13

614 63 8
                                    

"Zhang Hao apa kau sudah tidur?" Tanya Hanbin.

Hanbin dan Zhang Hao sedang berbaring di satu tempat tidur dengan berbagi selimut tapi mereka saling memunggungi.

"Belum," jawab Zhang Hao sambil menarik selimutnya sebatas leher, entah kenapa malam ini sangat dingin.

"Zhang Hao," panggil Hanbin lagi.

"Hmm.."

"Tidak bisakah kau menerima perasaanku? Aku sangat tulus bahkan aku tidak pernah mencintai orang sedalam ini." Ucap Hanbin tapi tidak lagi dapat jawaban dari Zhang Hao.

Hanbin berbalik menghadap punggung Zhang Hao, dia lebih mendekat lagi lalu memeluknya dari belakang.

"Aku tahu kau belum tidur, jadi jawablah."

Zhang Hao masih memejamkan matanya, berpura-pura tidur. Zhang Hao sendiri tidak tahu harus menjawab apa, sampai tubuhnya di paksa berbalik oleh Hanbin.

Meskipun sudah berhadapan tapi Zhang Hao belum berani membuka matanya, ia merasakan bibirnya di sentuh oleh sesuatu yang lembut yang membuat Zhang Hao membuka matanya perlahan dan mendapati Hanbin yang sedang menciumnya.

Mata Hanbin terpejam, Zhang Hao merasakan bibir Hanbin mulai bergerak, menghisap lembut bibir bawah dan atasnya secara bergantian.

Zhang Hao hanya diam saja tidak membalasnya, dia terlalu sibuk dengan pikirannya sampai mata Hanbin terbuka dan berhenti menciumnya. Ibu jari Hanbin mengusap bibir Zhang Hao yang sedikit basah karena ciuman sepihaknya.

"Jadilah milikku," ucap Hanbin dengan menatap dalam kedua manik Zhang Hao.

"Aku tidak tahu, aku masih ragu dengan perasaanku." Jawab Zhang Hao.

"Ragu dengan perasan mu?" Ulang Hanbin.

Zhang Hao menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Apa yang kau rasakan saat di samping Wonyoung?"

Zhang Hao sedikit terkejut tiba-tiba Hanbin bertanya seperti itu, "disamping Wonyoung?"

"Ya."

"Ada sedikit rasa nyaman dan setiap kali melihat wajah cantiknya membuatku senang."

"lalu bagaimana denganku? Apa yang kau rasakan saat di sampingku?"

"hmmm.." Zhang Hao tampak berpikir, kenapa pertanyaan ini jadi lebih sulit? Bukan kah pertanyaan nya sama saja?

"kenapa diam? Apa kau tidak merasakan apapun di sampingku?"

"bu—bukan begitu, aku bingung harus mulai dari mana karena terlalu banyak yang aku rasakan saat di sampingmu."

"Bagaimana dengan ini?" Hanbin langsung menarik tubuh Zhang Hao kedalam pelukannya lalu mengecup bibir cherry Zhang Hao cepat.

"Apa yang kau rasakan?"

Bukan menjawab Zhang Hao malah meraih tangan Hanbin yang melingkar di pinggangnya lalu menuntunnya ke dadanya.

"Kau bisa merasakan detak jantung ku?" Tanya Zhang Hao, Hanbin merasakan detak jantung Zhang Hao lebih cepat seperti habis lari maraton.

"Detak jantungku jadi tidak normal setiap kali kau menyentuhku, bukan hanya itu tapi setiap perhatian yang kau berikan membuatku merasakan sesuatu yang belum pernah aku rasakan. Bahkan aku tidak tahu apa rasa itu." Tutur Zhang Hao panjang lebar.

Hanbin tersenyum mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Zhang Hao.

"Kau mau tau apa rasa itu?" Tanya Hanbin dan mendapat anggukkan kecil dari Zhang Hao.

"Itu rasa yang sama seperti apa yang aku rasakan, awalnya aku pikir aku punya kelainan jantung tapi pada akhirnya aku sadar kalau aku telah jatuh cinta padamu."

"Jadi maksudmu aku mencintaimu?"

"Ya, kau menyukaiku bukan Wonyoung. Kau hanya mengagumi kecantikan wanita itu saja, kau nyaman dengan sikap baikku, kau mencintaiku bukan mencintai Wonyoung, kau harus jadi milikku bukan milik Wonyoung, kau di ciptakan untukku bukan untuk Wonyoung, kau takdir ku bukan takdir Won—

Zhang Hao membungkam mulut Hanbin dengan bibirnya, hanya sekedar menempel lalu di lepas begitu saja.

"Kau terlalu banyak bicara aku jadi ngantuk," ucapnya lalu berbalik kembali memunggungi Hanbin.

"Jangan tidur dulu Zhang Hao, bagaimana denganku?" Tanya Hanbin sambil menggoyangkan bahu Zhang Hao.

"Aku mau Hanbin, aku mau jadi kekasihmu." Jawab Zhang Hao tanpa berbalik dan langsung menarik selimutnya untuk menutupi wajahnya yang memerah.

"Kau serius? Zhang Hao kau serius dengan ucapanmu?"

Zhang Hao membuka selimutnya lalu berbalik, "aku serius dan sekarang aku mau tidur, ini sudah lewat tengah malam Hanbin!"

Satu tangan Hanbin menyusup masuk ke belakang leher Zhang Hao menjadikannya bantalan untuk Zhang Hao, lalu tangan satunya merangkul pinggang ramping Zhang Hao.

"Aku mau tidur sambil memeluk kekasihku," bisik Hanbin di telinga Zhang Hao.


.

.

.


Zhang Hao meraba tempat di sampingnya yang semalam di tempati Hanbin, matanya langsung terbuka begitu tempat di sebelahnya kosong.

"Hanbin kau dimana?" Tanya Zhang Hao setengah sadar dari rasa kantuknya.

Cklekk..

Pintu kamar mandi terbuka dan keluarlah Hanbin dari sana dengan handuk yang melilit di pinggangnya dan handuk kecil untuk mengeringkan rambut basahnya.

"Sudah bangun?" Tanya Hanbin dan cuma dapat anggukkan kecil dari Zhang Hao yang wajahnya sudah semerah tomat.

Astaga kenapa pemandangan di pagi harinya sangat indah? Mata Zhang Hao tidak bisa terlepas dari tubuh telanjang Hanbin, ingin sekali Zhang Hao menyentuh otot perutnya. Sialan kenapa dia jadi mesum seperti ini?!

Hanbin hanya tersenyum melihat kekasihnya yang sangat menggemaskan di pagi hari, dia langsung naik ke atas tempat tidur dan mengunci tubuh Zhang Hao di bawah tubuhnya.

Hanbin menatap intens wajah kekasihnya, kenapa dia sangat sempurna? Zhang Hao sangat sempurna di mata Hanbin.

"Hanbin air di rambutmu menetes ke wajahku!" Protes Zhang Hao yang wajahnya ketetesan air dari rambut Hanbin.

"Bantu aku mengeringkannya," pinta Hanbin.

"Kalau begitu menyingkir dari atasku kau berat!" Ucap Zhang Hao sambil berusaha menyingkirkan Hanbin dari atas tubuhnya.

"Beri aku morning kiss setelah itu aku akan menyingkir."

Zhang Hao langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya seraya menggelengkan kepala, itu terlihat sangat menggemaskan di mata Hanbin.

"Aku belum mandi," tolak Zhang Hao.

"Itu tidak masalah, cepat."

Chup~

Zhang Hao mengecup bibir Hanbin cepat, "menyingkir lah aku susah mencium mu."

"Aku tidak mau seperti itu, aku mau ada sedikit lumatan di bibirku."

"Hanbin kau horny?" Tanya Zhang Hao dengan polosnya begitu merasakan sesuatu yang keras menekan bagian bawahnya.

"Sepertinya begitu," jawab Hanbin seraya melirik selangkangannya, ada gundukan besar di sana.

"Mau bantu aku sebentar?" Tanya Hanbin yang kembali menatap Zhang Hao.

"Bantu?"

Hanbin mengangguk, "tolong tidurkan sesuatu yang keras di bawah sana." Bisiknya.

Zhang Hao terbelalak mendengarnya, dia langsung mendorong tubuh Hanbin dari atas tubuhnya sampai tubuh Hanbin jatuh ke sampingnya.

"Maaf Hanbin aku harus mandi!" Zhang Hao langsung lari masuk ke kamar mandi sebelum Hanbin benar-benar menerkamnya.

TBC 

My Roommate Is Psychopath  || Hanbin x Zhang HaoWhere stories live. Discover now