9.sakit

3 1 0
                                    

ONLY PROMISE PART #9

Dimalam harinya Nara merenung dikamarnya, ia berada dibalkon, duduk sambil memeluk kakinya.

Ia mendongak melihat bersihnya langit tanpa ada awan hitam yang menghalangi indahnya bulan yang ditemani bintang bintang disekitarnya.  Gedung gedung yang menjulang tinggi dengan perumahan dan  jalan raya yang ramai menjadikan pemandangan indah karena lampu lampu disana yang menghiasi.

Indah namun itu tak sesuai dengan perasaan Nara, perasaan yang tercampur aduk membuatnya semakin prustasi.

"dek, ayo makan. Lo pasti tadi siang nggk makan kan? Kemarin juga lo gak makan, nanti maag lo kambuh" ucap Ajun yang berjalan menghampiri Nara.

Ia mendudukan pantatnya disamping Nara, mereka duduk tanpa alas. Ajun juga melihat arah dimana Nara menatap langit.

"gue gak nafsu makan bang" balas Nara dengan tatapan kosong.

Terdengar samar Ajun menghela nafas, ia melihat ke arah Adik perempuannya yang berada tepat disampingnya.

"coba lo jelasin ke dia kalo itu cuma salah paham. Lo gak bisa kaya gini trus raa, lo bisa sakit kalo begini caranya".

"kalo bisa sih gapapa bang, pengen tau aja dia masih perduli apa nggk ama gue"

Ajun melontasikan bola matanya malas. Jika begini drama mereka tidak akan selesai, yang ada malah tambah kacau.

"pokoknya lo makan, gue udah bawain makanan buat lo di meja. Tunggu gue ambil" ucap Ajun yang berlalu pergi mengambil nampan yang berisi makanan.

Ajun kembali membawa nampan berisi makanan dan air putih. Lalu ia duduk kembali di samping Nara, dia mengambil sesuap nasi kemudian ia arahkan pada mulut Nara.

"raa gue mohon, ntar gue bantu dah suwer" bilang Ajun sambil membentuk jari dua dan ditangan kanannya masih setia dengan sendok yang diarahkan dimulut Nara.

Nara menoleh dengan tidak semangatnya, ia menatap Ajun datar. Kemudian ia membuka mulut dan menerima suapan dari Ajun. Ajun yang melihat reaksi Nara pun tersenyum hangat, tapi ia juga bingung bagaimana membantu Nara agar baikan dengan sahabatnya yang paling ia sayang itu.

***

Malam mulai semakin gelap, bulan juga berada pas ditengah kepala. Disebuah arena beberapa motor besar bersejajar rapi beserta pemilik yang memakai helm full face. Beberapa orang disana bersorak ricuh melihat itu. Seorang gadis berjalan ditengah arena, ia memegang serbet berwarna merah dan mengarahkan ke atas.

"gue hitung dari 3 hingga 1 kalian mulai pertandingannya !!"ucap keras gadis tersebut karna suara bising motor yang mengalahkan suara melengkingnya.

"tiga...."

"dua..... "

"satu..... Goo!!!" ucapnya sambil melepaskan serbet dari tangannya.

Gas motor mulai ditarik dan melajukan motor secepat cepatnya. Beberapa pemuda disana semakin heboh melihat motor yang selip selip dengan kecepatan diatas rata rata. Mereka semakin gila saat kedua motor sudah terlihat diambang garis finish.

Salah satu lelaki diantaranya menaikan volume kecepatan saat melihat garis finish. Namun sebagaimana ia melebihi kecepatan ia akan diselip dengan pemuda yang membawa motor sport berwarna hitam. Ia sampai digaris finish.

Lalu ia dihampiri dengan beberapa pemuda yang menjadi sobatnya itu. Mereka bertepuk kegirangan melihat kemenangan temannya. Kemudian ia membuka helm full face nya. Derren—lelaki itu yang bertanding di arena tadi.

"wehh bukan maenn!! Gini nih ketua gue" ribut Jake sambil menepuk punggung Derren.

"congratulations on your victory" ucap pemuda dengan darah kebangsaan jepang.

only promise [BFF✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang