Halaman 9 : enak ngga?

959 28 1
                                    

Kini usia Gland sudah 19 tahun, Ia merindukan masa-masa sekolahnya, Ia di terima di salah satu Universitas di kotanya, saat ini Ia tengah bergelut dengan laptop dan dokumen tebal di sampingnya.

"Pusing banget anjirrr!!!" umpatnya, Ia menidurkan kepalanya di meja belajar, dan mengambil benda pipih yang sedari tadi menganggur di dekatnya.

Semenjak lulus, ia jadi jarang bertrmu Derio karena tempat mereka mencari ilmu berbeda, namun kalau Gland ada waktu Ia pasti akan berkunjung ke rumah Derio untuk melepas kerinduan.

Ia berniat untuk menghubungi Derio, tapi niatnya Ia urungkan ketika Ia teringat kalau Derio selalu tidur dibawah jam sembilan, berbeda dengannya yang kini tengah begadang di jam setengah sepuluh malam.

"Tapi bisa jadi belum tidur anaknya," kata Gland, Ia mencoba mengechat terlebih dahulu, fast respon. Pacarnya langsung membalasnya dengan huruf yang capslok semua.

Setelahnya Gland menelfon Derio.

———

In 📞 . . .

"KAK GLAND!!! KANGEN BANGET SERIUS!!!" terkejut. Itu satu ungkapan yang dapat mendeskripsikam kondisi Gland saat ini, baru saja diangkat Derio sudah berteriak kesenangan, setelahnya Ia tersenyum simpul. Lucu sekali pacarnya ini.

Kekehan terdengar dari cewek itu, Ia lantas membalas ujaran kerinduan dari sebrang sana.

"Aku juga kangen, kangeeen banget.. Gimana sekolah kamu?" tanya Gland, shit! Matanya terasa perih, Ia jarang sekali menangis hampir tidak pernah, tapi kali ini? Hanya karena mendengar suara sang pacar yang jarang sekali bertemu.

"Baik kok! Baiik banget, bahkan aku udah baikan sama Angga, dia udah Move on katanya, terus minta maaf sama aku, titip maaf juga ke kakak," kata Derio, Gland tersenyum tulus kala mendengarnya.

"Aku seneng dengernya, aku lagi pusiing banget, natap laptop mulu, kayanya aku minus deh," ujarnya.

"Hah?! Ihh kamu juga harus istirahat kak, meski banyak sekali tugas yang mungkin lebih banyak dari tugas pak Arief... Jaga kesehatan yaa sayangnya aku," Gland terkikik gemas kala Derio mengatakan itu, siapa ini? Bukan seperti Derio yang Ia kenal, Ia lantas bertanya.

"Belajar kaya gitu darimana coba??" tanya Gland dengan sisa tawanya.

"Dari Angga, dia jadi buaya tau kak!" ujar Derio.

"Oh ya?? Kamu nggak mau jadi buaya juga kayak Erlangga?" pancing Gland, Ia yakin jawaban Derio pasti akan ditautkan dengan 'kesetiaan' atau bahkan perasaan.

"Nggak mau! Dan nggak akan mau! Yang paling baik di dunia itu cuma kak Gland, yang paling Derio sayang itu cuma mama, papa, kamu, sama Pasha, emm.. Nenek sama kakek juga deh!" Gland menyerngit, huh? Pasha? Apakah Derio dekat dengan gadis lain? Itu pertanyaan yang terus berputar-putar di kepala Gland.

"Pasha siapa?" tanya Gland, kini nadanya berubah seram.

"Temen aku," balas Derio seadanya, Gland berdecak.

"Temen apa temen? Kok disayang?" tanya Gland, loh? Ada apa dengan cewek ini, dia jadi makin cemburuan!

"Kan sama-sama cowok, ngga papa dong!" ujar Derio. Gland menghela nafasnya "ohh, aku kira cewek." katanya.

1 jam...

2 jam...

2,5 jam....

Mereka terus membicarakan hal random sampai memakan waktu dua setengah jam, salah satu dari mereka belum ada yang mau mematikan, ingin melepas rindu katanya.

Sampai suara Riska, mama Derio terdengar.

"Derio, tidur nak.. Udah malem banget ini," sial! Umpat Gland dalam hati, hendak menyalahkan Riska, tapi... Ia tak mau di cap menjadi mantu yang buruk, asik! Udah mantu-mantu-an nih?

———

• • • • •

"Menurut kamu, nikah itu enak ngga?" pertanyaan konyol itu keluar dari mulut lelaki polos yang sedang mengobrol dengan lelaki yang sifatnya berbanding jauh darinya.

"Ya dikira-kira lah," balas Erlangga, Derio menyerngitkan dahu, tak faham.. Sudah pasti! Topik Erlangga kemana-mana.

"Maksudnya?"

"Kaga," balas Erlangga, Derio manggut-manggut menanggapi.

"Ish! Aku nanya pendapat loh," ucapnya setelah sadar, Erlangga terkekeh, Ia sudah lama tak melihat si polos ini mengoceh.

"Enak," balasnya kemudian.

"Enaknya kenapa?' tanya Derio setelahnya.

"Boleh melakukan apapun," balas Erlangga yang membuay Derio makin nggak ngerti.

"Kamu ngomong apa sih?" setelahnya Erlangga merangkul pundak Derio, mengajaknya untuk masuk ke kelas mereka karena sebentar lagi bel masuk berbunyi.

"Angga! Jawab dong," pintanya.

"Hah? Emang lo nanya apaan?" alih Erlangga, Derio hanya berdecak dengan bibir manyun kesal, Erlangga meluapkan tawanya saat melihat ekspresi Derio.

"Bercanda, tanya sama cewe lo aja. Gue yakin dia lebih pinter." ucapnya setelah mendudukkan diri di bangkunya.

#end
Wooooo, sesat bocah ikii!

Derio Is Adorable | GXBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang