Halaman 5 : tua

639 37 5
                                    

Derio meletakkan pantatnya tepat di kursi panjang yang terletak di tepi lapangan SMA Gading, tempat dimana dirinya juga teman-temannya menempuh Ilmu.

Ngomong-ngomong soal teman, Derio beberapa hari terakhir tengah memikirkan teman nya yang kini sudah bukan temannya lagi.

Teman yang dimaksud adalah Erlangga Diego. Lelaki yang selalu berpenampilan berantakan, selama berteman dengan Erlangga, Derio selalu mengingatkan Erlangga untuk memasukkan seragamnya, namun Erlangga selalu saja menolak.

"Er, masukkin bajunya. Nanti di tegur osis" katanya kalau melihat seragam Erlangga tak dimasukkan.

"Gamau, males" jawab singkat temannya.

"Mau sendiri apa aku bantu?" ancamnya, Erlangga menggeleng.

"Ya jangan lah ogeb!" setelahnya Ia memasukkan seragamnya.

Dialog tersebut selalu ter ulang disaat Erlangga lupa memasukkan seragamnya, dari SMP memang sudah begitu.

Derio melihat sekelilingnya, ada siapa saja. Mulutnya sedang gatal, ingin sekali mengoceh, tapi mengoceh ke siapa? Tidak ada siapa-siapa disini, dia bisa saja mengajak teman sebangkunya - Dewa. Untuk mendengarkan ocehannya.

Namun Ia malas kembali ke kelas lagi.

"Oh iya! Aku kan punya pacar" sadarnya, Ia lalu berlari, larian khas Naruto dengan kedua tangan yang di luruskan ke belakang da tubuh yang agak condong ke depan.

Ia berlari ke lantai dua, tentu mencari sang pacar,
padahal jarak kelasnya (berada di lantai satu) dan kelas Gland dari Kursi yang Ia duduki tadi lebih dekat ke kelasnya, namun ia lebih malas ke kelasnya dan justru semangat ke kelas Gland.

Hubungan mereka baru jalan dua minggu, dan Gland lumayan terkejut saat mengetahui sikap mandiri sang pacar.

Ia kira, malesub unyu seperti Derio adalah lelaki yang manja, ternyata tidak. Sebenarnya keadaan yang menentukan manja atau tidaknya seorang Derio, dan satu yang terpenting Mood anak itu.

Kalau mood nya bagus, dia akan berperilaku seperti anak-anak dan sedikit manja, namun kalau mood nya agak kurang baik atau sedang malas dia akan terlihat seperti lelaki dewasa.

Yang berbadan mungil

"KAK GLANDD!!!" teriaknya setelah melihat Gland dengan seseorang disampingnya, Joana.

Setelahnya Gland menengok, disusul Derio yang berlari seperti Naruto lagi, Gland yang melihat itu hanya mampu terkekeh.

Joana sudah tau siapa pacar Gland, Gland sempaf cerita soalnya.

"Hi! Mau kemana?" tanya Gland kepada Derio, Derio menggeleng lalu menatap Gland dengan tatapan tak bisa diartikan.

"Gua cabut" setelahnya suara serak khas milik gadis dengan seragam yang dikeluarkan setengah terdengar, siapa lagi kalau bukan teman (nyebat) nya Gland.

"Yoi," balas Gland.

"Kenapa? Mau apa?" tanya Gland.

"Temenin akuu" jawab Derio, Gland tersenyum lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Derio, Derio terkejut, menampilkan ekspresi takut.

Takut dicium.

Setelahnya Derio merasakan sebuah telunjuk me-noel hidung mancung miliknya.

"Tanpa diminta juga aku udah nemenin kamu" setelahnya Gland menjauhkan wajahnya.

"Ceilah, gombal mulu"

"Mau dimana? Disini aja ya, aku capek" mengalihkan topik, Gland memang sangat suka meng-gombal, walau setelahnya Ia merasa geli sendiri.

"Capek? Habis ngapain?" tanya Derio.

"Bersihin toi-" ucapnya tak dilanjutkan, Ia lupa Ia sedang bicara dengan lelaki rajin yang tidak pernah dihukum, sekalipun.

"Hah? Apa?"

"Toilet" Ia tak boleh terlalu sering berbohong kepada si manis, bisa-bisa menjadi suatu kebiasaan.

Berbohong kepada pasangan bukanlah hal yang baik.

"Kamu dihukum ya? Bikin kesalahan apa kok sampe dihukum?" kini nada yang digunakan Derio tak seantusias tadi.

"Aku kan main futsal ya, iseng aja terus aku mau shoot malah kena mobil nya pak Jendral, yaudah aku dihukum suruh bersihin toilet, semuanya kok bukan aku aja," jawabnya, Derio manggut-manggut.

"Kamu cewe ko bisa futsal ya? Aku aja gak bisa" ucapnya menggunakan ekspresi sedih.

"Emang pengen bisa?"

"Enggak sih, aku lebih suka main Skate!" setelahnya Gland terkejut ia baru tau kalau pacarnya suka bermain skate.

"Aku juga pernah, terakhir main itu pas kelas tujuh, itupun karena pergelangan tanganku sakit, hampir patah kata dokter" setelahnya Gland terduduk di dudukan koridor yang berada di sebelahnya.

Si manis ikut duduk di sana.

"Kalo aja tangan kamu enggak sakit, pasti kamu masih main skate, terus kita skateboard date!" seru Derio antusias, membuat Gland terkikik gemas.

"Dih, anak kecil gaya-gayaan mau sakteboard date," ejekan ditujukannya keapda sang pacar.

"Kamu ngatain aku anak kecil, tapi umur kamu ga jauh dari aku," Derio cemberut, di olok-olok sebagai anak kecil sangat menyebalkan baginya.

Keduanya diam dengan Gland yang memperhatikan wajah cemberut Derio dengan cengiran jahilnya.

"Kamu Tua," ujarnya tiba-tiba.

"Aku belum tua, tua nya nanti bareng sama kamu, mau menua bersama gak?" lagi, Gland memulai gombalnya.

"Gamau, masa menua sama cewe tua?" Derio berushaa menutupi ke-salah tingkahannya dengan cara menolak ajakan menua bersama tadi.

"Yaudah,"

"Engga deh! Aku mau menua sama kak Gland, bersama selamanyaaaaaaaa," panjangnya kata di akhir kalimat itu mampu membuat Gland tersenyum bahagia.

#end


Derio Is Adorable | GXBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang