Dua hari telah berlalu tapi Barbara belum dapat melupakan malam yang ia habiskan bersama Don Juan. Sebagai seorang pelacur tentu sikap ini sangatlah tidak profesional, dan Barbara juga baru pertama kali memikirkan pelanggan yang hanya ia layani dalam satu malam.
Jelas Don Juan tidak akan kembali lagi, Madam Perez mengatakan lelaki itu dan komplotannya telah pulang ke Kuba setelah bersenang-senang di La lolita. Jauh di dalam lubuk hatinya Barb merasa begitu kecewa sebab ia tak memiliki kesempatan untuk mengucapkan salam perpisahan. Ya, itu memang tidak diperlukan. Don Juan pun tak akan menghiraukan salam perpisahan dari seorang pelacur, buktinya dia pergi ketika Barbara tertidur.
Musik santa maria yang bermain mengingatkan Barbara pada malam kemarin lusa. Saat Don Juan menariknya ke lantai dansa dan mendekapnya mesra seakan ia adalah wanita tercantik di dunia. Barb masih ingat bagaimana tubuhnya berayun di dalam sepasang lengan sang Don yang kuat, aroma dedauan dan udara segar yang ia hirup dari tubuh perkasa itu, hingga kehangatan bibirnya yang menyapu ceruk leher Barbara.
Dengan mata yang terpejam Barb menarik napas kemudian menghembuskannya perlahan. Ia harus tetap waras, ia harus melupakan Don Juan jika ingin hidupnya kembali seperti semula. Namun, alih-alih sang Señor pergi dari pikirannya Barb justru mendapati dirinya begitu bergairah. Sialnya, di saat yang sama Madam Perez menghampirinya bersama seorang akuntan muda yang sudah beberapa kali menggunakan jasa Barbara. Bisa dikatakan Barbara adalah gadis favoritnya di La lolita.
"Ah, Señor Manolo, aku tidak tahu kau akan datang malam ini" ucap Barb yang langsung melompat turun dari kursinya.
Señor Manolo adalah pria yang sangat pemalu, dan entah bagaimana dia dapat berakhir di tempat seperti ini padahal istrinya tengah hamil muda. Tampaknya pergaulan di kantor yang salah membuat lelaki itu terjebak di La lolita, dan tidak bisa pergi setelah ia dilayani oleh gadis baru bernama Barbara Isabella.
Madam Perez pergi setelah mengantarkan Señor Manolo kepada Barbara, tanpa membuang waktu Barb membawa pria itu ke kamarnya dan melakukan apa yang seharusnya ia lakukan kepada seorang pria yang telah membayarnya.
Satu per satu kancing kemeja Señor Manolo Barb buka, sementara pria itu menarik turun resleting gaunnya. Barbara mendaratkan bokongnya yang sintal di atas pangkuan sang Señor yang wajahnya memerah, tersipu karena Barbara memperlakukannya dengan begitu intim dan mesra.
Namun malang, pria itu tidak tahu kalau gadis penghiburnya sedang membayangkan lelaki lain, lelaki dengan manik biru dan tatapan yang dingin. Hasrat Barbara berkobar selayaknya api. Tak sabar dengan gerakan Señor Manolo yang begitu lambat, ia mulai menanggalkan pakaiannya sendiri.
"Apakah kau keberatan jika aku menghisapmu?" tanya Barbara. Meskipun terkejut, sang Señor menyetujui ide nakal gadis itu.
Tanpa membuang waktu Barb turun dari pangkuannya. Ia berlutut di antara kedua kaki Señor Manolo yang terbuka lalu membebaskan kejantanan yang belum terlalu siap itu dari celana. Nafas Señor Manolo tersengal begitu miliknya dibungkus oleh kehangatan rongga mulut Barbara. Sambil mengusap kewanitaannya yang begitu basah, Barb terus menghisap kejantanan pelanggannya sambil membayangkan kalau Don Juan lah yang sedang ia layani sekarang.
"Barbara, aku akan...."
"Kau tidak bisa datang sekarang, itu terlalu cepat" ucap Barbara. Ia kembali duduk di atas pangkuan Señor Manolo dan hendak menyatukan milik mereka, tapi pintu yang terbuka dengan kuat membuat keduanya tersentak dan saling memisahkan diri.
Señor Manolo segera memakai kembali celananya, sementara itu Barb yang duduk di ranjang melihat siapa manusia lancang yang telah mendobrak pintu kamarnya. Mierda! Apakah halusinasi Barbara telah melewati batas sehingga kini ia tidak lagi melihat lelaki itu di pikirannya tapi juga di hadapannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Don Juan Mistress (Completed)
RomanceWarning : Adult and explicit sensual content! Barbara bertemu dengan Don Juan Duarte, seorang gembong narkoba asal Kuba, di rumah bordil tempatnya bekerja. Mulanya mereka hanya menghabiskan satu malam bersama hingga tanpa Barbara duga Senor tampan i...