06 - Berpisah

100 20 0
                                    

Sunoo memandang tanah dengan tatapan kosong. Setelah ia berhenti menangis meraung-raung, ia hanya diam tanpa mengatakan sepatah katapun. Niki menghela nafas melihatnya.

"Bodoh. Kekanakan sekali," ujar Niki jengah.

Sunoo hanya mengabaikan meskipun tahu bahwa ucapan Niki itu ditujukkan untuknya. Pikirannya terus fokus pada Jungwon. Ah, apa yang dilakukan pria brengsek itu pada adiknya? Apakah Jungwon akan baik-baik saja?

"Sebaiknya kau segera makan. Adikmu tidak akan senang jika melihatmu seperti ini," kata Niki.

Sunoo melirik makanan yang diantarkan oleh seorang wanita suruhan Niki. Ia hanya menatap dengan tatapan tak tertarik. Niki kembali menghela nafas, tak tahu harus bagaimana lagi agar Sunoo tidak murung.

Niki mengambil piring makanan Sunoo. Sunoo bergerak mundur ketika melihat Niki yang mulai mendekat. Niki menyuap satu sendok makanan itu, kemudian menarik dagu Sunoo untuk mentransferkan makanannya.

"Mmhh!"

Sunoo nyaris tersedak karena Niki yang begitu kasar. Niki memastikan Sunoo menelan habis makanannya. Mata Sunoo tampak berkaca-kaca. Namun Niki tak mempedulikannya.

"Cepat makan atau aku yang akan membuatmu menghabiskan makanan ini dengan paksa!" ancam Niki.

Sunoo mendengus pelan mendengarnya. Ia segera merebut piring makanan itu dari tangan Niki dan menyuapnya sendiri.

"Dasar manusia kurang ajar!"

⚗️

Jungwon mengusap bulir keringat yang ada di pelipisnya. Setelah berkutat dengan pekerjaannya, ia berhasil menciptakan obat yang sama dengan sempurna. Beruntung otak cerdasnya sangat membantu semua ini.

"Sepertinya kecerdasanmu memang tak diragukan,"

Jungwon tersentak ketika mendengar suara seseorang. Ia mengenal suara itu. Itu bukan Jay, melainkan...

"Kak Heeseung,"

Jungwon menundukkan kepalanya. Tak bisa dipungkiri bahwa rasa kecewa masih menyeruak di hatinya. Heeseung hanya menatapnya dalam diam. Jungwon sempat melirik wajah Heeseung. Tak ada senyum ramah yang Heeseung tunjukkan ketika pertama kali bertemu dengan Jungwon. Itu semakin membuat hatinya terasa sakit.

"Kau boleh membenciku, Jungwon. Tapi jangan sampai kau membenci takdir ataupun dirimu sendiri," ucap Heeseung pelan.

Jungwon mengepalkan tangannya dengan erat. Mana mungkin ia bisa tak membenci Heeseung. Entah mengapa rasa bencinya pada Heeseung lebih besar dibandingkan pada Jay. Heeseung telah melakukan sesuatu yang membuatnya benar-benar merasakan sesak di dada.

"Kakak sendiri yang membuatku membenci kakak," lirih Jungwon disertai isakan kecil.

Heeseung menghela nafas panjang.

"Jika memang sudah saatnya, kau akan mengerti mengapa aku melakukan semua ini,"

🧪

Sunoo masih terlihat murung di dalam ruangan tadi. Ia sendirian, karena Niki keluar setelah memastikan makanan Sunoo habis. Tangan kecilnya bergerak membentuk pola acak di atas pijakannya. Namun, kegiatannya terhenti ketika mendengar suara ribut dari luar.

Brak!

"Akh!"

Jay masuk dan mendorong Jungwon dengan kasar. Sunoo segera mendekap Jungwon yang menangis keras. Kakak beradik itu saling bertemu pandang, sama-sama prihatin dengan kondisi satu sama lain.

Dangerous Siblings || Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang