12

738 79 13
                                    


"kalau bagian itu kau bisa membersihkannya sendiri," ucap Zhang Hao sambil melemparkan handuk basah tepat ke wajah Hanbin.

"Kalau menolong itu jangan setengah-setengah," Hanbin langsung menyingkirkan handuk basah itu dari wajahnya dan melemparnya asal.

"Bukannya hari ini kau mau pulang? Kenapa masih di sini?"

"Mungkin besok," balas Zhang Hao. "Kau sendiri?"

"Aku tidak pulang," jawab Hanbin sambil memakai kembali bajunya.

"Kenapa?"

"Percuma orang tuaku tidak mungkin ada di rumah."

"Memangnya kemana kedua orang tuamu?"

"Bukan urusanmu," jawab Hanbin ketus.

"Jadi selama libur kau hanya di asrama?" Tanya Zhang Hao lagi dan mendapat anggukkan dari Hanbin.

Zhang Hao jadi berpikir, apa dia harus meninggalkan Hanbin sendiri di asrama? Zhang Hao takut kalau nanti Hanbin melukai dirinya lagi, tapi Zhang Hao tidak mungkin menghabiskan waktu liburnya di asrama. Lagipula Zhang Hao sudah janji pada mamanya akan pulang atau bagaimana kalau Hanbin ikut dengannya saja? Dengan begitu Zhang Hao tidak perlu mengkhawatirkannya lagi.

"Daripada kau sendiri di asrama ini bagaimana kalau kau ikut saja denganku?"

"Ikut denganmu?"

Zhang Hao mengangguk, "ikut ke rumahku."

Hanbin tampak berpikir dan dia langsung mengangguk. "Oke aku setuju."

"Kalau begitu kemasih kebutuhan yang mau kau bawa, besok pagi kita berangkat."

"Baiklah."

.
.
.
.
.

"Hao berapa jauh lagi aku harus berjalan kaki seperti ini? Aku sudah sangat lelah." Hanbin terus mengeluh, sudah hampir setengah jam dia berjalan sejak turun dari bus.

"Sebentar lagi, siapa suruh bawa barang banyak." Balas Zhang Hao.

"Tiga puluh menit yang lalu pun kau bilang begitu tapi sampai sekarang kita belum sampai juga."

"Kita sudah sampai!" Seru Zhang Hao senang, "itu rumahku." Sambungnya sambil menunjuk rumah sederhana dengan tembok warna putih bersih.

Zhang Hao berlari kecil ke rumahnya dan di ikuti oleh Hanbin yang masih setia mengekor di belakang pria manis itu.

Zhang Hao menekan bel rumahnya beberapa kali sampai gerbang besar itu terbuka dengan sendirinya.

"Mama Zhang Hao pulang!" Seru Zhang Hao begitu melihat seorang wanita yang masih terlihat cantik di usia yang sudah tidak muda lagi.

Zhang Hao langsung menghampiri wanita itu dan memeluknya dengan erat.

Kyulkyung langsung membalas memeluk tubuh anaknya tidak kalah erat, "akhirnya anak mama pulang juga, mama sangat merindukanmu." Ucapnya lalu mengecup kening anaknya.

"Kamu jalan kaki dari halte bus?" Tanyanya dan dapat anggukan dari Zhang Hao.

"Astaga kan sudah mama bilang telepon mama kalau sudah sampai, biar mama jemput."

"Tunggu dulu," ucap Hanbin yang sedari tadi hanya jadi penonton. "Tadi kata Zhang Hao kendaraan tidak bisa masuk ke dalam."

"Dia siapa sayang?" Tanya Kyulkyung.

"Dia Hanbin mah teman sekamar Hao."

"Astaga Hanbin pasti kamu dikerjai Hao, dia memang suka berjalan kaki di bandingkan naik mobil."

Hanbin mendelik pada Zhang Hao tapi malah di balas cengiran bodoh khas Zhang Hao.

"Sebaiknya kalian masuk dan beristirahat ya, pasti sangat lelah." Kyulkyung pun membawa dua remaja itu masuk ke rumahnya.

"Hanbin kamu tidak keberatan kan kalau satu kamar denganku? Kamar di rumah ini sudah terisi penuh." Ucap Zhang Hao, saat ini mereka berdua sedang duduk di sofa menunggu Kyulkyung membuatkan minuman dan cemilan untuk mereka berdua.

"Memangnya di rumahmu ada berapa kamar?" Tanya Hanbin.

"Cuma dua sih, kamarku dan kamar orangtuaku. Kamu nggak mungkin kan tidur dengan orangtuaku? Nanti kamu mengganggu mereka buat adik untukku." Balas Zhang Hao dan tidak lama dari itu Kyulkyung datang dari dapur dengan membawa nampan besar di tangannya.

"Di minum dulu Hanbin," ucap Kyulkyung setelah menaruh apa yang dia bawa keatas meja lalu dia duduk di sebelah anaknya.

"Jadi Hanbin ini teman sekamar Zhang Hao?"

"Iya Tante," jawab Hanbin setelah minum jus mangga buatan calon mertuanya.

"Pasti Zhang Hao sering merepotkan mu ya?"

"Kata siapa?!" Sela Zhang Hao sebelum Hanbin menjawabnya.

"Ada juga Hanbin yang sering merepotkan ku, Hao berasa seperti pengasuh bayi besar setiap Hanbin sakit." Ucapnya menggebu-gebu sedangkan Hanbin hanya menunduk menahan malu.

"Benarkah?"

"Benar mah, Hanbin kalau sakit itu sangat rewel bahkan mengalahkan anak kecil, Hao harus menyuapinya karena dia nggak sanggup mengangkat sendoknya sendiri, bahkan Hao harus menci— mmmppphhhh!!"

Hanbin langsung membekap mulut Zhang Hao sebelum anak itu menyelesaikan perkataannya.

"Apa harus sedetail itu?" Bisik Hanbin dan langsung melepas bekapannya.

Kyulkyung hanya terkekeh melihat tingkah mereka berdua yang sangat menggemaskan menurutnya.

"Sepertinya kalian berdua sangat dekat ya?" Tanya Kyulkyung tiba-tiba.

"Sebenarnya lebih dari dekat sih Tante." Balas Hanbin.

"Maksudnya?"

"Mungkin bisa lebih dari teman dekat kalau Zhang Hao mau menerima saya sebagai pacarnya tapi sayangnya Zhang Hao menolak saya." Ucap Hanbin sambil melirik Zhang Hao yang mendelik kearahnya.

"Kenapa begitu Hao? Mama rasa Hanbin ini pria yang baik dan cukup tampan, bahkan mengalahkan ayahmu."

"Zhang Hao sudah menyukai orang lain Tante." Ucap Hanbin sebelum Zhang Hao menjawabnya.

"Benarkah? Siapa orang yang beruntung itu?"

"Adalah Tante dia sangat cantik," balas Hanbin tanpa memberikan Zhang Hao kesempatan untuk menjawab.

"Yahh.. sayang dong cowok setampan Hanbin ini di tolak, kalau kita seumuran mungkin mama nggak mungkin nolak Hanbin."

"Mama apaan sih genit banget nanti Hao aduin ke papa ya!"

"Anak perawan nya marah tuh Tante." Goda Hanbin.

"Iya, sepertinya cemburu." Sahut Kyulkyung.

Zhang Hao yang sudah kesal pun langsung pergi dari sana meninggalkan Hanbin bersama mamanya.

TBC

Maaf ya baru bisa update.. masih ada yg nungguin ceritanya kah?

My Roommate Is Psychopath  || Hanbin x Zhang HaoWhere stories live. Discover now