"Kamu mau mampir ke suatu tempat, gak?"
Suara Gasta memecah keheningan yang tercipta.
Rara menoleh, menatap pria tampan di sampingnya. "Mampir ke mana?" tanyanya.
"Terserah. Ini aku gak langsung pulang, kok. Takutnya kamu sumpek aku biarin di rumah terus. Kata papa kamu, sedari dulu kamu jarang keluar, gak kayak saudara kamu Sasha."
"Uhuk … uhuk … uhuk …!"
Rara tersedak air mineral yang baru ia minum begitu mendengar kata-kata Gasta.
"Kalau minum pelan-pelan!" kata pria yang tengah fokus mengemudi tersebut. Sekilas melirik Rara yang duduk di sampingnya.
"Memang apa yang Mas tahu tentang Rara?" tanya Rara yang penasaran. Jangan-jangan pria di sampingnya itu hanya tahu tentang sikap jeleknya saja. Yang tentunya beda jauh dari istrinya sendiri, Sasha.
"Ya aku mana tahu. Kan aku cuman banyak dikasih tahu tentang kamu aja, itu pun gak semua. Kata orang tua kita, biar kita ngobrol setelah nikah aja. Bisa dikatakan PDKT setelah nikah." Gasta tersenyum geli di akhir kalimatnya.
"Kenapa senyum? Apa yang lucu?" tanya Rara.
"Ya itu, kita dinikahkan dulu, baru suruh PDKT. Di mana-mana 'kan, PDKT dulu baru nikah. Tapi orang tua kita unik," kata Gasta dengan pandangan terus fokus ke jalan.
"Iya, aku juga sempat bingung dengan perjodohan ini, tiba-tiba Papa mendatangkan Mas Genta dengan …."
Rara menghentikan kata-katanya saat sadar ada yang keliru.
"Mas Genta?" Kali ini Gasta menoleh, menatap Rara dengan kening mengkerut.
"Bukan, maksudku Mas Gasta. Pas itu Sasha, eh … maksudku, aku gak dikasih tahu kalau mau dijodohkan dengan Mas," jelas Rara, sok tahu isi hati Sasha.
"Iya, semuanya terlalu mendadak. Banyak hal yang aku gak ketahui tentang kamu. Bahkan aku juga baru tahu, lho, kalau kamu punya saudara kembar identik."
"Oh ya?" Rara mulai panik.
"Iya, itu aja aku lihat kembaran kamu pas pernikahan kita. Dan jujur, kalian berdua sulit dibedakan. Untung saja gak tinggal bersama, kalau tidak, aku yakin tiap harinya kita akan salah istri." Gasta terkekeh di akhir kalimatnya.
Sedangkan Rara, ia hanya tersenyum getir. Takut pria di sampingnya itu lambat laun menyadari bahwa saat ini yang sedang bersamanya bukan istrinya, melainkan kembaran istrinya yang sulit dibedakan.
***
"Mau mampir ke taman?" tanya Genta saat keduanya sudah ada di dalam mobil menuju perjalanan pulang.
Sasha yang tadinya menatap ke luar jendela, kini mengalihkan pandangan, menatap pria di sampingnya.
"Gak jawab berarti iya."
Perlahan Genta memelankan laju mobilnya, lalu masuk ke area parkiran taman.
Sasha heran, entah kenapa saat ia tak segera menjawab sebab masih mikir jawaban, diamnya yang hanya sebentar itu dianggap sebuah jawaban.
"Ayo turun!"
Meskipun gak begitu ingin, Sasha pun turun dari mobil dan berjalan di belakang mengikuti langkah Genta.
"Duduklah!" titah Genta sambil duduk di kursi panjang dekat danau.
Lagi, meskipun enggan, Sasha ikutan duduk di kursi yang sama namun dengan jarak yang lumayan cukup. Membuat Genta menatap heran namun cuek. Pria itu mengalihkan pandangannya menatap keindahan danau di sore hari dengan kedua tangan dilipat di dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tukar Istri
RomanceMenceritakan kekhilafan dua wanita yang begitu terobsesi dengan pria yang berstatus ipar mereka masing-masing .... Rara dan Sasha adalah saudara kembar identik, nyaris tak bisa dibedakan kalau saja keduanya berpenampilan sama. Untungnya penampilan k...