[1]

30 10 0
                                    

'Doraemon~'

"Bosen banget..." gadis dengan rambut sebahu itu membaringkan tubuhnya di karpet ruang TV rumahnya. "BOSENNN BANGETTT!!" teriaknya, dia merasa sangat bosan karena sudah seminggu dirumah tidak bersekolah. Dia hanya menonton, membaca komik, makan, dan tidur.

"Alana..."

"AAAAAAAAA!!!!" Alana yang mendapat bisikan tiba-tiba bangkit terkejut setelah melihat siapa yang memanggil namanya itu "HANTUUU!!!" teriak dia lagi, dia berjalan mundur menjauhi makhluk yang dipanggilnya hantu. Sedangkan hantu itu tersenyum lebar sembari terus berjalan mendekatinya

"Ihhh aku bukan hantu, eh hantu sih. Tapi gak ada niat nakutin kok"

"Ngapain lu disini? Lu kan udah mati?" Tanya Alana, kali ini dia sedikit lebih santai. Dia sudah tidak berjalan mundur melainkan berjalan mendekati hantu itu untuk kembali ke ruang TV

"Aku mau main, Lanaaa. Ayo main sama yang lain"

"Apaan sih? Yang lain siapa?"

"Bulan, Danira, sama Erisa. Ayooo!!!"

"Lu kenapa sih? Kenapa gentayangan? Dan gue udah gak berteman sama mereka, Erisa juga udah pindah ke kota" Alana mencoba menonton kembali TV, berusaha tidak menghiraukan hantu yang kini duduk disampingnya "Mending lu pergi deh. Udah mati juga"

"Aku mau main. Main. Main. Main. Ma---"

"Berisik!"

"Mau main!"

"Yaudah sana main sama mereka! Udah dibilang gue gak berteman sama mereka lagi"

"Tinggal berteman lagi aja"

Wajah Alana berubah, kini tersirat kesedihan dalam wajahnya.

"Banyak yang berubah setelah lu pergi, Clara. Lu gak akan ngerti...Semuanya udah berubah"

"Kalau begitu ayo buat semuanya seperti semula" Clara tersenyum lebar. Dia tau bahwa Alana merindukan teman-temannya juga, tapi dari kecil Alana memang sedikit gengsian sehingga Clara paham kenapa dia tidak mau mengajak yang lainnya untuk bermain kembali "Ayo main, Lana. Kok malah rebahan lagi"

"Ya nanti aja lah. Mereka juga masih sekolah"

"Ya kalo gitu kita keliling dulu aja. Aku kangen kampung kita"

"Malass"

"Jangan jadi anak yang pemalas, Lana. Gak baik"

"Ihhh" Alana menghentak-hentakkan kakinya, dia kesal dengan ocehan hantu disampingnya itu. Dia sudah terbiasa dirumah, dan sekarang dia diminta menemani hantu cerewet itu berkeliling kampung "Sendiri aja ah sana. Cape tau" Alana membalikkan posisinya berbaring untuk membelakangi Clara

"Jahat banget deh, dulu kamu gak malas gini. Biasanya kita main sampai ke kampung sebelah kamu gak bilang cape, sekarang gak ngapa-ngapain bilang cape"

"Diem deh. Dulu ya dulu!"

"Aneh banget, huuuu~~"

"NGESELIN BANGET SIH"

***

"Kita mau kemana, Lana???" Tanya Clara yang terus mengikuti Alana dari belakang

"Ke toko ayah gue, kenapa? Katanya mau jalan-jalan"

"Oh ke ayah kamu dulu. Aku cuma nanya kok"

Tiba-tiba Alana berhenti sebentar lalu menyebrang, dan memasuki sebuah toko milik ayahnya itu. Dia melihat di bagian kasir tidak ada siapapun lalu berjalan masuk lebih dalam, matanya langsung menemukan ayahnya yang berada di lorong rak berisi makanan ringan. Ayahnya sedang menata makanan ringan disana

"Ayah..."

"Alana..? Tumben kamu keluar rumah, nak" ayahnya melebarkan mata tidak percaya anaknya mengunjunginya ke toko, karena Alana jarang keluar rumah "Ada apa, sayang?" Tanyanya

"Mau izin jalan-jalan keluar, dan---"

"Kamu gak kesambet setan, kan? Kamu baik-baik, nak? Alana? Sayang? Baik-baik aja, kan?" Ayahnya bertanya berturut-turut sembari tangan yang memegang kedua bahu Alana. Kejadian ini sungguh aneh, ya memang aneh, anaknya itu seperti vampir yang tidak bisa terkena sinar matahari, selalu mengurung diri dirumah. Tapi kali ini...

"Tck! Lana baik-baik aja" Alana menghela napas berat, tangannya perlahan menurunkan tangan ayahnya dari bahunya "Minta uang dong, yah"

"Loh? Jadi kesini tuh sebenernya mau minta uang"

"Iya, kenapa?"

"Hahahaha gak apa-apa lah" tangan ayahnya mengacak rambut Alana, lalu memasukan tangan ke saku celana untuk mengambil uang "Ini jajan aja yang banyak ya" dia mengulurkan uang itu lalu menepuk-nepuk kepala Alana

"Iya, makasih. Yaudah Lana pergi dulu"

"Iya, sayang. Hati-hati ya"

Alana berjalan untuk keluar toko. Tapi langkahnya berhenti saat ekor matanya menangkap sosok Clara yang berdiri didekat tempat es krim. Alana menoleh untuk melihat Clara, dan ya, hantu itu memasang wajah memelas seolah memohon Alana untuk membelikannya es krim

"Lana, aku mau es krim~"

"Lu tuh hantu, mana bisa"

"Tapi pengen"

"Udah ah, banyak mau lu. Ayok"

"Sayang ngobrol sama siapa?" Tanya Ayahnya yang mendengar suara Alana yang masih berada di tokonya

"Ng-ngga...Lana pergi dulu, yah" Alana menggaruk belakang lehernya. Ya memang orang-orang akan melihatnya berbicara sendiri seperti orang gila saat dia sedang bicara dengan Clara, jadi dia memelototi Clara sebagai isyarat mengajak untuk segera pergi dari toko ayahnya

"Apa sih, pelit banget, Lana. Aku udah lama gak makan es krim tau!" Clara melipat kedua tangannya di dada, dan mengerucutkan bibirnya kesal dengan Alana "Ya aku tau aku gak bisa makan es krim itu, tapi setidaknya beliin dulu. Nanti aku kasih kamu aja kalo aku gak bisa makan" ucapnya lagi.

Sedangkan Alana memutar bola matanya, malas meladeni kelakuan hantu itu

"Diem deh."

"Ihhh...tau gak sih aku tuh---!" Clara terdiam sejenak "KE BASECAMP KITA YUK, LANA!!" Teriaknya dengan senyum lebar

"Perubahan mood yang drastis" gumam Alana "Gak mau ah. Itu kan deket sawah terus deket hutan dibelakangnya udah pasti kotor banyak binatang juga"

"Terus kita mau kemana?"

"Gue mau beli komik deket halte, sambil nunggu Bulan pulang. Dia pulangnya pake bus"

"Oh gitu, okey deh~"

abcde✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang