1.

243 30 19
                                    

January, 5 2011


Seorang gadis berambut panjang sedang melangkah dengan gugup menuju ruang kepala sekolah. Ya, bagaimana tidak gugup, saat ini gadis tersebut akan menemui kepala sekolah yang menurut pandangan orang-orang sangat galak. Baru pendapat. Gadis itu pindahan dari Amsterdam. Ia terpaksa pindah dan menetap di Sydney selama setahun bersama keluarganya, karena proyek ayahnya yang berada di Sydney.


Ia terus melangkahkan kedua kakinya menuju ruang kepala sekolah yang tidak ia ketahui dimana letaknya. Gadis itu tampak kebingungan. Lorong sekolah saat itu sedang sepi, seluruh siswa dan siswi sedang belajar layaknya seorang pelajar biasanya. Senyum gadis itu mengembang ketika ia melihat seorang laki-laki berambut hitam sedang menenteng tasnya yang kelihatannya baru tiba disekolah, dengan postur tubuh tinggi dan besar serta atletis. Dan tampan. Lalu gadis itu menghampirinya.

"Excuse me?" Sapa gadis itu dengan gugup. Mungkin ucapan itu kurang pantas disebut dengan sapaan, okay lupakan. Laki-laki itu hanya mengangkat sebelah alisnya, bingung. Karena baru pertama kalinya ia melihat gadis itu.

"Yup?" Balas laki-laki berwajah Asia itu.

"Hm, hi, sebelumnya.. hm maksudku, namaku Aurora Baverly" Ucap gadis cantik yang bernama Aurora itu seraya mengulurkan tangannya, berniat untuk bersalaman dengan laki-laki itu. Aurora terlihat gugup.

"Oh, hey, namaku Calum, Calum Hood. So, ada apa?" Calumpun menjabat tangan Aurora. 'gadis yang sangat manis' pikir Calum. Dan Calumpun tersenyum pada Aurora.

"Um.. can you help me? Um, I mean can you tell me where is the principals's room, please?" Gadis itu semakin gugup ketika melihat senyum manis yang dimiliki lelaki tampan dihadapannya.

"Yes, sure. Ruangan kepala sekolah sedikit jauh dari sini, tetapi tidak terlalu jauh juga, sih. Apa kau mauku antar saja?" Tawar Calum dengan senyumnya yang belum pudar itu.

"Mungkin jangan, Cal. Kau harusnya masuk kelas sekarang, gurumu mungkin akan menghukummu jika kau semakin telat hanya karena mengantarku ke ruang kepala sekolah. Lebih baik kau memberi tahuku lewat mana ruang kepala sekolah dan kau ke kelasmu" Ujar Aurora sambil mengetuk-ngetukan kakinya ke lantai.

"Tidak, aku lebih baik dihukum oleh guru dari pada harus membiarkan gadis manis sepertimu berjalan sendiri mencari ruang kepala sekolah. Tidak akan. Jadi aku akan mengantarmu ke ruang kepala sekolah. Dan kau tidak akan bisa menolak" Calum langsung menggenggam tangan Aurora dan berjalan. Sedangkan gadis itu tampak bingung dengan apa yang dilakukan oleh Calum. Dan kau tahu? Saat ini Aurora blushing. Mungkin sekarang pipinya merah seperti kepiting rebus. Ia merasa ada getaran ketika Calum menyebutnya 'gadis manis', dan mungkin Calum adalah orang yang kesejuta kalinya yang menyebut dirinya manis, tetapi baru kali ini Aurora merasakan sesuatu ketika Calum yang menyebutnya manis. Dan lihat, Calum juga menggenggam tangannya, itu semakin membuat ia merasakan ada getaran dihatinya.

'Apa aku menyukainya? Ah tidak mungkin secepat itu. Dia hanyalah pria manis yang baru kukenal. Tapi, ah, aku tidak bolehbesar rasa. Mungkin dia sama saja seperti lelaki yang lain. Hanya merayu setiap gadis' Batin Aurora

"Tapi aku merasa tidak enak denganmu, Calum. Kau seharusnya belajar bukan mengantarku. Lagi pula aku bisa sendiri, kok" Ujar Aurora terengah-engah karena Calum menariknya dan berjalan terlalu cepat.

"Tak apa, aku lebih senang menemanimu, nona," balas Calum seraya menengok kearah Aurora dan memberikan senyum manisnya.

"Okay, jika kau memaksa. Tapi maaf jika aku merepotkanmu, Cal" Ucap Aurora dengan senyum canggungnya.

Those Stars//calumhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang