06~

145 7 0
                                    

Kini disalah satu kamar terdapat seseorang yang masih betah memejamkan matanya dengan selimut yang menutupi seluruh badan. Ia tidak terusik sama sekali walaupun sinar matahari sudah menerobos masuk lewat pintu balkonnya.

Sampai akhirnya ia terusik saat mendengar dering telepon dari ponselnya. Tanpa membuka matanya, ia meraih ponselnya yang berada di nakas dan mengangkatnya.

"Ck. Siapa sih? Ganggu pagi-pagi."

"Heh ini gue Ryan, lu baru bangun Seb?"

"Ouhh bang Ryan, iya bang gue baru bangun. Emang kenapa?"

"Lu ga sekolah? Kok baru bangun."

"Eh emang ini jam berapa?!"

"Lihat aja sendiri."

Sebastian langsung melihat jam yang ada dikamarnya, saat itu juga matanya terbelalak kaget melihat jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi.

"What?! Udah jam 9! Bang gue telat dong ke sekolah?!!" paniknya.

"Hei hei tenang Seb, lu ga usah sekolah ya lagian kemarin lu baru pulang dari rumah sakit. Lu masih butuh istirahat."

"Tapi gue udah sembuh bang."

"Ga apa-apa, besok aja masuknya. Kan gak lucu kalau lu hari ini nekat berangkat terus di hukum habis itu pingsan lagi."

"Yahhh yaudah deh."

"Sekarang lu bersih-bersih terus sarapan, setelah itu minum obat. Obatnya kemarin sama bang Olie ditaruh di laci."

"Tapi gue masih ngantuk bang."

"Ga tapi-tapian, cepetan gue ga mau lu sakit lagi Seb."

"Yaudah iya bang iya, gue matiin teleponnya ya?"

"Eh bentar-bentar."

"Kenapa bang?"

"Kok lu bisa baru bangun? Ga ada yang bangunin lu? Om Jordan? Tante Alexa? Terus bibi? Mereka kemana semua kok lu ga di bangunin?"

"Mmm ga tau tuh bang, lupa kali kalau punya anak. Kalau bibi gue juga ga tau."

"Maaf bang gue ga bisa ngasih tau lu kalau mamah sama papah sebenarnya ke luar kota kemarin." lanjutnya dalam hati.

"Heh ga boleh gitu Seb, yaudah sana bersih-bersih terus sarapan."

"Hmm iya bang, by the way yang lain kemana?"

"Ada dirumah semua ini kecuali Darren."

"Ouhh gue boleh kesana ga?"

"Boleh lah, ngapain juga ga boleh. Kita malah seneng kalau lu kesini."

"Oke gue nanti kesana ya bang."

"Iye cil."

"Gue tutup ya bang."

"Hmm."

Tuttt

"Mumpung ga ada papah jadi gue bisa main kesana. Gue bosen dirumah terus." gumamnya sembari tersenyum tipis.

Setelah mengatakan itu, ia beranjak ke kamar mandi untuk bersih-bersih.

Tidak membutuhkan waktu lama baginya untuk membersihkan diri yang penting mandi, setelah itu ia beranjak keluar kamar.

"Bi! Bibi!!!" teriaknya sembari menuruni tangga.

Saat ia sampai di bawah, ia tidak mendapati satu pun pelayan yang bekerja dirumahnya.

BROTHER | NSBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang