04

22 5 0
                                        

Ke esokan harinya, pagi pagi sekali vioneta sudah keluar dari maru'inya dan pergi menuju laut untuk berburu dan mencari beberapa kerang untuk di jadikan sebuah kalung untuk nya.

Saat menuju pantai dia melihat seorang pemuda, yg duduk bersandar tepat di bawah pohon kelapa. Kabut pagi yg cukup tepal membuat vioneta kesulitan mengenali pemuda tersebut.

"Siapa pagi pagi begini sudah merenungi nasib" batin vioneta sambil menajamkan matanya untuk mengenali pemuda tersebut, jarak antar vioneta dan pria itu yg semakin dekat membuat gadis itu bisa mengetahui siapa na'vi itu.

"Neteyam? apa itu kau" tanya vioneta dan lansung menemuinya.

"ah iya, itu aku sedang apa kau pagi pagi begini disini?" mendengar jawaban neteyam vioneta langsung duduk tepat menghadap wajah pria itu. Tampak di raut yg murung di wajahnya. 

Vioneta tahu satu alasan yg membuat pemuda itu tampak murung, karna dia juga dulu seperti itu saat pertama kali datang ke Metkayina.

"Kau merindu kan rumah mu ya? " tanya vioneta lembut, neteyam yg mendengar itu menyelaraskan wajah nya sehingga menatap vioneta, bola matanya melebar seakan menanyakan 'dari mana kau tahu'.

"Aku tahu kau merindukan rumahmu, bagaimana pun itu tempat kelahiranmu" sambung vioneta

"kenapa aku harus memikirkan itu, aku punya tanggung jawab disini dan disini juga rumahku" balas neteyam, tampak di wajah pria itu raut datar wajahnya.

"Kau mungkin benar, tapi hutan mu adalah rumahmu seungguhnya."

"Dimana para kaum mu hidup berdampingan disana, alam tempat mu lahir dan tumbuh besar dan dimana kau dan keluarga mu hidup bahagia disana, sampai saat para manusia langit datang kembali dan menghancurkan segalanya" 

Ucapan vioneta membuat neteyam terdiam, semua yg dikatakannya benar. memang benar kalau dia merindukan rumahnya, dan memang benar kalau sky people membuat kebahagian keluarganya hilang.

"aku rasa kau memang benar"

"tidak, kau memang benar. aku memang merindukan rumahku, tapi aku tidak berani mengatkan isi hati yg sebenarnya pada ayahku"

"saat ini ayahku hanya ingin melindungi kami, tapi aku tidak mau sampai meninggalkan tempat kelahiranku, dan tempat dimana RUMAHKU SESUNGGUHNYA."

Entah apa yg di pikirkan neteyam, pagi itu dia mencurahkan segala keluh kesahnya pada vioneta. tentu saja gadis itu paham, karna menjadi anak tertua itu memiliki banya sekali tanggung jawab.

"kau hanya ingin terlihat kuat seperti seorang prajurit di hadapan ayah mu kan?"

"kau hanya ingin seperti ayahmu, seorang prajurit pemberani yg di segani semua orang"

"kau ingin seperti ayahmu karna kau ingin melindungi keluargamu kan? Tapi jangan pernah lupakan perasaan mu sendiri" ucap vioneta menghibur neteyam.

vioneta menatap wajah neteyam dengan lembut dan meletak kan tangan nya tepat di jatung neteyam, sehingga membuat pria itu menatapnya.

"Disini, disini ada hati kecil yg harus kau jaga, temukan apa yg kau inginkan sebenarnya dan katakan pada ayahmu dengan berani seperti se orang prajurit"

kata kata vioneta membuat neteyam terdiam menatapnya dengan raut wajah yg sulit di mengerti gadis itu, Satu hal yg neteyam tahu belum ada seorang pun yg mengerti dirinya kecuali keluarganya. 

"Kenapa kau peduli pada ku? untuk apa kau mengatakan itu semua padaku"

"aku hanya ingin mengatakannya saja, karna saat aku pertama kali kesini aku sendirian hanya malam saja yg menemaniku disini. hanya ao'nung dan tsireya yg menjadi temanku".

VIONETA----NEW LIFE IN PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang