...
Sepulang dari liburannya, Fourth tidak menyangka bahwa mamanya tahu segalanya. Kecelakaan di pantai yang menimpanya sudah sampai ke telinga sang mama. Fourth sangat marah pada Satang yang tidak menepati janji untuk merahasiakan ini, tetapi ia juga memahami alasan Satang melakukannya demi kebaikannya.
Sudah tiga hari Fourth berada di rumah sakit, menjalani perawatan intensif di rumah sakit besar. Serangkaian pemeriksaan dari a sampai z akhirnya mengungkapkan keadaan Fourth yang sebenarnya. Rasa sakit yang selama ini disembunyikan setelah operasi transplantasi jantung terakhir, dan kenyataan bahwa Fourth tidak pernah melakukan check-up rutin, semuanya kini terbuka. Mamanya, yang sedang menenangkan diri di luar rumah sakit, menghubungi mantan suaminya, ayah kandung Fourth yang tinggal jauh di luar Jakarta, untuk memberitahukan kondisi anak mereka. Sementara itu, Fourth ditinggal di ruang perawatan bersama Satang.
"Lo benar-benar keterlaluan, Fourth. Bisa-bisanya lo nyembunyiin hal sepenting ini. Jadi, selama ini lo nahan sakit? Kenapa lo lakuin semua ini?" tanya Satang dengan nada penuh kekecewaan, namun wajahnya tak mampu menyembunyikan kekhawatiran.
Fourth terbaring lemah di ranjang rumah sakit, tubuhnya dipenuhi peralatan medis --jarum infus, selang oksigen, monitor detak jantung, hingga alat di dadanya. Meskipun kondisinya jauh dari baik, Fourth tetap memasang wajah ceria dengan senyum lebarnya, berusaha meyakinkan Satang bahwa ia baik-baik saja.
"Gue cuma capek, Tang. Bukan maksud gue pengen pura-pura kuat, gue cuma mau buktiin kalau gue memang kuat dan bisa sembuh. Masa iya gue harus transplantasi jantung lagi? Gue nggak mau lihat mama papa sedih. Perjuangan buat nunggu donor yang cocok juga nggak gampang. Lagi pula, gue bisa kok bertahan sama jantung yang sekarang. Buktinya gue masih hidup, 'kan?" ujar Fourth.
Satang berusaha keras menahan air mata yang sudah membendung. Ia memalingkan wajahnya agar Fourth tidak melihat jika air mata itu jatuh. Satang tahu, Fourth tidak akan suka melihatnya menangis atau merasa kasihan.
"Iya, gue tahu lo kuat. Tapi dokter bilang, kondisi lo sekarang benar-benar butuh transplantasi jantung baru secepatnya. Lo harus dengerin mama lo, dengerin kata dokter. Lo harus benar-benar dirawat dan menjalani pengobatan serius. Gue mohon sama lo kali ini," pinta Satang.
Fourth menghela napas. "Iya, gue bakal jalani pengobatan. Lagi pula, mana mungkin gue bisa lari kalau udah di sini?" ujarnya, disertai tawa ringan. Sementara Fourth tertawa, Satang membuang wajahnya, menghapus air mata yang tiba-tiba meluncur di pipinya.
"Oh iya, Tang. Lo bawain handphone gue nggak? Gue harus kabarin Gemini, kasihan ayang gue nggak dikabarin tiga abad, pasti dia kangen berat," ujar Fourth dengan raut cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐑. 𝐏𝐎𝐏𝐔𝐋𝐀𝐑 𝟏𝟎/𝟏𝟎 | ɢᴇᴍɪɴɪꜰᴏᴜʀᴛʜ [ᴇɴᴅ]
Teen Fiction𝐒𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐦𝐚𝐮 𝐥𝐮𝐥𝐮𝐬, 𝐅𝐨𝐮𝐫𝐭𝐡 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐭𝐚𝐡𝐮 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐤𝐨𝐥𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐝𝐚 𝐥𝐢𝐦𝐚 𝐬𝐢𝐬𝐰𝐚 𝐭𝐚𝐦𝐩𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐨𝐩𝐮𝐥𝐞𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐢 𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐠𝐞𝐦𝐚𝐫. 𝐊𝐚𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬�...