6

928 123 9
                                    

"Cium aku," ucap Hanbin.

"Apa?!" Pekik Zhang Hao.

"Kenapa? Kau tidak mau? Katanya kau pria sejati tanpa bahan cam—

Hanbin terdiam begitu Zhang Hao mengecup bibirnya sekilas dan sangat cepat, Hanbin menyentuh bibirnya sendiri yang baru di kecup Zhang Hao, dia pikir Zhang Hao tidak akan mungkin melakukannya.

"A—aku masuk dulu," Zhang Hao langsung pamit dan masuk ke kamarnya, meninggalkan Hanbin yang masih terdiam di tempatnya.

Zhang Hao terdiam di balik pintu kamarnya dengan satu tangan menyentuh dadanya.

"Ada apa denganku?" Ucapnya begitu merasakan degup jantungnya menjadi tidak normal setelah mencium bibir Hanbin.

.
.
.

Zhang Hao keluar dari kamarnya begitu mencium bau gosong, dia langsung lari ke dapur dan menemukan Hanbin yang sedang membuang telur gosong dari wajan ke tempat sampah.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Zhang Hao yang sepertinya mengejutkan teman sekamarnya itu.

Zhang Hao menghampiri Hanbin dan melihat sekitar dapur yang berantakan dengan kulit telur berserakan dimana-mana.

"Awalnya aku mau buat telur mata sapi untukmu tapi aku menghanguskannya." Balas Hanbin.

"Biar aku yang buat, kau tunggu saja di meja."

"Kau tidak akan bisa membuatnya."

"Kau meragukan aku? Sepertinya kau lupa kalau aku seorang chef handal di kamar ini, kalau cuma membuat telur mata sapi itu kecil bagiku." Ucap Zhang Hao membanggakan dirinya sendiri yang pintar masak sejak kecil.

"Bukan itu maksudku, aku sudah menghabiskan semua telur yang ada di kulkas."

"Apa?!" Pekik Zhang Hao yang langsung membuka kulkas dan tidak menemukan satu butir telur pun di sana.

"Kau menghabiskan persediaan telur kita hanya untuk membuat telur mata sapi? Astaga Hanbin, kalau tidak pandai masak seharusnya kau diam, biarkan aku saja yang masak!" Seru Zhang Hao.

"Kenapa kau jadi marah-marah seperti ini?! Niat ku kan baik!" Sungut Hanbin tidak terima.

"Aku hargai niat baikmu Hanbin, tapi sekarang kau lihat hasilnya. Aku yakin kalau aku terlambat datang kau pasti sudah membakar dapur ini."

"Kau marah seperti ini hanya karena telur? Aku bisa menggantinya besok!"

Hanbin langsung melempar wajan ke tempat sampah dan meninggalkan Zhang Hao begitu saja dengan rasa kesalnya.

Kenapa Zhang Hao bisa semarah itu hanya karena telur? Haruskah Hanbin memasukan Zhang Hao kedalam blacklist nya? Tapi sepertinya tidak, mana tega Hanbin membunuh Zhang Hao.

Zhang Hao menghela nafasnya dan membersihkan dapur yang berantakan karena ulah Hanbin.

"Sepertinya aku berlebihan," ucapnya sambil menengok isi kulkas, melihat bahan makanan yang masih tersisa di sana.

"Apa enak makan ramen tanpa telur?" Gumam Zhang Hao yang hanya menemukan ramen yang tergeletak di atas meja.



Tokk... Tokkk....

"Hanbin cepat buka, aku bawa ramen untukmu." Seru Zhang Hao di depan pintu kamar Hanbin, bahkan Zhang Hao mengetuk pintu itu pakai kepalanya karena kedua tangannya memegang nampan yang berisikan dua mangkuk ramen dan dua gelas air putih.

"AKU TIDAK MAU!" Teriak Hanbin dari dalam kamar.

"Jangan seperti anak kecil Hanbin, cepat buka sebelum aku mendobrak pintu kamarmu!"

"Dobrak saja, kau tidak akan kuat, tenaga mu tidak ada bedanya dengan anak gadis." Tantang Hanbin meremehkan Zhang Hao.

Zhang Hao menghela nafasnya, rasanya percuma debat dengan Hanbin yang ada nanti Hanbin tidak akan keluar dari kamarnya.

"Hanbin cepat keluar dan habiskan ramen mu." Ucap Zhang Hao melunak.

"Tidak mau!"

"Baiklah kalau kau tidak mau, aku akan menghabiskan ramen ini dengan Jeonghyeon."

Zhang Hao sudah mau pergi tapi suara pintu kamar Hanbin menghentikannya.

"Masuklah," ucap Hanbin dan dapat anggukkan dari Zhang Hao.

Zhang Hao langsung masuk ke kamar Hanbin dengan senyumnya.

Ini pertama kalinya Zhang Hao masuk ke kamar Hanbin, Zhang Hao pikir kamarnya akan berantakan tapi kenyataannya kamar Hanbin sangat rapih dan bersih bahkan mengalahkan kamarnya.

"Kamarmu sangat nyaman." Ucap Zhang Hao.

"Duduk lah di bawah, aku mau ambil meja lipat dulu."

Hanbin mengeluarkan meja lipat dari bawah tempat tidurnya dan langsung memasangnya.

Zhang Hao meletakan ramen yang dia bawa ke atas meja.

"Cepat makan, ramen nya sudah dingin." Ucapnya dan langsung melahap ramen yang sudah sedikit dingin.

Mata Hanbin tidak terlepas dari bibir tebal Zhang Hao yang sedang sibuk mengunyah ramen, setiap kali Hanbin melihatnya dia jadi teringat tadi siang, bibir itu pernah mengecup bibirnya dengan lembut, Hanbin mau merasakannya lagi.

"Jangan terus menatapku kau tidak akan kenyang." Ucap Zhang Hao yang risih terus di tatap Hanbin.

Zhang Hao mau melahap ramen nya lagi tapi tangannya di tahan Hanbin.

"Ha—hanbin kau mau apa?" Tanya Zhang Hao sedikit panik begitu Hanbin menggenggam tangannya dan mencondongkan tubuhnya kearahnya.

Chup~

Zhang Hao membulatkan matanya begitu bibitnya di kecup Hanbin, apa Hanbin baru saja menciumnya?

Hanbin mengusap bibir bawah Zhang Hao menggunakan ibu jarinya.

"Jangan melamun nanti ramen mu dingin." Ucap Hanbin santai seperti tidak terjadi apapun.

"Hanbin kau.." Zhang Hao menggantungkan ucapannya sambil menyentuh bibirnya yang baru saja di cium Hanbin.

"Kau mencium ku?" Sambungnya setelah menetralkan detak jantungnya yang kumat lagi.

"Lalu?" Balas Hanbin seperti orang yang tidak bersalah.

"Apa maksudmu?"

"Kau tahu bukan kalau aku tertarik padamu?"

"Jadi itu benar? Kupikir hanya bercanda."

"Aku tidak bercanda, bagaimana kalau kita berkencan?"

"Apa?!"

"Telingamu masih berfungsi dengan baik Zhang Hao, kau bisa mendengar jelas perkataan ku."

"Bukan itu maksudku.. sudah lah lupakan saja." Zhang Hao berdiri dari tempatnya dan langsung keluar dari kamar Hanbin.

"Zhang Hao bagaimana dengan tawaranku?!"

Hanbin langsung mengejar Zhang Hao tapi sialnya pria itu langsung masuk ke kamarnya dan mengunci pintunya.

"Aku anggap jawabanmu iya Zhang Hao," ucap Hanbin di depan pintu, dia yakin Zhang Hao pasti mendengarnya.

TBC

My Roommate Is Psychopath  || Hanbin x Zhang HaoWhere stories live. Discover now