Pertemanan

45 9 2
                                    

"terkadang aku cuma perlu mengikuti ombak."
-
-
-

"İstana ini terlihat sangat rapuh, dan setiap sudutnya seperti tidak terurus. Banyak tumbuhan yang telah layu bahkan mati karena sudah kering." Ucap Floryn yang memandangi sekitar sudut ruangan istana. İstana Grock memang tercipta dari alam, banyak tanaman yang merambat ke sisi istana untuk membuatnya tampak indah.

"Dew, bagaimana jika hidupkan kembali jiwa alam di dalam istana ini?" Ucap Floryn dan Dew hanya tersenyum sembari menganggukkan kepala dan mengibaskan ekornya.

Saat ini, seorang gadis berambut merah muda berkilau bersama dengan hewan ajaib nya sedang memberikan kekuatan kehidupan kepada istana yang berdiri di tanah Lantis Montains. Tanah yang sempat hancur karena kekuatan jahat dari abbys, yah, sebelum datang seorang gadis bersama dengan hewan ajaibnya dan menghidupkan kembali tanah Lantis Montains.

Grock yang melihat Floryn dari jauh menyaksikan bagaimana cara Floryn menghidupkan kembali tumbuhan yang sempat mati di dinding dinding istana. Tumbuhan tumbuhan itu seketika hidup kembali dan menumbuhkan bunga yang indah disetiap tangkainya. Memberikan aroma yang sangat wangi. Ya, tumbuhan tumbuhan ini terlihat lebih hidup dari pada ketika awal istana ini terbentuk.

Setelah merasa cukup memberikan kekuatan alam kepada sekitar, Floryn tersenyum dan menatap Dew "kerja bagus dew, kamu hebat." Dew merasa cukup senang sembari menggoyang goyangkan ekor indahnya.

"Floryn." Terdengar suara yang memecahkan suasana diantara Floryn dan Dew. Floryn menoleh kearah suara tersebut berasal.

"Aku datang untuk mengantarkan makanan untukmu, tapi aku melihat dari jauh bagaimana kamu menghidupkan kembali istana yang akan hancur ini. Terimakasih." Ucap Grock.

Floryn tersenyum dan mendekat kearah Grock lalu memegang tangannya "tidak perlu berterimakasih, menghidupkan kembali alam adalah tugasku."

Grock terdiam sejenak "kalau boleh tau dari mana kamu berasal."

Floryn sempat terdiam mendengar pertanyaan dari Grock, lalu akhirnya iapun bercerita.

"Aku berasal dari sebuah tempat yang sangat indah, tempat itu di hidupi dengan berbagai tumbuhan. Tempat itu adalah oasis. Oasis diciptakan oleh belerick, penampilannya hampir sama denganmu, terdapat banyak tumbuhan dibutuhnya." Floryn bercerita bagaimana ia bisa keluar dari oasis dan menghidupkan Agelta drylands. Sebuah tanah gurun tandus yang tidak memiliki tumbuhan di dalamnya. Floryn menghidupkan sekitar wilayah Agelta Drylands. Hingga di perjalanannya ia bertemu dengan perampok yang ingin merebut Dew darinya. Akhirnya ia pun berakhir lolos lalu melanjutkan perjalannya hingga sampai di Lumina City. Sebuah tempat bernama Moniyan yang memiliki kehidupan damai di dalamnya. Sampai akhirnya Floryn mendengar sebuah tempat yang disebut Land Of Despair. tempat yang tidak memiliki kehidupan didalamnya, disana terdapat sebuah tempat bernama Abbys tempat tinggal İblis İblis jahat. Dan Floryn pun menceritakan perjalanan nya hingga ia sampai ke Lantis Montains, sebuah perbatasan untuk memasuki Barren Lands.

Grock mendengar cerita Floryn dengan serius, ia cukup terkejut karena tujuan perjalanan Floryn adalah Barren Lands atau yang kini disebut adalah Land Of Despair. Sebuah tempat yang dihuni oleh kekuatan jahat, bahkan penghuni didalamnya adalah para makhluk jahat.

"Bagaimana kalau kamu tinggal disini dan tidak usah melanjutkan perjalanan." Ucap Grock.

"Kenapa?"

"Barren Lands adalah sebuah tempat yang sangat jahat, tempat yang sangat tidak cocok untuk kau datangi. Disana tidak ada kehidupan sama sekali."

"Tujuanku adalah untuk menghidupkan kembali tempat itu. memberikan kehidupan dan warna disana. Karena tujuan aku berkelana adalah untuk menghidupkan kembali dunia ini." Ucap Floryn dengan penuh keyakinan.

Grock menghela nafas sesaat "kau tidak akan bisa menghidupkannya, karena dari sanalah kekuatan jahat terlahir, bahkan bisa saja dirimu yang akan dilahap oleh kekuatan jahat tersebut." Ucap Grock meyakinkan Floryn.

Floryn sempat diam sejenak.

"Aku ingat kalau Lantis Montains adalah sebuah tempat yang dipenuhi kehidupan, disini adalah tempat yang cocok untuk singgah bagi para pedagang, bahkan tak sedikit yang memutuskan untuk menetap dan tinggal di Lantis Montains. Tapi karena kekuatan jahat dari Abbys, para penduduk disini mulai pergi satu persatu. Karena saat itu aku sedang hibernasi, jadi aku tak sadar. Namun ketika aku terbangun, hanya aku yang berada sendirian disini." Ucap Grock.

"Aku terus berada disini untuk menjaga benteng pertahanan sembari menunggu pemilik benteng ini datang. Namun bertahun tahun lamanya, pemilik benteng ini tak kunjung datang, hingga aku memutuskan untuk pergi berkelana mencari sendiri pemilik benteng ini. Banyak tempat yang aku kunjungi, sebagian ada yang menerima kehadiranku, ada juga yang tidak menerima kehadiranku, bahkan ada sebuah daerah yang takut ketika melihatku."

"Dan ketika aku memutuskan untuk kembali, aku bertemu dengan seseorang disebuah perjalanan. Sebuah tempat bagian dari Moniyan Empire. Tempatnya tidak jauh dari Lantis Montains, tenpat itu bernama Castle Aberleen. İa adalah orang yang sangat baik, ia selalu tersenyum dan tertawa ketika bersamaku, dan tidak menunjukkan rasa takut ketika berada didekatku. Namanya adalah Harley, ia adalah teman terbaikku." Lanjut Grock.

"Apakah ia adalah seseorang yang membawa belati?" Tanya Floryn. Karena ketika perjalanannya kesini, Floryn sempat melewati sebuah tempat bernama Castle Aberleen, dan ia bertemu dengan seorang pemuda dengan selendang dipundaknya, pemuda itu membawa pisau belati, ia sempat terluka parah dan Floryn ingin menyembuhkannya, namun ia sempat ditolak dengan kasar oleh pemuda tersebut.

Grock terdiam sesaat, ia sempat mengenali pemuda yang membawa senjata belati. Namun itu bukanlah Harley "tidak, Harley adalah seseorang yang memakai topi dan membawa tongkat."

"Berarti bukan ya." Ucap Floryn.

"Kamu pikirkanlah lagi untuk pergi ke tempat itu, karena itu adalah tempat yang sangat berbahaya."

-
-
-
-
Next...

Miracles Are Always There | Dyrroth × FlorynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang