***
Oh, bahkan jika kita saling berhadapan, aku terus merindukanmu - To You (Seventeen)
***
Satu tahun kemudian.
Selama itu Ricky tidak berinteraksi dengan Jiwoong. Dia tahu alasan kenapa Jiwoong meminta putus dengannya. Ciuman waktu itu.
Dia melihatnya.
Karena merasa tidak ingin menyakiti Jiwoong lagi, Ricky terus-terusan menjauhi Jiwoong. Padahal mantan pacarnya itu sering sekali menghampirinya.
"Eh, Ky tau nggak? Alumni pada mau kesini lho, silaturahmi sekalian promoin univnya." Woonggi duduk di sebelahnya.
Ricky sedikit terkejut, itu berarti Jiwoong datang juga?
Bolehkah dia berharap? Ricky sangat merindukan pujaan hatinya itu. Benar, Ricky tidak pernah berhenti menyukai Kim Jiwoong.
"Hari ini?"
"Iyaa, ada kak Jiwoong juga loh!"
Setelahnya Woonggi terus bercerita ini-itu, Ricky sesekali menanggapi walau pikirannya melanglang buana. Sampai bel masuk sudah berbunyi Ricky masih terus memikirkan Jiwoong.
"Ky, Ikyyy, heh kok ngelamun sih? Pak Minhyun udah dateng," bisik Woonggi seraya mengguncang bahu Ricky.
Pemuda china itu mengerjap, "Ah iya." Ricky memfokuskan dirinya untuk mengikuti pelajaran.
Ngomong-ngomong Gyuvin tidak sekelas dengan Ricky. Tapi pemuda itu masih belum move on.
...
Jiwoong menatap sekelilingnya mencoba menemukan sosok yang sangat dia rindukan. Di meja pojok kantin sekolah yang masih sama seperti tahun sebelumnya, Jiwoong terus menunggu kedatangan 'mantannya'. Sejujurnya meskipun sudah berpisah, Jiwoong selalu tahu keadaan Ricky.
Dia bukan stalker kok. Hanya 'selalu tahu' saja.
"Nungguin mantan ya bro? Samperin aja sih kata gue mah ke kelasnya," ujar Jongwoo sambil meminum minumannya. Pemuda itu sudah lelah menemani Jiwoong, padahal anak-anak lainnya sudah pulang dari jam kedua.
Jiwoong menggeleng pelan, "Nanti dia makin benci gue." Matanya terus memperbaiki memperhatikan sekitar lalu berhenti ketika mendapati pemuda berambut blonde memasuki area kantin bersama dengan seseorang yang sangat menyebalkan--Kim Gyuvin.
Ya, dia lagi.
Jiwoong berdiri lalu menyimpan selembar uang di meja, "Gue nyamperin kucing gue dulu ya..."
Jongwoo mengangguk dan memberikan jempol. "Good luck bro!"
Langsung saja pemuda Kim itu menghampiri Ricky yang belum menyadari eksistensinya.
Grep
Jiwoong memegang tangan Ricky lalu menariknya. "Ikut aku," bisiknya membuat Ricky tampak kaget.
"Kak Ji... woong?" Pemuda itu mengerjapkan matanya.
Jiwoong tersenyum tipis lalu menarik Ricky menjauh dari kantin sambil memasang wajah mengejek ke Gyuvin yang hampir mengejar tapi di tahan Jongwoo.
Keduanya tiba di rooftop yang sama di hari mereka putus. Jiwoong melepaskan genggaman tangannya lalu memeluk erat sang pujaan hati. Jujur Jiwoong benar-benar mencintai Ricky dia tidak bisa melupakan pemuda manisnya.
Mungkin sudah ditahap yang berlebihan. Rela membeli informasi apapun tentang Ricky. Ia kesal karna Ricky tampak baik-baik saja setelah putus dengannya.
"Aku kangen kamu Rui, kamu kenapa nggak mau jujur sih?" Ucap Jiwoong masih memeluk erat Ricky.
Ricky memberontak namun tenaganya kalah kuat, "Lepasin aku kak, kenapa kakak datang setelah satu tahun jauhin aku?!"
Jiwoong melepaskan pelukannya lalu memasang wajah datar. "Bukannya kamu yang menjauh ya, Shen Quanrui?" tanyanya dingin membuat Ricky sedikit menciut.
Ricky mengalihkan pandangannya kemanapun asal bukan tatapan penuh intimidasi Jiwoong. Pemuda itu enggan bersuara, tangannya mulai bergetar ia menunduk.
Jiwoong menangkup wajah sang submisif lalu mengecup bibirnya singkat. Ia menatap lekat wajah Ricky, wajahnya tetap tampan, cantik dan menggemaskan apalagi ketika terkejut. Sungguh Jiwoong benar-benar ingin mengarungi anak ini lalu mengurungnya di kamar, mendekap erat dan mengatakan kata-kata cinta untuknya.
"M-maafin aku kak, waktu it--"
Kata-kata Ricky terpotong oleh ciuman lembut Jiwoong. Meski sedikit terkejut, Ricky membalas ciuman tersebut. Keduanya berciuman cukup lama, saling merasakan manis bibir masing-masing.
Melepaskan rasa rindu.
Jiwoong menyudahi ciumannya lalu menyeka sudut bibir Ricky. Tangannya terangkat mengusap lembut rambut blonde Ricky.
"Gue udah tau kok, harusnya hari itu gue nggak minta putus. Ini bukan salah kamu Rui..." pemuda itu menjeda ucapannya kemudian memegang kedua tangan Ricky.
Jiwoong menatap kedua iris cantik yang mulai berair, "Ini salah aku. Harusnya waktu Gyuvin nyium kamu aku langsung tonjok dia, bukan malah kabur kayak pengecut." Jiwoong kembali memeluk Ricky, menggumamkan kata maaf berkali-kali.
Ricky menggeleng ia balas memeluk Jiwoong, "Aku masih suka kakak! Sampai kapanpun!"
Jiwoong menghirup aroma vanila strawberry yang sangat ia rindukan. Kali ini Jiwoong memutuskan tidak akan pernah melepaskan Ricky. Ricky miliknya.
Yang lebih tua melepaskan rengkuhannya, mengambil sesuatu di saku jaketnya. Terlihat sebuah kotak beludru berwarna hitam. Jiwoong membukanya menampilkan sepasang cincin perak yang cantik. Ia mengatakan satu cincin lalu memasangkannya di jari manis Ricky.
"Shen Quanrui, will you marry me?"
Ricky menatap jemarinya yang terpasang cincin dengan berbinar-binar. "Duh sebenarnya nggak keren dilamar di atap sekolah kayak gini, tapi aku mau kak!"
Jiwoong terkekeh gemas, dia meraih wajah sang submisif lalu mengecup pipi, dahi, hidung dan terakhir bibir. Khusus untuk itu dia memberi lumatan kecil.
Lagi, keduanya berciuman di bawah terik matahari yang tak terlalu panas.
Memulai kembali skenario cinta mereka.
[END]
***
Serius, ini udah tamat loh.
Tadinya mau langsung di post, tapi aku lagi renovasi rumah jadi jarang buka hape.
Sampai jumpa di buku lainnnn
Baibaiii!!!
💕💕💕💕💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
[12] Love Scenario || Woongric
Fanfiction"Kak Jiwoong! Can i be your boy?" - Ricky Shen "Lo bukan tipe gue." - Jiwoong Kim Ricky yang memutuskan untuk merubah image cowok dengan title Young and Rich, Tall and Handsome---agar dinotis mas crush. *** WoongRick slight Gyurick TW⚠ Bxb, non-baku...