02 - Hilang

98 19 0
                                    

"Kau yakin tidak salah membawa informasi, Niki?"

Jay tampaknya masih sedikit meragukan bocah yang menjadi bawahannya itu. NNiki memutar bola matanya malas. Sungguh, tidak bisakah atasannya itu mempercayainya sedikit saja? Memang sih, dia beberapa kali berbuat usil dan nyaris menggagalkan semua rencana Jay. Namun sejauh ini ia selalu bisa membereskannya. 

"Aku tidak bemain-main kali ini," ujar Niki serius. 

Jay hanya menghela nafas panjang. Jay sangat mengenal Niki sejak lama. Dan ia tahu kali ini Niki memang tidak main-main. 

"Jika memang begitu, lalu apa yang harus kita lakukan sekarang, Niki? Apa kau sudah memikirkan rencana apa yang akan kau jalankan?" tanya Jay menantang.

Niki terkekeh pelan.

"Aku tahu kakak pasti sudah sangat mengenalku. Aku tidak mungkin datang hanya dengan informasi tanpa rencana,"

🧪

Jake menguap lebar. Ia sangat lelah sekarang. Setelah masalah Sunoo selesai, Jungwon juga ikut merengek. Anak itu benar-benar seperti bocah. Jungwon mengeluh pusing setelah mengerjakan obat berbahaya itu sendirian. Ia tak bisa merepotkan Sunoo terus menerus. Akhirnya, dengan semangat dan tekad yang kuat,  Jungwon berhasil menyempurnakan obat tersebut. Jungwon segera mencatat resepnya dan mengamankan satu sampel obat yang telah sempurna.

Setelah menidurkan Jungwon, Jake segera membereskan barang-barang yang digunakan anak-anak untuk meneliti. Jake tak sengaja menatap sebuah kertas yang terselip di dalam buku. Ternyata, itu adalah buku harian Sunoo. Jake ingin membukanya, namun ia takut jika mengganggu privasi Sunoo. Sayangnya, rasa penasarannya itu tak bisa ditahan. Ia mengambil kertas itu perlahan. 

Ternyata kertas itu adalah sebuah surat. Jake mngerutkan dahinya. Siapa yang memberika surat pada Sunoo? Bukankah penjagaan mereka benar-benar ketat? Lalu siapa yang berhasil menyelipkan surat tersebut? Karena penasaran, Jake segera membuka surat itu. Matanya terbelak lebar ketika membacanya.

To : Kim Sunoo

Aku tahu kau membuat obat yang mampu menghentikan kinerja sel kekebalan tubuh. Aku tertarik dengannya. Aku harap kau bisa menemuiku. Aku tak menentukan kapan kita akan bertemu. Namun jika kau melebihi hari Selasa, maka aku anggap kau menolak pertemuan kita. Dan kau tahu apa yang akan terjadi? Ucapkan selamat tinggal pada adik kesayanganmu....

"Jika sekarang hari Selasa, maka..."

Jake tersentak dan segera memeriksa kamar Sunoo. Tubuhnya melemas ketika mendapati kamar itu kosong tanpa ada siapapun.

"Sunoo..."

🧫

"Pilihan yang bagus. Aku tidak mengira kau akan memenuhi undanganku,"

Jay tertawa lebar ketika melihat Sunoo berjalan sendirian mendekat. Sunoo menatap Jay dengan tajam. Ia datang kemari agar orang-orang ini tidak melibatkan Jungwon. Cukup dia saja yang berada dalam bahaya, jangan Jungwon juga. 

"Apa yang sebenarnya kau inginkan? Kau tahu jika obat itu belum sempurna," ujar Sunoo kesal.

"Benarkah? Apakah obat itu masih jauh dari kata sempurna?" tanya Jay tajam.

Sunoo terdiam. Ia sempat mengintip Jungwon yang menyelesaikan obat itu. Sayangnya, ia tak tahu bagaimana resep lengkapnya. Hanya Jungwon yang tahu. Hanya Jungwon yang bisa menciptakan obat itu secara sempurna. 

"Aku tidak tahu..." ujar Sunoo lirih.

Jay mendekat ke arah Sunoo. Secara refleks, Sunoo bergerak mundur. Namun langkahnya terhenti ketika ia merasa menabrak seseorang di belakangnya. Ia berbalik dengan cepat dan mendapati seorang pemuda tinggi tengah memegang segelas air dan sebuah pil. 

Dangerous Siblings || Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang