epilog.

1.4K 33 0
                                    

Alooo haii!!

Kita jumpa lagiii di epilog atau ini juga bisa menceritakan tentang adijah dan shaka yang terakhur kalinya...

°°°

" UMIII!!" Teriak seorang balita berumur tiga tahun dengan kulit putih susu dan mata bulatnya menatap jengkel sang abang.

Khumaira Al zahnia, seorang balita yang di miliki oleh shaka dan adijah. Khumaira atau humaira dia adalah anak yang amat menggemaskan. Apalagi, pipinya chubby mampu membuat semua orang gemas akannya.

"Iss.. Abbangg ahatt!!" Pekik khumaira saat mainan nya di ambil oleh anak lelaki  berumur lima tahun. Ia hanya terkekeh singkat lalu memberikan mainan tersebut kepada adiknya.

Khanzana Abriham musyirin, sosok anak pertama dari shaka dan adijah. Khanza berupakan anak yang sangat dingin dan tidak tersentuh persis seperti abinya- shaka. Tetapi, sikapnya berubah saat bersama adik dan Uminya. Ia menjadi manja. Khanza juga anak yang bisa di sebut sempurna apa lagi dengan alis tebal dan kulit yang kuning langsat membuat kesal manisnya.

" Khanza, jangan di ngangu dedeknya." Tegus adijah lembut membuat khanza cemberut

"Aku cuma mau main, umi.. Adik aja yang pelit.." Aduhnya membuat sang adik khumaira mendelik tak terima.

"Maila, ndak peliyy abbang aya ndak minta cama maila." Kesal khumaira menatap abangnya permusuhan

Adijah menghela napas gusar, bergini lah jika kedua anak nya beramtem. Kadang juga damai kadang ribut banget. Adijah di buat kewalahan menghadapi mereka.

Adijah memijat pelipisnya pusing, khanza yang peka pun, mendekati Uminya memengang pundak sang Umi.

"Umi kenapa? Sakit yah? Maafin khanza. Khanza yang salah umi." Tunduknya membuat adijah mengelus pelan rambut khanza.

"Ngak, kok. Umi lagi capek aja.. " ujar adijah tersenyum hangat

khumaira menatap ke arah abangnya, " inii cemua kalna abann, umi cape kalna abanng." regutnya kesal seraya menunjuk-nunjuk ke arah abangnya.

khanza yang tak terima pun mendelik kesal ke arah adiknya. " lahh kok, salah abang sih?!"geramnya hingga perdebatan pun terjadi.

"Aduhhh... udah dong sayang berantemnya." pekik adijah melerai pertengkaran kedua anaknya.

Ting.. tongg..

Suara bel berbunyi mengalihkan atensi ke dua anak berbeda ngere tersebut. khanza dengan cepat berlari ke arah pintu sedangkan, khumaira meneriaki abangnya sebab masih kesal.

"ABANGG KHACAA..!!!"

Seakan tuli, khanza terus berlari menuju pintu utama untuk yang ia yakini itu abinya- shaka. khumaira tidak tinggal diam ia segera menyusul abangnya itu.

" dua anak itu ada-ada ajaa " geleng adijah melihat tingkah laku anak-anaknya.

cheklek.

"ABIIII SHAKAA.. PULANGGG!!"

Teriak Khumaira hingga adijah pun bisa mendengarnya. Ia sudah menduganya dan mungkin hampir setiapa hari rutinasi itu tak henti yang di lakukan oleh khumaira, adijah hanya memaklumi anak nya itu.

"Assalamu'alaikum.. Anak-anaknya abiii!" Salam shaka lalu memasuki rumahnya.

Khumaira dan khansa mendekat, ia menyalim tangan shaka. " Waalikum salam abii," Balasnya kompak

Shaka tersenyum lebar, kedua anaknya ini sudah seperti separuh hatinya. Tentunya separuhnya milik adijahnya.

"Abii.. Ayoo maenn cama maila!!" Ajak khumaira dengan wajah berbinar seraya menarik tangan abinya.

Adijah datang dari arah dapur ia lantas menyalimi tangan suaminya, shaka. Sedangkan shaka membalas dengan sebuah kecupan di pucuk kepala adijah.

" Khumaira, abi baru pulang dari kerja jadi abi mau istirahat dulu yah sentar aja yahh nak." Ujar shaka mengelus rambut hitam lebat anaknya.

Adijah tersenyum tipis, karna melihat wajah sang anak murung.

Khansa si anak peka pun, mendekati adiknya lalu merangkulnya. "Maira main sama abang aja yuk.. Kita main rumah-rumahan di kamar abang." Ajak khansa semangat. Khumaira nampak tertarik akan hal itu.

"Mauuu bangg!!"

Mereka pun, berlari menuju arah kamar khanza meninggalkan sedua pasangan yang kini melihat kepergian sang anak.

" Mereka nampak sangat bahagia.." Shaka mengangguk menyutujui apa yang di katakan adijah.

Shaka mendekat lalu merangkul bahu sang istri, " Semoga Allah terus memberikan kita kebahagiaan Dunia maupun di akhirat. Aaminn.."

"Dengan mu aku menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya."

" Dan denganmu kita akan menua bersama hingga ajal menjemput kelak,"

Mereka mendekat ke arah kamar khasa melihat interaksi kedua anak tersebut. Nampak sangat bahagia. Melihat mereka tersenyum kedua otang tua itu juga terasa nyaman.

"Semuanya, pasti Akan indah pada waktunya."

°°°

Alhamdulillah.. Finally chapter udah selesai betul walaupun partnya pendek ini cuma menceritakan anak-anaknya shaka dan adijah.. Semoga kalian sukaaa.. Thanks youu so muchh yang sudahh baca cerita ini mulai dari awal hingga akhir.. I love you so muchh buat kalian..💟💟

Assalamu'alaikum.. Saya pamitt undur diri
Semoga kita bertemu di cerita selanjutnya....🙏🙏👋

Masyaallah, Suami! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang