PART 5

60 11 4
                                    

Enjoyyyyyy




Mobil Audi putih itu telah terparkir sempurna di pelataran kediaman atthaphan. Mook mulai melepaskan setbelt-nya, lalu beranjak keluar dari mobil diikuti off.


"Kau mau masuk off?" tanya mook kepada off yang terlihat ling-lung. Mook kembali menatap off khawatir, "Apa kau yakin kau tidak apa-apa off?"


Off menatap mook intens, ya ia harus melakukan ini sebelum pikirannya mulai berkecamuk oleh bayangan pria mungil itu.


Off menarik kedua tangan mook lalu menggenggamnya erat, "mook bisakah, bisakah sekali ini saja kau menerimaku?" tanya off dengan nada sedikit berharap.


Mook membulatkan kedua matanya tak percaya, "Apa? Off ... kau, kau itu kekasih adikku. Kenapa kau membahas hal ini lagi?" sahut mook dengan sedikit geram.

Off menatap mook tajam, "Aku tahu kau pun mencintaiku mook! Kau selalu ingin ikut diacara kencanku dengan adikmu, kau tidak pernah membiarkan kami berduaan. Kau tak rela melihat aku berduaan dengan adikmu. Bukankah begitu? Kau munafik!" ujar off dingin. Mook membulatkan kedua matanya tak percaya.


"Oo-off,"


Mencengkeram kedua bahu mook kencang off menatapnya tajam, "Jangan mengelak lagi mook! kau—"


Plak!


"CUKUP! KAU ITU KEKASIH GUN—hmmppppt-" tanpa aba-aba off menarik mook lalu mencium bibirnya buas. Mook terus berontak akan tetapi off tetap tak melepaskan ciumannya. Sekelebat bayangan wajah gun membuat off semakin memperdalam ciumannya, ya off berusaha mengenyahkan gun pria mungil yang tak dicintainya pikirannya dengan cara terus memperdalam ciumannya. Ya, ia terus meyakinkan dirinya bahwa gadis yang ia cintai adalah mook, bukan gun.

Gun ...

Gun ...

Gun?!

Deg!

Secara spontan off melepaskan mook lalu mulai menjambak rambutnya frustasi. Ia bingung dengan perasaannya sendiri. Mook menatap off sendu lalu memggenggam tangan off lembut, "Maafkan aku off, aku hanya merasa tak pantas bersanding denganmu aku hanya perempuan lemah tidak seperti gun ia sehat. Iya aku memang tidak mau membiarkanmu berduaan dengan gun! Aku mencintaimu off tapi aku lebih mencintai adikku ..." ujarnya lirih.

Off menatap mook dengan pikiran berkecamuk, "Bodoh! Kenapa kau tak mengatakannya dari awal? Aku menerimamu apa adanya mook ... tak peduli kau lemah ataupun—"

"Off, phi mook kalian sedang apa di luar malam-malam seperti ini?" suara seseorang mengintrupsi kalimat off yang terputus di tengah jalan. Tubuh off dan mook mematung di tempat, dengan perlahan mereka menolehkan kepalanya ke samping dan di sana di gerbang kediaman poonsawad itu berdirilah seorang pria mungil  dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya tengah menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Gu-gun?" suara mook terdengar parau, off hanya diam memandang sang kekasih dengan tatapan datar namun frustasi.

Dengan langkah gontai gun menghampiri kedua orang tersebut, setelah sampai di depan mereka dengan gerakan cepat gun menarik kerah baju off dan —chup! Gun mencium bibir off lembut tanpa menghiraukan mook yang berada di sana.

winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang