KEMARAHAN SUNGHOON

290 41 1
                                    

Seonghwa tersungkur dengan darah membanjiri tubuhnya.

Sunghoon marah kepada musuhnya yang telah membuat ayahnya tak berdaya. Sunghoon juga baru menyadari jika kedua temannya telah kalah sama tak berdayanya seperti ayahnya.

Sunghoon marah, marah sekali hingga ia ingin menghancurkan seluruh musuhnya. Sunghoon membekukan semuanya. Tanah yang ia pijaki berubah menjadi lapisan es. Seluruh musuhnya ikut setengah membeku karena amarah Sunghoon. Badai salju tiba-tiba terjadi.

Musuhnya sudah tidak bisa lagi menyerang karena hampir membeku. Sunghoon ingin membunuh mereka semua, belati yang ada ditangan Minghao ia ambil, ia akan membunuh satu persatu dari mereka dengan belati itu.

Orang pertama yang akan ia bunuh adalah Minghao karena telah melukai ayahnya. Minghao meneguk ludah kasar. Ingin menghindar namun tidak bisa karena tubuhnya sulit digerakkan. Saat belati itu diayunkan, petir menyambar-nyambar dari langit menghancurkan sebagian es Sunghoon.

Jun beraksi. Membebaskan dirinya dan beberapa rekannya dengan kekuatan petirnya. Sunghoon tidak percaya selain dirinya dan teman-temannya yang diberkati kekuatan alam, ada juga vampir lain yang memilikinya. Jun si petir.

Joshua dan Seungcheol yang terbebas dari kuncian es Sunghoon melancarkan aksinya. Joshua yang berada dibelakang Sunghoon berlari cepat mendekati Sunghoon. Dengan gesit kakinya ia arahkan untuk memukul leher Sunghoon. Sunghoon tidak sadar dan langsung tersungkur begitu saja. Seungcheol melompat, mengarahkan belati yang ada ditangannya untuk menghunus Sunghoon.

Sunghoon langsung membuat perisai es untuk melindunginya, tapi lagi-lagi sambaran petir terjadi menghancurkan perisai Sunghoon. Seungcheol jadi bisa menyerang. Ia hunuskan belatinya pada perut Sunghoon. Sunghoon tergeletak tak berdaya sama seperti teman-temannya yang lain. Mereka semua kalah.

Para musuh berbahagia karena berhasil mengalahkan lawan mereka.

"Masih ada satu vampir lagi yang harus kita kalahkan, ia pasti bersama manusia cacat itu." Seru Sunoo mengingatkan rekan-rekannya. Sunoo telah terbebas dari es Sunghoon karena Jun membantunya.

"Kita hanya perlu menunggu, ia pasti akan mencari teman-temannya yang telah mati." Ucap Jun, yakin jika ketiga musuhnya telah mati, tidak hanya tiga musuhnya yang mati, satu rekannya panglima Seonghwa juga ikut terbunuh.

"Sayang sekali panglima, kau lebih memilih untuk mati bersama anakmu." Ucap Jun dengan wajah sendu yang dibuat-buat.





KERASA FEEL NYA GAK SIH,,

MAAF YA KEKNYA SETIAP CHAPTER BANYAK YANG PENDEK. AKU BUAT PENDEK-PENDEK AGAR PEMBACA BACANYA SLOW

JANGAN LUPA VOTE KOMEN

SACRED BLOOD DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang