"Udah ributnya hm?" tanya Oliver pelan namun justru membuat keduanya bergidik ngeri.
"U-udah bang." kompak keduanya.
"Awas kalau ribut lagi, gue tendang lu berdua."
"Ya Tuhan tega banget sama adeknya sendiri, ya kan Seb?" ucap Darren yang diangguki oleh Sebastian dengan polosnya.
"Lagian lu berdua ribut mulu."
"Hehehe."
"Om?" panggil Sebastian, Gerald menoleh.
"Kenapa?"
"Mau pulang."
"Kamu harus dirawat disini dulu, buat mulihin nutrisi kamu."
"Ga mau om, Seb mau pulang aja."
"Tapi Seb-" ucap Justin tapi langsung dipotong oleh Sebastian.
"Please bang, om. Mau pulang aja, Seb lebih nyaman dirumah."
"Yaudah ga apa-apa tapi jaga pola makan kamu ya, jangan telat makan."
"Iya om siapp."
"Lu pulang ke rumah kita aja ya Seb?"
"Ga usah bang gue kerumah nyokap bokap aja." ucapnya sembari tersenyum.
"Tapi lu nanti sama siapa? Gue ga yakin sama mamah papah."
"Abang tenang aja kan ada bibi juga. Lagian udah biasa kali bang kalau ga ada temennya."
"Tapi Seb gue khawatir sama lu kalau lu ga ada yang nemenin."
"Bang, gue udah gede bisa jaga diri kok."
"Tap-"
"Bang percaya sama gue, gue ga apa-apa kok."
"Gue ga mau nyusahin kalian bang." batinnya.
"Tapi bener kata bang Olie, lu mending untuk sementara ini sama kita aja Seb, dirumah kita dulu." ucap Ryan.
"Ga bang, ga usah. Gue kerumah mamah papah aja."
"Bener kata abang-abang kamu sayang, mending kamu ikut mereka. Om takut kalau kamu di rumah mamah papah kamu malah ga ada yang jagain. Bukannya bibi dirumah sampai sore doang?"
"Please om, Seb pengen kerumah mamah papah aja. Seb bisa kok sendiri, kalian percayakan sama Seb?"
"Oke fine kalau itu mau lu, tapi kalau ada apa-apa telpon kita ya? Siapapun yang bisa dihubungi pokoknya."
"Iya bang tenang aja."
"Yaudah kalau gitu Om pergi dulu ya, ada pasien yang harus om periksa. Kalau mau pulang, pulang aja biaya administrasinya udah beres kok. Ini obatnya sekalian." ucapnya.
"Makasih Om."
"Iya sama-sama sayang, oh iya Darren jangan bandel ya kasian abang-abang yang lain ngurusin kamu."
"Hehehe iya pah ga janji tapi."
"Ck. Anak itu." gumamnya lalu beranjak dari sana.
"Kalau mau pulang ayo siap-siap dulu."
Setelah siap-siap, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah tepat pukul 7 malam.
"Bang, gue naik taksi aja. Kalian langsung pulang aja, ga usah nganterin gue dulu."
"Ga! Lu tetap kita anter."
"Tapi rumah abang sama rumah mamah papah beda arah. Nanti kalian kemaleman pulangnya. Mmm bukannya kalian pernah cerita ke Seb kalau kalian punya sahabat yang juga tinggal dirumah abang? Nah kasian mereka nungguin kalian ga pulang-pulang. Seb pulang sendiri aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER | NSB
Teen Fiction"Gue ga betah disini." "Percuma juga kalau gue disini dan ditekan terus." Bagaimana sih rasanya hidup bebas tanpa tekanan dari orang terdekat kalian? Gue pengen ngerasain itu. Sebastian? Ya dia adalah sosok remaja yang hidup dibawah tekanan orang t...