07 - Epilog

118 19 0
                                    

"Katakan dimana mereka semua!"

Bugh!

Pukulan kuat melayang tepat di wajahnya. Namun, hal itu tak membuat Heeseung mengatakan keberadaan rekan-rekannya. Ia hanya tersenyum tipis.

"Bahkan dengan cara apapun, aku tak akan pernah mengatakannya. Jadi lebih baik kalian menyerah saja," ujar Heeseung.

3 tahun telah berlalu, tapi pihak pemerintah dan kepolisian masih saja mencari Sunoo dan Jungwon. Heeseung ditahan karena terbukti menjadi kaki tangan Jay. Ia juga terus dipaksa untuk mengatakan dimana tempat persembunyian Jay. Namun, ia tetap bungkam hingga saat ini.

"Katakan padaku! Jika tidak-"

"Jika tidak mengapa? Kau akan membunuhku? Bunuh saja. Kau ingin mencari kerabatku? Cari saja hingga kau menyerah. Kau tak bisa mengancamku," ujar Heeseung kelewat santai.

Polisi itu mengepalkan tangannya dengan erat. Satu lagi pukulan menghantam wajah Heeseung.

"Sialan! Tidak bisakah kau mempermudah pekerjaanku?!" seru polisi itu.

Heeseung tertawa remeh.

"Apa untungnya buatku?" balasnya.

"Kau!-"

Dor!

Suara tembakan menggema dengan keras. Heeseung diam-diam menyeringai tipis. Sedangkan para polisi itu terlihat panik dan mencari asal tembakan tadi.

Brak!

Pintu didobrak keras dan tiga orang dengan pakaian serba hitam masuk ke dalam. Tiga orang itu menggunakan masker untuk menutup wajah mereka. Para polisi kalang kabut melihatnya. Namun, dengan cepat tiga orang itu menghabisi nyawa semua polisi disana.

Heeseung menghela nafas lega. Akhirnya setelah penantian panjang, ia akan bebas dari tempat ini.

"Lama sekali. Bahkan 3 tahun sudah berlalu," cibir Heeseung.

"Kak Heeseung!"

Heeseung terkejut karena salah satu dari tiga orang itu adalah Jungwon. Dia tidak heran jika itu Jay, Jake ataupun Sunghoon. Tapi ini Jungwon?! Bagaimana bisa anak manis yang tak tahu apa-apa berubah menjadi seorang pembunuh berdarah dingin seperti tadi?!

Jungwon menghambur ke dalam pelukan Heeseung. Heeseung tersenyum lembut dan membalas pelukan Jungwon. Ia bisa merasakan Jungwon terisak di dalam pelukannya.

"Hei, mengapa kau menangis? Aku sudah baik-baik saja," ucap Heeseung lembut.

"Hiks-Maaf karena kita t-terlalu lama, hiks. A-aku juga minta maaf k-karena membenci Kak Heeseung, hiks-" tangis Jungwon.

Heeseung tertawa pelan mendengarnya.

"Tidak apa-apa. Bukankah aku sudah bilang? Jika memang telah tiba saatnya, kau akan mengerti semuanya," balas Heeseung.

Jay bergerak menghampiri Heeseung dan Jungwon.

"Aku bersyukur karena mereka tidak membunuhmu. Jadi, aku bisa menepati janjiku pada Jungwon," ucap Jay.

Heeseung mengangguk dan tersenyum.

"Hei, nanti saja melepas rindunya! Kita tidak bisa berlama-lama di tempat ini!"

Suara dari ponsel Sunghoon menarik perhatian semua orang. Itu suara Niki. Heeseung menatap Jay dengan penuh tanya.

"Jake, Niki dan Sunoo menunggu di helikopter. Niki yang mengemudikannya, sedangkan Jake dan Sunoo memantau keadaan," jelas Jay.

Heeseung mengangguk paham.

"Sebaiknya kita tak membiarkan mereka menunggu. Ayo kita pergi!"

🧫

End

(431 word)

Oh my God! Nggak nyangka aku bisa namatin satu cerita lagi walaupun cuma short story, wkwkwk. Walaupun cerita ini tamat, aku masih punya stok ide lagi kok buat cerita lainnya. Jadi jangan lupa buat baca semu story-ku yaa.

See you next time 👋

Dangerous Siblings || Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang