Note: I made a mistake, ahh. Aku copy-paste bab sebelumnya dari draf lama. Ada revisi. Nama Suku Selizar yang benar adalah Suku Kohl. Itu saja. <3
Happy reading!
ººººººººººººººº
Kendati Nora masih kesakitan di sekujur tubuh, Özker mengeyel untuk membopong sang gadis. Nora masih tak mengerti di mana suku ini tinggal saat mereka berada di kapal.
Yah, Nora mendapat jawaban dengan sangat segera.
Özker membawa Nora laiknya seorang ayah menggendong putrinya yang terlelap. Bedanya Nora masih terjaga, dan malu menjadi tontonan tiap orang sepanjang lorong.
Ketika mereka akhirnya mencapai dek kapal, Nora terbengong-bengong.
Kapal Anatolli JAUH, jauh lebih besar daripada kapal pesiar yang pernah Nora saksikan. Dek yang Özker pijak terletak di atas, bagai puncak dari berlapis-lapis kue pernikahan. Di bawah kaki mereka masih ada sekitar tujuh dek yang lebih luas, sebelum berakhir pada dek utama yang menghampar sejauh dua ratusan meter. Ini mengingatkan Nora pada Wonder of the Seas—kapal pesiar mewah yang sempat dilirik keluarganya. Puluhan rumah bisa muat di sini, dan begitulah kenyataannya.
Saat Özker membawanya turun melewati lorong-lorong di dek bawah, Nora menyadari bahwa pintu-pintu dilewatinya sepanjang lorong adalah rumah bagi tiap keluarga. Berpasang-pasang mata mengintip penasaran dari lubang pintu. Pada beberapa kesempatan Nora melihat ruang lapang bertopang tiang-tiang lebar. Sebagian ruang dipenuhi meja-meja dan karpet-karpet, seperti ruang makan bersama. Sebagian lagi adalah ruang-ruang yang tak sempat diterka fungsinya karena Özker setengah berlari. Langkah sang pria tua lebar dan cepat untuk usianya.
Kapal Anatolli tidak berakhir sampai di situ. Ada sejumlah kapal dengan ukuran normal yang terikat rantai di belakang Kapal Anatolli. Nora memekik saat Özker melompat dari dek besar menuju salah satu kapal terdekat. Rantai raksasa yang mengait ikut bergetar, dan kapal sempat goyang.
"Nora Kohl, selamat datang di rumah kami!" kata Özker. Ia mengangkat Nora seakan-akan memamerkan anak anjing pada sejumlah warga yang duduk di dek. Mereka berpakaian macam Özker, meski Nora melihat ada kesamaan pada semua wanita yang berjubah. Jubahnya lebih pendek, dengan celana lebar yang diikat selaiknya sabuk pada pinggang para pria. Mereka memakai selendang-selendang tipis yang disatukan di bawah dagu.
Para warga Kohl beranjak, tetapi tak satupun mengucapkan sesuatu. Mereka mengatupkan bibir sedang berpasang-pasang mata mereka membeliak antusias.
Özker menyeruak kerumunan untuk memasuki kapal. "Siapkan ruang untuk Nona Nora. Dia adalah keajaiban Tuhan—jawaban dari doa kita, tetapi ia masih kepayahan. Bantu dia!"
Beberapa wanita melesat. Nora terpana melihat kesigapan mereka mengekori Özker kendati tak ada yang berbicara. Dalam sekejap Nora kembali memasuki ruang perawatan. Masih dengan kekhasan aroma dupa dan selendang-selendang gantung, hanya saja dengan corak yang lebih riuh dan warna-warna bertabrakan. Nora baru sadar jika selendang-selendang gantung di ruang rawatnya semula, serta motif di pakaian Elias, berupa motif repetisi dengan warna-warna gelap dan pucat.
Ketika para wanita tengah menandanginya, Nora menatap Özker linglung.
"Nora Kohl?"
"Engkau adalah bagian dari Suku Kohl sekarang." Özker melipat tangan dengan bangga.
"Elias ...?"
"Dia adalah seorang Avankaya." Özker merenggut. "Dan gadis-gadis perawat tadi adalah gadis-gadis Avankaya. Gadis-gadis Kohl tidak dianggap cukup mahir untuk merawat, sehingga tidak direkrut di kapal utama. Kau bisa buktikan jika itu salah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PEACEMONGER ✓
FantasiaNora terlempar ke dunia yang terendam air, dikuasai kaum raksasa, dan rumah bagi misteri akan kedua orang tuanya yang merusak. Dan, oh, kepala suku yang masih lajang. -- Belum terpikirkan blurb. Sial. Akan kuubah lain kali. - Andy. [Cover by me]