MAKAM

2.9K 83 7
                                    

Niken kini kembali menjalani hari-harinya. Kini tak ada lagi tangisan menyelimuti dirinya. Setiap hari dia selalu menyibukkan diri dengan menjahit, membuat desain baju dan membantu ibunya memasak dan berjualan. Sementara Dea dia sudah mendapatkan teman baru sehingga dia tidak pernah lagi menangis meminta pulang ke rumah lamanya. Dea juga sudah bersekolah di sekolah negeri dekat dengan rumahnya. Meskipun sesekali masih menanyakan soal Fahri. Niken benar-benar menutup buku tentang masa lalunya. Dia bahkan menghilang dari keluarga besar Niko. Dia mengganti nomer ponselnya juga. Berhubungan dengan Saripun dia menggunakan email. Dia sungguh sangat ingin berusaha melupakan masa lalunya.


"Ibuk apa kabar ?" Tanya Sari saat Niken berkunjung ke toko.


"Baik mbak Sari. Gimana mbak ada kabar apa selama saya ga ada ?"


"Mas Niko dan mbak Melani beberapa hari lalu kemari, mereka ingin bertemu dengan ibu. Mereka juga meminta kontak ibu yang bisa dihubungi."


"Kamu kasih ?"


"Sesuai perintah ibu, saya bilang tidak tau meskipun awalnya tidak percaya, tapi akhirnya mereka pulang."


"Terimakasih mbak Sari. Saya belum siap jika harus bertemu dengan orang yang berhubungan dengan masa lalu saya."


"Iya buk sama-sama. Saya juga punya kabar baru bu soal pak Fahri dan istri barunya."


"Kenapa ?"


"Setelah kepindahan ibuk kemarin mereka berdua membeli toko di dekat pasar buk. Mereka berjualan gorden dan kain buk."


"Oh ... Biarkan saja. Kalau rejeki pasti tidak akan kemana mbak Sari."


"Iya buk."


"Desain sudah saya kirim ya lewat email. Stok juga sudah saya catat yang habis yang mana. Saya mau pergi ke makam dulu ya. Nanti saya kembali."


"Baik bu."


Niken tak pernah berhenti berkunjung ke makam setiap kali dia pulang ke Solo. Dia selalu menginap disana untuk membuat pola jahitan pesanan atau memasang mote-mote pesanan pada pakaian pengantin. Pasti satu atau dua hari dia lakukan selama satu atau dua bulan sekali tergantung pesanan.


"Assalamualaikum anak mama." Kata Niken begitu sampai di makam. Tak lupa dia menyiram air dan menabur bunga.


"Mama datang lagi nak. Maaf jika mama terlalu lama kali ini. Semoga kamu tidak marah ya sama mama."


"Saya tidak menyangka jika akhirnya bisa bertemu denganmu kembali Niken." Kata seseorang yang berdiri tepat di belakang Niken.


Niken membelalakkan matanya begitu mendengar suara seseorang yang sangat dia hafal. Suara yang pernah menyakiti dirinya berkali-kali dan menghancurkan kehidupannya. Pemilik suara yang sangat ingin dia jauhi dan ingin dia hindari.


"Mas Fahri ?" Tanya Niken saat mereka berdua kembali berhadapan.


istri terbuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang