ia sudah begitu paham dengan tingkah polah serta kebiasaan dari ketiga adiknya itu, jika terjadi apa-apa pasti akan langsung mengadu padanya.
"Jayu masih belum pulang?" Tanya Deyno kala menatap makanan yang sudah ia siapkan untuk Jayu masih belum tersentuh sedari tadi.
"Belum, lagi ada urusan mungkin. Nomor nya nggak aktif sejak sebelum pulang dari sekolah."
"Kalo gitu biar gue cari-"
"BANG DEYNO!!"
Deyno tersentak kaget, pun dengan Reyto yang segera menghampiri si pemilik suara yang berteriak dengan heboh didepan pintu rumah. Jeon berada disana, terlihat kepayahan mengangkat tubuh bongsor Jayu yang lemas.
"Astaga kenapa ini? Jayu kenapa?" Tanya Deyno panik.
Tanpa berkata Reyto segera memposisikan dirinya untuk membantu untuk memapah Jayu yang nampak diambang batas kesadaran nya, bisa ia lihat beberapa luka yang menghiasi kulit wajah putih Jayu.
"Sebentar bang, biar Jayu dibawa ke kamar dulu."
Deyno segera melesat mengambil kotak obat lalu turut ikut masuk kedalam kamar Jayu, melihat keadaan adik bungsu nya yang seperti ini membuat Deyno diserang rasa khawatir. Ia pun mendekat dan duduk disamping Jayu, satu tangannya terulur mengusap lengan sang adik.
"Abang obatin dulu ya?"
Deyno tidak mendapat jawaban, Jayu memilih mengabaikan nya dengan cara memalingkan wajah. Hingga akhirnya Jayu membiarkan luka nya dibersihkan dan diobati dengan pelan, ia bahkan bisa merasakan tangan lembut Deyno meraih wajahnya untuk mengobati luka yang ada pada sekitar matanya.
Reyto yang sedari tadi diam memperhatikan pun kini menarik tangan Jeon agar mengikuti nya, ia butuh penjelasan terlebih dahulu sebelum Deyno yang mengetahui nya. Mereka berhenti di dapur, Reyto juga berniat menghabiskan cola nya yang masih tersisa tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
Fanfiction"Akan ada akhir untuk kita semua." ------ Deyno hanya memiliki trauma dengan tragedi di masa lalunya, ia hanya sering ketakutan. Itu saja. Hidup dengan tiga orang baru sekaligus menjadi sulung dirumah membuatnya harus bisa bersikap dewasa di setiap...