Prolog

43 8 0
                                    







   'Ughh,~

   Sesosok tubuh ramping yang tergeletak di tanah itu mendengih, matanya perlahan terbuka, berkedip, mencoba menyesuaikan dengan cahaya sekitar yang temaram.

   'Dimana ini?' Pikiran itu menabrak kesadarannya, penglihatannya menangkap tempat kecil beratap langit dari posisinya yang terbaring.

   'Akhh,~

   Sedikit panik, dia mencoba bangkit tiba-tiba, namun mendapati seluruh tubuhnya kesakitan. Tubuhnya kembali terkapar mengenaskan di tanah.

   'Sialan, kenapa tubuhku jadi sakit sekali!?' pikirnya.

   Mencoba mengangkat sebelah tangannya sambil mengernyit, merasakan nyeri di seluruh tubuh ketika bergerak. Perlahan ia mengamati tangannya, dan terperangah.

   'Tunggu!~

   Ini bukan tangan miliknya!

   Dengan kepanikan baru yang lebih besar, seolah lupa akan rasa sakit yang bersarang di tubuhnya. Sosok itu langsung terduduk. Dengan tergesa dan heran memeriksa seluruh tubuhnya.

   'Apa-apaan!!~

   Sosok itu mengerut bingung, sedikit marah. Ingatan terakhirnya adalah ketika ia berpesta seorang diri di kamar sewanya yang kecil, sambil menghabiskan berkaleng bir.

   Dan dia adalah seorang wanita!

   Apa-apaan tubuh pria ini!

   Tidak!

   Ini bukan tubuh seorang pria, ini tubuh bocah lelaki!

   Mendapat kepanikan baru, sedikit tidak terima, dia perlahan menarik celana yang dikenakan tubuh miliknya kini. Mencoba mengintip sedikit.

   'Huhh?!~

   Dia terperanjat.

   Dia tetap seorang wanita!

   Sedikit lega, dia menghela napas kecil. Tapi tetap saja!

   Dimana dada besar yang di cintainya!
   Kenapa jiwanya bisa ada di tubuh kecil dan kerempeng ini?

   Baiklah, lupakan saja bagaimana bisa ia berada disini, terlebih di tubuh baru. Sebaiknya memikirkan apa yang sudah terjadi pada tubuh ini sebelumnya.

   Apa yang sudah terjadi hingga tubuh ini babak belur di tengah malam di tempat sepi seperti ini?

   Saat sibuk berpikir, suara aneh tiba-tiba menggaung dalam kepalanya.

   [ting!]

   Dia mengernyit,

   [Host telah di temukan, memulai penyatuan dengan jiwa]

   [proses dimulai, harap Host bersabar menunggu proses penyatuan!]

   Belum habis keterkejutannya, suara itu tak berhenti bicara. Ketika ingin mencari asal suara itu, sesuatu seolah menyerang kepala dan menimpa dadanya.

   'Apa-apa..an!' Gerutunya tak terima, kesulitan bernapas.

   [ting!]

   [proses selesai. Pemindaian di mulai!]

   Suara itu kembali muncul di kepalanya. Dia mulai terengah, masih kesulitan bernapas. Kepalanya berdenging dan sinar matanya meredup.

   [ting!]

   [mendapati tubuh Host terluka dan lemah, memulai penyembuhan menyeluruh!]

   Suara itu masih tak berhenti, tapi dia sudah tak tahan. Tubuhnya kembali tergeletak di tanah dan kesadarannya mulai menurun.

   Cahaya biru lembut muncul di udara dan menyelimuti seluruh tubuhnya. Cahaya itu meregenerasi seluruh sel yang ada.

   Dia merasakan hangat yang menenangkan menyelimuti tubuhnya, menggantikan rasa sakit yang ada. Tak sempat menikmati perasaan itu, kegelapan lebih dulu mengambil kesadarannya.

   [ting!]

   [proses penyembuhan selesai]

   [ting!]

   [proses pemindaian selesai. Salam kenal Host, saya adalah sistem yang tercipta atas permohonan dari hati yang tulus! Mulai sekarang sistem akan menemani Host menjalani kehidupan dengan baik dan penuh keberuntungan!]

                                                

Prolog end.

Fia_armh

AtharezaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang