Di dalam ruangan yang luas dengan bentuk persegi.
Berbagai macam senjata ditaruh di sisi ruangan, terdapat juga arena ditengah-tengah yang luasnya 2 kali lapangan basket disertai dengan layar hologram di bagian atap di tengah-tengahnya.
Kiana, serta yang lainnya berdiri dan berbaris di depan Yelena yang sedang menjelaskan.
"Ini merupakan arena latihan. Di akademi ini kalian bisa menggunakannya sesuka hati untuk berlatih ataupun berduel secara resmi, dan ada banyak ruangan yang sama, jadi tidak perlu khawatir mengenai kekurangan tempat."
"Dan kalian wajib memilih senjata dan fokus berlatih menggunakannya. Itu karena kalian hanya bisa berganti senjata setiap 3 bulan sekali, jadi pilih dengan hati-hati senjata kalian. Pembatasan itu hanya berlaku di akademi, jika diluar kalian bisa bebas menggunakan senjata apapun. Tapi itu hanya akan menambah beban kalian karena harus fokus menggunakan senjata yang berbeda, dan hanya membuang-buang waktu."
"Dan ingat ini, senjata yang kalian pilih merupakan benda yang akan membantu kalian bertahan hidup di masa depan nanti. Jadi sekali lagi, pilih dengan hati-hati."
Ucapan tegas dari Yelena membuat semua siswa terdiam.
Itu jelas karena senjata yang mereka pilih akan menentukan masa depan mereka. Jika seandainya mereka tidak cocok, maka keterampikan mereka akan sulit untuk meningkat. Selain itu, mereka hanya bisa berganti senjata setiap 3 bulan sekali, dan bahkan jika mereka bisa menggunakan senjata lain di luar akademi, itu hanya akan menambah beban latihan serta waktu. Jadi mereka harus hati-hati dalam memilih.
Kiana dan Alex saling menatap setelah mendengar kata duel dan lawannya adalah orang yang duduk di sampingnya.
"Hoo, untuk berpikir bahwa aku bisa menghajar langsung dirimu setelah membuatku kesal sungguh membuatku bersemangat."
Ucap Alex pada Kiana sambil membuat seringai jahat.
"Ufufu, aku bertanya-tanya apa kau sungguh bisa melakukannya."
Kiana yang tidak terintimidasi sama sekali juga membuat senyum miring.
Dia sudah menebak ini akan terjadi semenjak dia duduk di dekatnya. Dia sebenarnya tidak ingin melawan Alex, karena pada dasarnya kekuatannya hampir sama dengan Zen.
Tapi dia masih bisa melawannya dengan beberapa usaha serta rencana yang sudah tertanam di otaknya. Dengan informasi dari novel, dia setidaknya memiliki kesempatan untuk mengalahkannya.
Dia tidak ingin melakukan hal yang merepotkan, tapi dia sudah cukup kesal dan tidak bisa menahan emosinya lebih jauh setelah tiba-tiba terjebak di dunia novel ini.
Dengan kata lain, dia menjadikan Alex sebagai tempat pelampiasannya.
Kini kembali ke Yelena yang menjelaskan.
"Setelah selesai memilih senjata, aku akan membuat kalian berduel satu sama lain. Lawan kalian adalah orang yang duduk di samping kalian tadi. Setelah duel itu selesai, aku akan membuat pertarungan tim 2 orang yang di pilih secara acak."
"Baik, silahkan kalian pilih senjata masing-masing. Tidak perlu berebut karena senjata selanjutnya akan muncul setelah di ambil. Dan ambil secara teratur, mulai dari barisan pertama. Setelah selesai, kembali ke tempat semula agar lawan kalian tidak berubah."
Satu persatu orang mulai memilih senjata mereka setelah perintah itu. Hingga akhirnya giliran Kiana untuk memilih.
Dia hendak memegang pedang karena sesuai dengan skillnya. Namun tangannya berhenti saat dia melihat sabit besar yang terpajang tidak jauh dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In Novel As A Girl
FantasyKiana, menemukan dirinya berubah menjadi seorang gadis dan berada pada sebuah dunia novel yang pernah dia baca setelah mengalami kecelakaan. Kehidupannya yang dulunya santai kini harus berubah saat melihat bahwa ceritanya tidak berjalan sesuai alur...