7

44 5 0
                                    

Lakukan apa yang membuatmu bahagia, ambil resiko dan bermimpi lebih besar.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
...............

Keesokan harinya

Matahari begitu terik di siang hari. Pasukan sekolah Nusa Bakti telah berkumpul di depan sekolah Tunas Bangsa.

"keluar lo." Ucap ketua geng mereka

"Ada apa ini, kalian semua bubar jangan cari ribut disini." Ucap satpam sekolah

"Datang ke tempat biasa kalau kalian bukan pecundang." Ucap ketua gengnya lagi

Setelah itu mereka pun bubar dari tempat itu.

............

Belakang sekolah

"Kirain kalian pada takut haha." Ucap salah satu anak Nusa bakti

"Kita bukan anak kemarin sore yang berani keroyokan." Ucap azka

"Lu semua bangsat." Ucap ketua geng mereka

"Anggota kalian yang nyerang teman sekolah gue, tapi ternyata geng demar tidak terima kekalahannya?." Ucap Ansel dengan remeh

"Malah keroyokan lagi sekarang." Ucap cakra

"Huh mental tempe." Ucap azka

"Tempe enak tahu haha." Ucap Arka

"Garing bat lu?." Ucap Azka

"Lu berdua yang garing." Ucap yudi geng lion

"Apa lu nyahutin omongan gue." Ucap azka

"Ape lu berani sama gue." Ucap yudi

"Bacot lu pada, serang." Ucap ketua mereka

Terjadilah adu jotos antar sekolah.

Dahulu geng mereka bertiga sangat akur tetapi lambat laun geng demar merasa tersaingi oleh geng voriz dan geng lion.

Setelah itu hanya ada permusuhan diantara mereka, geng demar juga seiring berjalannya waktu visi dan misinya telah berubah, mereka juga selalu menindas orang-orang lemah dan membentuk beberapa preman di jalan. Sungguh menyeramkan bukan.

Baru beberapa menit adu jotos itu berlangsung sudah terdengar sirine polisi, mereka pun bubar dari perkelahian itu.

Tapi salah satu di antara mereka terduduk jatuh karna tidak bisa berjalan lagi.

"Meninggalkan ketua sendiri di jalanan, kasian sekali." Ucapku

"Kau, ah sudahlah." Ucap ketua geng demar kesakitan

"Butuh bantuan tidak." Ucapku sambil menyedorkan tanganku

Aku membantu ketua geng itu untuk berdiri, lalu memapahnya untuk duduk di kursi.

"Tunggu gue disini." Ucapku

Aku pun kembali dan membawa beberapa obat-obatan.

"Sini gue bantu obatin." Ucapku lalu mengobati luka lebamnya

"Thanks yah, gue kevin." Ucapnya

"Habis ini lu ke rumah sakit, enjel. Gue cabut." Ucapku lalu pergi

Ketua geng itu menatap enjel dengan tatapan yang sulit diartikan . Mungkinkah pernah bertemu dengannya? Yap dia orang yang pernah di cegat gengnya  di jalanan.

"Menarik." Ucapnya

Setelah itu ia pun berlalu dari tempat itu.

.............

Rumah

"Tante, aku mau izin keluar boleh ga?." Ucapku

"Iya boleh, hati-hati yah." Ucap tante syifa

"Eh eh tunggu, kamu di antar sopir aja enjel." Ucapnya lagi

"Ga usah tan enjel naik taxi aja, enjel pergi yah Assalamualaikum." Ucapku lalu pergi

"Dasar anak itu." Ucap tante syifa sambil menggelengkan kepalanya

..............

Panti Asuhan Sekar Asih

"Assalamualaikum." Ucapku

"Wah nak enjel datang, silahkan masuk nak." Ucap ibu dewi

"Ini bu sedikit rejeki buat anak-anak." Ucapku

"Terima kasih nak, kami sangat merepotkanmu." Ucap ibu dewi

"Tidak apa-apa bu, wulan mana bu." Ucapku

"Ada di halaman belakang." Ucapnya

Setelah itu aku pun meninggalkan tempat itu dan berjalan ke halaman belakang.

"Lagi ngapain?." Ucapku

"Kak enjel, wulan lagi gambar." Ucap wulan

"Kamu gambar apa." Ucapku

"Aku gambar papa dan mama, walaupun wulan tidak tahu siapa papa mamaku." Ucap wulan sedih

"Kak enjel, enak tidak punya orangtua?." Ucapnya lagi

Aku harus jawab apa? Ucapku dalam hati

Aku tidak tahu ingin menjawab apa, karna aku pun ingin merasakan bahagia itu bersama mereka.
Walaupun orangtuaku lengkap tapi aku tidak merasakan keberadaan mereka di dekatku. Miris bukan.

"Hm rasanya bahagia, tapi jauh lebih bahagia kalau kita bermain ayunan ayo." Ucapku

Kami pun bermain sampai sore hari.

"Bu, enjel pulang dulu yah Assalamualaikum." Ucapku

"Iya hati-hati yah nak, Waalaikumsalam." Ucap ibu dewi

...........

Malam hari

"Mas aku pijitin yah." Ucap tante syifa

Aku yang melihat mereka saja merasa senang bercampur sedih.
Dulu orangtua ku juga seperti itu tapi sekarang hanya tinggal kenangan saja.

Flashback on

"Mas aku bahagia banget, kita bisa bersama selama ini, aku harap kita akan seperti ini terus yah mas." Ucap inez sambil memeluk suaminya

"Kok ga ajak eli pelukan sih, ih curang." Ucapku

"Putri papa ayo sini nak." Ucap jovan

"Cemburu nih." Ucap inez jail

Kami pun berpelukan bersama.

Flashback of

Sungguh indah bukan hidupku dulu? Memiliki keluarga utuh dan saling menyayangi satu sama lain.
Sangat di sayangkan sekarang hanya tinggal cerita belaka saja.

Sekarang hanya angan saja yang tinggi. Semacam hanya mimpi di kala tertidur.

Egois tidak jika menginginkan mereka kembali? Tapi bagaimana jadinya jika mereka tidak ingin kembali bersama? Yang ada hanya rasa sesak saja yang akan menghantamku.








TERIMA KASIH
JANGAN LUPA VOTE

Dimana Letak Bahagiaku? On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang