2 |Apel

4 2 0
                                    

Semua anggota kelas bersorak setuju, kenapa? Karena kapan lagi mereka akan berkerja sama dengan para anggota Osis. Apalagi dengan sang kakak seekor kelinci yang cantik juga populer.

Semuanya pastinya akan menempatkan peran utama kepada sang kakak, sebagai putri salju yang tadinya akan diperankan sang adik. Dan si Ketua Osis mendapatkan peran pangeran.

Senin berganti selasa, begitu juga seterusnya sehingga hari festival akan dimulai. Kelas sang adik sudah berkerja sangat keras untuk teater pertama mereka sebagai pelajar yang masih kelas satu. Adik juga sudah berkerja keras karena walaupun tak terbagi pemeran utama, ia tak sedih atau marah kepada kakaknya, toh itu keinginan para Osis.

Namun tenang saja adik juga terbagi peran kok, ia menjadi salah satu tujuh kurcaci yang merawat putri salju.

Festival sudah dimulai, teater akan berlangsung jam sepuluh pagi. Selagi ada waktu sang adik pergi menikmati festival di sekolah sebelum sibuk dengan persiapan nanti.

Sang adik berkeliling mengitari bazar, disana sudah dikerumuni para makhluk berbulu dengan berbagai warna, banyak jajanan yang berderet digelar tiap-tiap kelas. Membuat sang adik banyak membeli jajanan yang ia beli dengan temannya. Ada gula kapas, cilok, gorengan, jasuke, barseng, dan lainnya. Teman sang adik bahkan kewalahan mengikuti adik yang kesana kemari membeli jajanan.

Waktu cepat berlalu, teman sang adik mengajaknya untuk kembali ke panggung agar mempersiapkan dandanan kurcaci lebih awal. Adik mengiyakan dan berjalan mengekori temannya.

Namun ada hal yang menarik dimata sang adik sampai membuatnya berbelok menghampiri hal menariknya itu.

Sebuah stan bazar yang menjual jus buah segar, namun sang adik tertarik dengan Apel merah yang terpajang rapi disana. Adik membeli Apel itu tanpa diolah menjadi minuman.

Ia kembali ke belakang panggung dengan terengah-engah, karena sempat ditinggal oleh temannya. Untung saja temannya tak menyadari itu.

Sang adik memberitahu kepada temannya yang sesama sebagai peran kurcaci. Kalau ia tadi membeli Apel, dan berniat untuk menjadikan Apel itu sebagai Apel yang dimakan putri salju. Ia berkata seperti itu karena ingin kakaknya memakan Apel segar pilihan adiknya itu.

Teman sang adik hanya mengiyakan sambil menerima Apel yang adik berikan dan menyerahkan kepada panitia properti.

Teater pun dimulai, tirai juga terbuka memperlihatkan para kelinci yang berkostum dengan akting yang sudah dihafalkan. Juga para penonton yang sibuk bersorak sudah duduk rapi memenuhi kursi.

Semua berjalan dengan lancar, sehingga adik dan enam kurcaci lainnya mulai muncul dan menjalankan peran.

Sang adik senang karena ia melihat kedua orang tuanya datang ke pertunjukannya seperti biasa dengan dukungan semangat yang mereka berikan. Ia juga senang karena kakaknya memperankan tokoh putri salju dengan baik, sang adik berpikir kalau seandainya ia dan kakaknya akan berada di panggung yang sama lagi, itu akan membuatnya lebih semangat untuk menampilkan yang terbaik bersama kakak kesayangannya itu.




TBC

𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐓𝐇𝐄𝐀𝐓𝐑𝐄 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang