Prolog.

475 13 0
                                    

"Gue pengen tinggal sama abang aja."

"Gue ga betah disini."

"Percuma juga kalau gue disini dan ditekan terus."

"Tapi kalau gue pergi, apa iya papah bakalan berhenti nekan gue? Gue ga yakin."

"Tapi itu lebih baik seenggaknya kalau gue ikut abang, gue ga ketemu sama papah langsung."

Bagaimana sih rasanya hidup bebas tanpa tekanan dari orang terdekat kalian? Gue pengen ngerasain itu.

Sebastian? Ya dia adalah sosok remaja yang hidup dibawah tekanan orang terdekatnya yang tidak lain dan tidak bukan papahnya sendiri.

Ia diharuskan jadi sosok yang sempurna seperti semua abangnya. Ia sudah berusaha semaksimal mungkin tapi tetap saja kita punya kemampuan masing-masing bukan?! Kenapa papahnya tidak menghargai usaha dia sama sekali.

Yang paling ia benci saat dimana papahnya membandingkannya dengan semua abangnya akan prestasi yang mereka dapat. Ia tahu ia paling bodoh diantara yang lainnya, tapi ia juga tidak tahu mau dilahirkan dengan otak dengan rata-rata berapa. Kalau bisa memilih ia juga tidak mau jadi orang yang bodoh.

Kalau ditanya apa ia benci sama semua abangnya? Jawabannya tidak, karena itu tidak bisa ia jadikan alasan untuk ia membenci mereka. Mereka tidak tahu apa-apa tentang hal ini. Ia tidak mungkin membenci mereka yang sudah mendukung apapun yang ia lakukan, terutama masalah hobinya.

Bagaimana dengan keluarga yang lain? Mereka juga tidak ada yang tahu akan masalah itu karena ia merupakan sosok yang pinter dalam menutupi sesuatu yang jadi masalahnya dengan sifat bobrok, bar-bar, dan cerianya itu.























Lanjut????

BROTHER | NSBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang