"Kanvas udah...kuas, cat, palet juga udah. Mmm apa lagi ya, Bulan?" Tanya seorang wanita yang berprofesi sebagai guru itu pada gadis yang menjadi muridnya. Bulan langsung melihat-lihat apa saja yang sudah dimasukan di keranjang. "Udah semua ya?" Tanyanya lagi karena Bulan tidak juga menjawab
"Iya sudah"
"Kalau begitu tinggal bayar"
Bulan hanya berjalan dibelakang mengikuti gurunya. Awal mula dia diajak belanja kebutuhan melukis ini karena pulang sekolah dia mendatangi guru itu dan mendaftarkan diri untuk memasuki ekskul seni lukis, dan akhirnya dia berada disini menemani gurunya belanja sebagai syarat masuk ekskul
"Sudah ya, bu. Saya mau pulang" ucap Bulan setelah gurunya membayar belanjaannya
"Ayo makan dulu. Kamu udah nemenin ibu masa langsung pulang, ibu traktir dulu"
"Gak usah, bu. Makasih"
"Gak apa-apa, ayo makan dulu" ajaknya lalu berjalan pergi dari kasir. Lagi-lagi Bulan berjalan dibelakang mengikuti gurunya yang mencari tempat makan dalam mall "Kamu gak bimbel hari ini, kan?" Dia menoleh kebelakang, dan mendapat gelengan kepala dari Bulan yang menjawab pertanyaannya itu "Irit bicara ya"
"Maaf, bu"
"Gak apa-apa. Kamu suka makanan Jepang gak, Bulan?"
"Suka"
"Yaudah kita makan disini aja." Guru itu memasuki sebuah restoran Jepang, dan langsung duduk di kursi didekat pintu masuknya. Bulan pun mengikuti, lalu duduk didepannya. "Pesan apa ya" dia melihat-lihat buku menunya "Kamu mau pesan apa, Bulan?" Tanyanya sembari menatap Bulan yang ada didepannya
"Apa aja, bu"
"Kok apa aja, ini ibu mau pesan rice bowl beef teriyaki, kamu mau? Apa mau ramen? Nih lihat-lihat dulu" dia memberikan buku menu itu pada Bulan, dan Bulan mengambilnya, melihat-lihat menu yang ada di restoran Jepang tersebut. Terlihat Bulan terus menatap menu ramen "Mau ramen, Bulan?" Tanyanya
"Iya ramen torikatsu aja, bu"
"Minumnya?"
"Boleh milo?"
"Boleh dong. Udah ya?" Bulan hanya mengangguk sebagai jawaban. Lalu guru itu melihat-lihat petugas disana "Permisi" ucapnya, lalu seorang order taker berjalan ke arah meja mereka "Saya mau 1 rice bowl beef teriyaki, ramen torikatsu, sama minumnya milo 2 ya" pesanan itu langsung dicatat "Makasih ya"
"Baik, mohon tunggu"
"Makasih, bu" ucap Bulan setelah petugas tersebut pergi
"Sama-sama, ibu penasaran kamu minat masuk ekskul seni lukis kenapa? Apa yang buat kamu bisa membulatkan keinginan itu?"
Bulan terdiam sesaat untuk memikirkan jawaban. Dia juga tidak tahu apa yang membuatnya tiba-tiba mendaftar masuk ekskul seni lukis, yang pasti orang tuanya masih belum mengijinkan untuk kembali ke dunia seni, dan keputusannya ini pasti membuatnya dimarahi oleh kedua orang tuanya. Lalu dia terpikir Clara
"Teman kecil saya...kemarin saya ketemu sama dia, ngobrol, dan mengingat dulu saya saat kecil suka melukis. Saya ingin jadi pelukis, tapi orang tua saya tidak mendukung" Bulan terdiam lagi "Karena teman saya itu, saya bisa memberanikan diri untuk masuk ekskul seni lukis, meski orang tua saya pasti marah"
"Wahh gak nyangka kamu punya teman yang bisa begitu berpengaruh sama kamu. Kalian deket banget ya pasti, siapa namanya?"
Bulan lagi-lagi terdiam. Dia bingung, apa dia harus mengatakan nama ke empat temannya itu? Mungkin dia masih bisa menyebut Clara, tapi yang lainnya...Dia takut hanya dia yang masih menganggap mereka teman, sedangkan mereka tidak menganggapnya teman, dan mungkin Clara pun begitu
KAMU SEDANG MEMBACA
abcde✔
Teen Fictionkisah 5 orang sahabat yang kini menjadi asing karena meninggalnya salah satu dari mereka