05 - Benci

93 16 0
                                    

"--won!"

"--Jungwon!

"--bangun, Jungwon!"

"HEI JUNGWON!"

Jungwon membuka matanya terkejut ketika samar-samar mendengar seseorang berteriak. Ia segera memperhatikan sekeliling. Matanya membulat ketika mendapati sosok kakak yang selama ini ia cari.

"Kak Sunoo..."

Sunoo langsung memeluk sang adik yang kini menangis tersedu. Ia sungguh merasakan sakit di dadanya ketika melihat keadaan Jungwon. Jungwon tampak lebih kurus dari biasanya. Pipinya pun perlahan mulai terlihat tirus.

"Jungwon, bagaimana kau bisa sampai disini?" tanya Sunoo khawatir.

Jungwon terdiam. Ingatannya kembali memutar kejadian sebelum dia pingsan, dimana ternyata Heeseung adalah anak buah dari musuhnya. Ia kembali menangis keras. Sungguh, dari semua hal yang ada di dunia, Jungwon paling membenci pengkhianatan.

"Hei, tenanglah. Kakak disini bersamamu," ucap Sunoo lembut.

Jungwon mulai tenang dan menghapus bekas air matanya. Ia menatap sang kakak dengan prihatin. Kakaknya tampak sangat kacau. Kantung mata hitam yang entah kapan muncul, bibir mulai pucat, mata berair serta rambut berantakan sudah cukup menjelaskan kondisi Sunoo.

Tatapan Jungwon beralih pada rantai yang mengikat lehernya dan juga leher sang kakak. Rantai itu terhubung dengan dinding ruangan ini. Ngomong-ngomong mereka sepertinya berada di ruang bawah tanah. Tempat itu sangat lembab dan tidak nyaman.

"Kak, apa yang sebenarnya terjadi...?" tanya Jungwon pelan.

"Ceritanya sangat panjang, Jungwon. Kakak bahkan tak mengerti mengapa kita bisa sampai di tempat yang lebih mengerikan dari penjara pemerintah," balas Sunoo.

Jungwon menangkup kedua pipi Sunoo.

"Apa yang dia lakukan pada kakak? Mengapa kakak tampak sangat berantakan?" tanya Jungwon khawatir.

Sunoo mengelus tangan Jungwon yang berada di pipinya.

"Aku baik-baik saja," balas Sunoo pelan.

"Kak, mengapa orang itu menginginkan kita?" tanya Jungwon lagi.

"Kau ingat obat yang terakhir kita kerjakan? Obat itulah yang dia inginkan. Kau sudah menyempurnakannya, bukan? Seharusnya kau tetap sembunyi," jelas Sunoo lirih.

Jungwon terdiam. Ia mengerti sekarang. Resep obat itu ada di tangannya. Karena itu dia juga ikut diburu.

"Lalu apa yang harus aku lakukan jika mereka memaksaku memberikan resepnya?" tanya Jungwon takut.

Sunoo menatap Jungwon begitu dalam.

"Lakukan apapun yang menurutmu benar,"

🧫

Tuk! Tuk! Tuk!

Heeseung mengetukkan jarinya pada meja. Ia sudah jengah menunggu seseorang yang tak segera datang. Hatinya masih merasa bersalah karena mengkhianati kepercayaan Jungwon kemarin. Tapi bagaimanapun, dia memang sudah berpihak pada Jay sejak awal.

"Menunggu lama?"

Heeseung mendengus pelan ketika orang yang ditunggunya telah tiba. Jay hanya terkekeh kecil melihat wajah masam Heeseung.

"Aku bahkan menunggu berjam-jam," ujar Heeseung kesal.

"Oh, ayolah! Kau hanya menunggu 30 menit. Jangan berlebihan," balas Jay.

Dangerous Siblings || Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang