"Mengenai sihir yang kita gunakan pagi ini, kau harusnya tahu jika itu bukan sesuatu yang bisa dipelajari sendiri atau ditiru hanya dengan melihatnya, bukan?"
"Ahh, aku paham maksudmu."
Jadi begitu.
Kiana akhirnya mengerti maksud kedatangan Zen untuk menemuinya.
Karena mantra sihir yang digunakan Kiana adalah mantra yang berasal dari dunia Zen di kehidupan sebelumnya. Dan dia tentu sangat penasaran dari mana Kiana mendapatkan itu.
Kiana jelas tahu bahwa cepat atau lambat Zen akan datang dan bertanya padanya. Tapi dia tidak mengharapkannya akan secepat itu. Apalagi belum satu hari sejak mereka mengenal nama satu sama lain, jadi mereka tentu belum terlalu akrab. Tapi Kiana bisa memaklumi itu semenjak dia lah yang memperlihatkannya mantra itu, apalagi dia sendiri juga bertindak terlalu akrab.
Tapi apalah dayaku yang memiliki pesona gadis nakal.
Berpura-pura merasa tidak berdaya di dalam, Kiana hanya melebarkan senyumnya dan memperlihatkan gigi-giginya yang putih.
"Kau penasaran dari mana aku mempelajari itu?"
"Ya. Maaf jika perilaku diriku tampak tidak begitu sopan. Tapi ini demi alasan yang penting."
Jawab Zen dengan jujur.
"Setiap orang memiliki hal-hal penting bagi mereka sendiri. Tapi apakah pihak lain memiliki pendapat yang sama atau berbeda merupakan masalah yang lain."
Kiana membalas sambil memainkan gelas kosong di tangannya.
"Aku akan memberikan imbalan untuk itu."
"Nah, kita sekarang membicarakan hal yang sama. Jadi tuan tampan, apa yang ingin kau ketahui?"
"...Sifatmu benar-benar berubah, ya."
Tertawa masam pada perubahan sikap Kiana, Zen merasa tidak berdaya di depannya.
"Bisnis bisa merubah segalanya."
Mengangkat bahu, Kiana berpikir itu normal mengambil keuntungan dari protagonis utama. Karena bagaimanapun, dia tidak merasa berhutang budi atau apapun sampai dia harus menjelaskan bagaimana dia tahu mengenai mantra sihir itu.
"Kau benar. Jadi, apa yang kau inginkan sebagai imbalan?"
"Mari kita bahas itu setelah aku menjelaskan ini. Aku mempelajari mantra-mantra itu di suatu tempat di pegunungan Tibet. Terdapat sebuah gua yang berisi coretan-coretan yang merupakan bahasa asing."
"Bahasa asing?"
Zen yang mendengar penjelasannya, mengerutkan kening.
"Ya. Bahasa yang tidak terdaftar di dunia ini. Jadi, bagaimana menurutmu?"
Zen mendapatkan informasi yang begitu penting mengenai tempat tinggalnya. Dan itu berasal dari gadis yang tidak dia kenal, tapi cukup akrab baginya. Kini dia merenungkan bagaimana dia akan membayar informasi ini dan bagaimana cara dia menuntunnya ke tempat itu. Karena daerah pegunungan Tibet juga masuk dalam klasifikasi berbahaya. Itu terjadi akibat keberadaan makhluk yang dinamakan Ice Queen yang berdiam di daerah itu 15 tahun lalu, dan belum ada yang bisa memusnahkannya akibat kemampuannya yang mampu menurunkan suhu secara drastis hingga bahkan dapat membekukan seseorang dalam hitungan detik.
Jadi Kiana pasti merasa enggan untuk kembali ke sana dan membahayakan nyawanya. Masalah lainnya juga karena dia tidak mampu membayarnya dengan cara apapun, apalagi dia tidak memiliki uang karena miskin.
"Aku ingin kau menuntunku ke tempat itu. Tapi aku tidak memiliki uang untuk membayarnya. Jadi, bisakah aku membayarnya dengan cara lain?"
Tapi, tetap saja dia tidak menyerah untuk pergi. Karena ini mungkin jalan untuk mengetahui kebenarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In Novel As A Girl
FantasyKiana, menemukan dirinya berubah menjadi seorang gadis dan berada pada sebuah dunia novel yang pernah dia baca setelah mengalami kecelakaan. Kehidupannya yang dulunya santai kini harus berubah saat melihat bahwa ceritanya tidak berjalan sesuai alur...