09.

5 2 0
                                    

Atur posisi kalian senyaman mungkin
Sebelum membaca!

*****

"Kenapa?" Suara Zeira terdengar, membuat lamunan Azallea buyar. Keduanya saat ini berada di markas ALEGAR.

Azallea diam sebentar, lalu menggeleng. Setelah itu menghela nafas lelah.

"Mau berantem?" tawarnya kepada Azallea. Tanpa basa-basi lagi gadis itu beranjak dari tempat nya dan berjalan menuju ruang latihan bela diri. Ternyata, Azallea menerima tawarannya. Tentu saja hal itu membuat Zeira tersenyum melihatnya.

Zeira terdiam ketika melihat Azallea menatap dirinya dingin dengan belati berlukis mawar hitam di tangan kanannya. Zeira mendengus, lalu mengambil belati berlukis naga milik nya. ia sudah menebak jika sahabatnya ini mempunyai masalah. Dan sekarang ia akan menjadi samsak hidup dari seseorang yang tersulut emosi.

Trang!

Suara besi yang berkilau tajam kini saling beradu mengawali pertarungan antara kedua gadis itu.

"ANJING! LEAK, KK ZEI! PADA KENAPA WOI, ASTAGFIRULLAH!" pekik Zura kaget. Gadis itu baru saja masuk ruangan bela diri dan langsung di suguhkan pemandangan yang sangat mengerikan.

"Bacot Zur!" seru Zeira tanpa menoleh, lalu menendang belati milik Azallea hingga terlepas dari genggaman gadis itu.

Bugh!

Zeira kini menendang ke arah perut Azallea membuat gadis itu mundur beberapa langkah. "Fokus, monyet!" pancing Zeira, membangunkan sisi kesetanan Azallea.

Dengan cepat Azallea meraih belati miliknya, kemudian keduanya kembali saling beradu senjata tajam. Seakan tak ada yang ingin mengalah, keduanya hanya fokus untuk menyerang satu sama lain.

Zura mengepal tangannya kuat, dia tidak bisa menghentikan pertarungan ini ketika melihat emosi Azallea semakin memuncak.

"Jangan lengah, kk Zei!" pekik Zura, telat sedikit saja lengan gadis itu mungkin menjadi sasaran belati milik Azallea.

Trang!

Belati di tangan Zeira terjatuh. Tak ingin sampai tergores, kini Zeira masih fokus pada teknik pertahanan untuk melindungi dirinya.

"Apa masalah dia sebenarnya?" pikir Zeira.

Ketika Azallea hendak melayangkan belati nya, gadis itu membalik badan, lalu menendang lengan Azallea hingga belati gadis itu terhempas.

"Tangan kosong anjir!" seru Zeira sambil melayangkan tendangan kearah perut Azallea. Gadis itu berdecak, dan membalas pukulan Zeira tanpa memperdulikan bahwa Zeira sahabatnya.

Nafas Azallea tersengal. Nyatanya, meluapkan emosi dengan cara seperti ini tidak mampu membuat dirinya merasa tenang.

Hiks, hiks, hiks,

Azallea menangis membuat Zeira dan Zura panik bukan main. Cepat-cepat keduanya menghampiri Azallea.

"Cerita!" ujar Zeira menuntut.

"Iya lo kenapa za? Lo ga biasanya kayak gini," timpal Zura sambil memberi air mineral untuk Azallea.

"Kenzy."

Yap. Satu nama yang membuat Azallea seperti ini. Zeira dan Zura saling pandang. "Cowok itu lagi?" tanya Zeira tak habis pikir.

Azallea diam tak menjawab.

"Apa lagi yang lo harapin dari dia hah?" tanya Zeira lebih tegas. Akhirnya gadis itu menggeleng. "Ga ada."

"YUHUUUUU, lagi pada apa nih?"

Suara teriakan Areksa tiba-tiba terdengar di telinga ketiganya. Cowok itu muncul bersama Bryan dan Agan memasuki ruangan sambil membawa beberapa makanan untuk mereka.

"Loh, Lea kenapa?" tanya Areksa saat melihat wajah sembab Azallea.

"Biasa, gara-gara si onoh!"

Agan terkekeh. "Cowok kayak gitu ngapain lo tangisin?" Tanya Agan menatap datar Azallea. Namun, gadis itu hanya diam tak ingin membuka suara.

Gadis itu lantas bangkit dan berjalan keluar untuk menghindari teman-temannya.

"Mau kemana lo, Za?" tanya Bryan, menahan bahu Azallea saat gadis itu hendak melewatinya. Azallea menurunkan tangan Bryan dari bahunya dengan kasar, lalu menatap dingin Bryan. "Jangan sentuh gw."

*****

BRUM...

BRUM...

Suasana sekolah seketika riuh saat pengguna motor itu memasuki perkarangan gedung sekolah. Pasalnya, murid SMA SAKTI tidak ada yang menggunakan motor kecuali Azallea and the genk.

"Siapa tuh?" celetuk Zura penasaran. Tetapi, tak ada satu pun yang menjawab pertanyaannya membuat Zura mendengus kesal. Azallea terdiam, lalu kaki nya melangkah menghampiri pemotor itu yang sedang memarkirkan motor nya. "Caya?"

Orang yang di panggil dengan sebutan Caya itu menoleh, kemudian tersenyum manis kearah Azallea. "Hai monyet," sapa gadis itu membuat Azallea memutar bola matanya malas.

"Lo ngapain disini?" tanya Azallea dengan bodohnya.

"Ngamen, ya sekolah lah!" Caya menatap datar gadis itu.

"Siapa Le?" tanya Zeira yang sudah berdiri di belakangnya bersama yang lain.

"Dia, Caya. Teman gw," ucap Azallea, sedangkan Caya hanya tersenyum kikuk saat Zeira dan lainnya menatap dirinya penuh selidik.

"Za ,," panggil Caya, sontak Azallea menoleh kearah nya. "tolong anterin gue keruang kepsek ya..."

Azallea menatap Caya dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Kaki masih lengkap, jalan aja sendiri ga usah manja! Gue lagi mager," ucap Azallea dan pergi begitu saja. Disusul oleh ketiga cowok itu.

Caya menatap cengo teman nya itu, benar-benar laknat! Jika saja Azallea bukan temannya, sudah di pastikan gadis itu termutilasi olehnya. "Lea di sekolah aslinya gitu?"

"Maybe," jawab Zeira seadanya.

"Idih, sok cool bgt. Padahal aslinya jamet!" gerutu Caya mencebikkan bibirnya kesal.

"Udah, sekarang kita berdua antar lo ke ruang kepsek," ucap Zeira yang diangguki Zura.

"Makasih," ucap Caya tersenyum.

"Well," jawab Zeira, lalu ketiganya meninggalkan area parkiran menuju ruang kepala sekolah.

*****

Jangan lupa vote, comment, and share
Cerita ini ke teman-teman kalian Yaa,
See you di chapter selanjutnya.

SALAM DARI ORANG CANTIK😇

ALEGAR (datang untuk menang) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang