14

237 45 5
                                    

Seharusnya pagi ini mereka memulai hari dengan sarapan bersama apalagi hari ini hari spesial untuk Hanbin dan Zhang Hao, kenapa spesial? Karena hari ini hari pertama mereka jadi sepasang kekasih setelah semalam Hanbin berhasil menyakinkan hati Zhang Hao. Tapi salahkan saja mama Zhang Hao yang telat bangun dan sekarang dia sibuk di dapur untuk buat sarapan.

Zhang Hao jadi sedikit malu pada Hanbin karena tidak bisa jadi tuan rumah yang baik pada tamunya.

"Zhang Hao bisa bantu mama?" Panggil Kyulkyung dari dapur membuat anaknya langsung menghampirinya.

"Ada apa ma?"

"Ini," Kyulkyung memberikan Zhang Hao selembar kertas dan langsung di ambil sama anaknya. "itu daftar belanja, bisa bantu mama belanja di minimarket depan jalan?"

"Hao pikir mama sudah selesai masak," ucap Zhang Hao cemberut dan langsung keluar dari dapur.

"Mau kemana?" Tanya Hanbin begitu Zhang Hao melewatinya begitu saja.

"Aku mau ke minimarket sebentar," jawab Zhang Hao sambil buka pintu rumahnya.

"Tunggu aku ikut!" Seru Hanbin dan langsung lari kecil menghampiri Zhang Hao.

Zhang Hao berbalik dan mendapati Hanbin sudah berdiri di belakangnya, "tidak perlu sebaiknya kau tunggu di rumah saja."

"Kau itu pacar ku sekarang aku harus menjagamu."

"Berlebihan sekali, aku cuma ke minimarket bukan perang."

"Tidak ada penolakan, aku tetap ikut!"

Hanbin langsung menggenggam tangan Zhang Hao dan keluar dari rumah bersama, sedangkan Kyulkyung yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepala.

Perasaan baru semalam Kyulkyung menanyakan status mereka dan sekarang? Apa secepat itu mengganti status teman jadi pacar? Atau jangan-jangan besok status mereka sudah jadi sepasang pengantin.

"Sepertinya aku bakal betah tinggal di sini, udaranya sangat sejuk dan jauh dari jalan raya." Ucap Hanbin, karena udara semakin dingin Hanbin memasukan tangan Zhang Hao yang dia genggam ke saku jaketnya.

Zhang Hao yang dapat perlakuan manis dari Hanbin hanya diam saja menunduk, menyembunyikan wajahnya yang memerah.

"Zhang Hao," panggil Hanbin tiba-tiba yang buat Zhang Hao langsung menoleh padanya.

"Apa?"

"Aku cemburu."

"Hah? Kenapa tiba-tiba?"

"Aku cemburu dengan sendal jepit jelek mu itu, di sampingmu ini ada kekasihmu yang tampan tapi kau lebih tertarik menunduk melihat sendal jepit jelek itu. Kau tahu Zhang Hao? Aku sangat terhina, aku kalah dengan sendal jepit mu."

"Bukan begitu Hanbin, aku masih belum percaya saja."

Hanbin langsung menghentikan langkahnya begitu pun dengan Zhang Hao. "Tidak percaya dengan apa?"

"Kalau kita sekarang sepasang kekasih, aku tidak percaya kalau sekarang aku pacaran dengan teman sekamarku, aku tidak percaya kalau ternyata aku lebih tertarik denganmu dari pada Wonyoung."

"Itu namanya takdir, kau sudah ditakdirkan untukku. Takdir Zhang Hao itu Sung Hanbin bukan Wonyoung."

"Dan lagi-lagi kau sangat berlebihan, status kita hanya sepasang kekasih yang bisa kapan saja berpisah dan berakhir."

"Dan aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi, aku akan menjaga hubungan ini sampai kejenjang yang lebih serius lagi."

"Apa maksudmu?"

"Aku akan menikahi mu."

"Khayalan mu terlalu jauh Hanbin, kita masih pelajar sekolah kalau kau lupa." Meskipun menjawab seperti itu tapi detak jantungnya jadi tak beraturan mendengar perkataan Hanbin.

"Kalau begitu tunggu kita lulus."

"Setelah lulus aku mau kuliah."

"Aku akan menunggu sampai kuliahmu selesai."

"Setelah kuliah aku mau langsung kerja."

"Kau tidak perlu kerja, kau tinggal diam saja di rumah dan menghambur-hamburkan uang suamimu."

"Kau pikir kau siapa? Anak presiden?"

"Aku suamimu."

Zhang Hao berdecak kesal mendengarnya.

Sesampainya di minimarket Zhang Hao langsung mengambil keranjang dan memberikannya pada Hanbin, Zhang Hao mulai baca daftar belanja yang diberikan mamanya sedangkan Hanbin berjalan di belakang.

Karena terlalu fokus pada kertasnya Zhang Hao tidak memperhatikan jalan dan tidak sengaja menabrak seseorang dari arah berlawanan yang jalan sambil memainkan ponselnya.

Brakk!

Keranjang yang di bawa orang itu terlepas dari tangannya begitu mereka bertabrakan, semua isinya berserakan di lantai bahkan ada yang pecah.

"Sialan, kalau jalan pakai juga matamu brengsek!" Umpatnya kasar pada Zhang Hao dengan wajah sangarnya dan itu membuat Zhang Hao ketakutan seketika.

"A-aku minta maaf, sunggu aku tidak sengaja." Ucap Zhang Hao sedikit terbata karena takut dan tidak henti membungkuk minta maaf.

"Kau!" Satu tangan pria itu sudah melayang siap memukul Zhang Hao tapi dengan cepat Hanbin menahannya dan mencengkram kuat tangan pria tersebut, bahkan karena terlalu kuat sampai membuat pria besar itu meringis sakit.

"Kau tidak perlu memukul pacarku, dia sudah minta maaf." Ucap Hanbin dingin menatap tajam pria yang jauh lebih besar darinya, dia tidak peduli kalau pria itu lebih tua darinya.

"Lepaskan tanganku bocah sialan, kau melukaiku!" Sungut pria besar itu sambil berusaha melepaskan tangannya yang di cengkram kuat Hanbin, tapi itu tidak berhasil membuat cengkraman Hanbin terlepas. Sialan kenapa bocah ini sangat kuat?!

"Akan ku lepaskan setelah kau minta maaf."

"Tidak akan aarrggghhhh-.." ucapannya terputus begitu Hanbin menarik tangannya ke belakang tubuhnya, itu rasanya sangat sakit!

"Hanbin lepaskan kau menyakitinya, dia tidak perlu minta maaf aku yang salah." Zhang Hao mau membantu pria itu tapi langsung di tatap tajam oleh Hanbin yang buat Zhang Hao mundur kembali.

"Dia sudah mengataimu brengsek, dia harus minta maaf!" Hanbin tidak peduli seluruh pengunjung minimarket memperhatikannya bahkan pegawai yang ada di sana tidak berani memisahkannya padahal Hanbin seorang remaja tapi tatapannya itu yang membuat semua orang takut.

"Ba-baiklah aku minta maaf, tolong maafkan aku." Pria besar itu menjatuhkan harga dirinya meminta maaf pada seorang remaja, dia benar-benar sangat malu di permalukan di tempat umum seperti ini.

Setelah mendengarnya Hanbin langsung mendorong pria besar itu dan dia langsung lari keluar minimarket meninggalkan belanjaannya begitu saja yang berserakan di lantai.

Hanbin mendekati Zhang Hao lalu menarik tubuh mungil itu kedalam pelukannya, "aku tidak akan membiarkan orang lain menghina pacarku, kalau ada yang menghinamu berarti dia menghinaku juga."

"Terima kasih Hanbin," ucap Zhang Hao tulus, Zhang Hao merasa tidak salah menerima Hanbin menjadi kekasihnya, Zhang Hao belum pernah merasakan di perlakukan seperti ini sebelumnya.

TBC

My Roommate Is Psychopath  || Hanbin x Zhang HaoWhere stories live. Discover now