"Kamu udah di-unboxing sama suami, Sha?"
Sakura menatap Shakira—saudara kembarnya dengan wajah serius.
Wanita berjilbab itu, lantas menggelengkan kepala, pelan. "Belum," jawabnya sambil mengaduk-aduk jusnya.
"Lho, kenapa?"
"Alasannya dia gak cinta. Masih keinget mantannya terus," jawab Shakira, atau yang lebih akrab dipanggil Shasa.
"Wah, susah kalau gitu. Aku dengar suami kamu persis aku, banyak mantannya. Sedangkan suamiku, Mas Genta malah kayak kamu, gak pernah punya mantan," kata wanita yang memiliki nama Sakura tersebut, namun lebih akrab dipanggil Rara.
"Ya … begitulah," tanggap Sasha sambil menyandarkan punggungnya ke kursi cafe. "Kamu sendiri? Udah mapel?" tanyanya.
"Tadinya, sih, hampir. Tapi ia urungkan." Wanita berambut panjang berwarna kecoklatan tersebut menjawab.
"Lho, kenapa?" Sasha mengernyitkan alis.
"Gara-gara aku gak hafal doanya mandi besar."
"Hah!" Saking terkejutnya, Shasa sampai menegakkan punggungnya dengan mata menatap lebar ke wanita yang memiliki wajah bak cerminannya tersebut.
"Kok bisa gak hafal? Kan beda dikit sama mandi habis datang bulan." Sasha berucap dengan bibir menahan senyum lucu.
Mendengar alasan saudara kembarnya yang tak jadi malam pertama hanya gara-gara tidak hafal doa mandi besar rasanya ingin terpingkal-pingkal, namun ia tahan agar saudaranya itu tau tersinggung.
"Kataku iya, tinggal ganti niat aja beres. Bukannya kata ustaz ngaji kita dulu meskipun gak disebutin kalimat penyebabnya juga gak papa, asal niat juga sah. Tapi ya gitu, resiko nikah sama cowok alim mah ribet." Rara menghembuskan nafas kasar.
"Iya, suami kamu 'kan, keustatan gitu. Wajar, sih." Sasha tersenyum sambil kembali menyandarkan punggung ke kursi.
"Gak juga, aku tahu dia jadikan alasan sepele itu biar bisa ngindarin tuk nyentuh aku."
"Emang kamu ngarep?"
"Ya gak juga. Tapi 'kan, aku tersinggung. Lagian … aku mah sependapat sama suami kamu. Kalau belum ada rasa, ya kalau bisa jangan sentuh-sentuhan dululah."
"Kamu gak ada rasa sama suami kamu?" Tatapan Sasha penuh selidik.
"Ya … masih gak ada, sih, selain kita dijodohin, kan pria pinter agama bukan tipeku. Ribet."
Sasha hanya tersenyum tanpa menanggapi.
"Kalau ke kamu, sih, suami model kaya gitu gak masalah, tapi di aku berat banget. Beda sama suami kamu, itu selera aku banget. Suka bergaul dan ngikutin trend, juga … ah, intinya suami idaman aku bangetlah suamimu, Mas Gasta."
"Terus kalau Mas Genta?" Sebelah alis Sasha naik.
"Itu mah, selera kamu, 'kan? Cowok pintar agama idaman kamu banget. Andaikan Mas Genta yang jadi suami kamu, pasti cocok, deh."
Sasha hanya menanggapi dengan senyuman tanpa berkata-kata.
"Eh, bentar, bentar," kata Rara serius, "kok, jodoh kita sepertinya ketuker, ya, Sha?" lanjutnya.
"Maksudnya?"
"Ya seharusnya kamu sama Mas Genta dan aku sama Mas Gasta."
Bina terdiam sambil berpikir. Yang dikatakan Rara itu memang benar, bahkan ia sendiri memang sempat menaruh harapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tukar Istri
RomanceMenceritakan kekhilafan dua wanita yang begitu terobsesi dengan pria yang berstatus ipar mereka masing-masing .... Rara dan Sasha adalah saudara kembar identik, nyaris tak bisa dibedakan kalau saja keduanya berpenampilan sama. Untungnya penampilan k...