Selama 3 jam kelas 3C dihujami angka-angka hitungan. Murid-muridpun tampak kusut. Ada yang bermain pesawat kertas, ada yang tidur, ada yang mendengarkan lagu menggunakan earphone, dan bahkan ada yang berpacaran. Tapi tidak bagi Aurora. Gadis itu selalu serius dalam pelajaran apapun. Banyak lelaki yang terpana ketika Aurora memasuki kelas ini dan memperkenalkan dirinya. Bahkan tak sedikit lelaki genit meminta nomor teleponnya. Calum hanya menatap sinis lelaki yang menggodai Aurora, menatap seperti mengisyaratkan Hey, dude, she's mine, don't touch her or I'll kill you! Tapi Calum bisa apa? Bahkan ia hanya orang yang baru kenal dengan Aurora. Tetapi tetap saja ia tak rela jika gadis yang ia sukai digodai oleh orang lain. Okay, ini berlebihan Calum.
"Hey, Rory. Kau tampak serius sekali? Apa tidak bosan dengan pelajaran ini?" Tiba-tiba Calum mencolek bahu Aurora yang sedang serius dengan soal yang ia kerjakan. Dan kau tahu? Aurora posisi duduknya berada tepat didepan Calum.
"Yeah, aku harus serius, Cal. Untuk apa aku sekolah kalau hanya untuk mendengarkan lagu sepertimu?" Jawab Aurora dengan pandangannya yang tetap fokus ke soal yang sedang ia kerjakan. Refleks, Calum melepas earphone yang sedari tadi menempel dikupingnya. Lalu Calum tersenyum lebar memamerkan gigi putihnya.
"Umm, ya, aku hanya bosan dengan ocehan yang keluar dari mulut Mrs. Anne" Ujar Calum seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.
Aurora belum sempat menjawab, tiba-tiba bell istirahat murdering dengan nyaringnya. Dan Calum langsung menghampiri Aurora.
"Rory, kau mau kekantin?" Tawar Calum dengan senyum manisnya.
"Umm.. Okay, kebetulan perutku sangat lapar karena tadi belum sempat sarapan" Ujar Aurora sambil mengusap perutnya yang sudah berbunyi itu.
"Okay, sebaiknya kita harus cepat-cepat ke kantin sebelum perutmu semakin sakit" Calum tampak khawatir. Lalu mereka berjalan beriringan ke kantin. Aurora menyadari banyak pasang mata yang menatapnya. Menatap Calum juga tentunya. Kebanyakan yang perempuan menatap tajam ke Aurora. Aurora hanya bingung mengapa mereka menatapnya seperti itu. Adapula perempuan-perempuan genit yang menatap Calum dengan berbinar-binar, seolah-olah sedang melihat artis.
"Abaikan saja mereka, Rory" Ucap Calum saat menyadari raut wajah Aurora berubah seperti orang bingung. Seperti pada saat ia bertemu dengan Aurora ketika Aurora mencari ruang kepala sekolah.
"Um-m, okay. Oh iya, mengapa kau memanggilku Rory?" Aurora mengangkat sebelah alisnya.
"Anggap saja panggilan sayang dariku" Calum menoleh ke Aurora dan tersenyum genit. Dan Calum mengedipkan sebelah matanya. Aurora menjadi salah tingkah ketika Calum berkata jika 'Rory' itu panggilan sayang darinya. Panggilan sayang.
"What?" Tanya Aurora bingung.
"Nope" Calum hanya tersenyum. Dan mereka sampai dikantin. Kantin tampak ramai hari ini, seperti biasanya. Calum dan Aurora langsung mencari meja kosong. Dan ya, dapatlah meja kosong itu dipojok.
"Disitu, Rory. Ayo," Calum menunjuk meja kosong itu. Mereka berdua langsung menempati meja itu.
"Kau ingin makan apa, Rory?" Tanya Calum.
"Apa ya? Samakan saja dengan kau, Cal" Jawab Aurora.
"Okay, kau tunggu disini ya, akan ku pesankan" Ujar Calum seraya meninggalkan Aurora. Meninggalkan untuk memesan makanan.
Aurora mengeluarkan iPhonenya, sekedar mengecek notification. Aurora merasa ada orang yang duduk dihadapannya. Karna Aurora sedang fokus dengan iPhonenya, ia mengira kalau itu Calum yang sudah kembali.
"Cepat sekali, Cal? Bahkan tidak ada 1 menit kau pergi" Ujar Aurora yang masih sibuk dengan iPhonenya.
"Aku bukan Calum" Ucap seseorang yang dihadapannya. Aurora kaget karena itu bukan suara Calum, melainkan suara seorang perempuan. Aurora langsung menolehkan pandangannya ke sumber suara. Benar saja, dihadapannya kini ada seorang perempuan sedang tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Those Stars//calumhood
FanfictionMungkin benar kata orang, penyesalan itu datang diakhir. Jika masih ada kesempatan kedua, Calum sangat ingin memperbaiki semuanya. Semua kesalahannya. Kesalahan yang sangat fatal. Tapi sayangnya, kesempatan kedua itu tidak akan pernah ada. Tidak ada...