REVISI FULL

0 0 0
                                    

Hiduplah sebuah keluarga yang terdiri atas Ayah kelinci, Ibu kelinci, Kakak kelinci, dan Adik kelinci.

Mereka tinggal dipinggir kota besar yang bernama Kota Indah. Alasannya karena sang Ayah berkerja sebagai tukang kayu, karena tak ingin bolak-balik jauh dari kota menuju hutan, Ayah memutuskan untuk memperdekat jarak rumah mereka.

Di pagi hari senin, seperti biasa sang Kakak dan Adik akan berangkat ke sekolah diantar oleh Ibu menggunakan mobil van mini berwarna merah ceri. Dengan melewati pepohonan tinggi yang lambat laun hilang dan menampakkan bangunan demi bangunan yang berlalu.

Dan akhirnya mereka sampai disekolah, umur mereka sebenarnya tak beda jauh, sang kakak sudah kelas duabelas tingkat atas, dan adik kelas sepuluh tingkat atas.

Walaupun mereka berdua saudara kandung, tapi mereka sangatlah berbeda. Kakak terlahir dengan bulu putih serta mata yang semerah batu permata Ruby, sang Kakak mewarisi kecantikan dari Ibu. Sedangkan adik berbulu coklat dengan mata hitamnya sama seperti Ayah.

Semua orang disekolah pasti mengenal Kakaknya, namun tidak dengan dirinya. Hal itu membuat dirinya merasa kurang percaya diri, walaupun sebenarnya Kakaknya selalu memberikan semangat. Hal itu malah memperburuk rasa percaya pada dirinya. Tapi ia tetap menyayangi Kakaknya.

Kala itu mereka tak belajar, karena akan diadakan festival sekolah. Kelas sang Adik berencana akan mengadakan teater dongeng klasik. Kenapa? Karena Adik menyarankan ide itu.

Sang Adik walaupun tidak terlalu dikenal sebagai dirinya, sebenarnya ia dikenali sebagai kelinci lain, yaitu 'Kelinci Teater' itulah julukannya karena sedari sekolah dasar ia selalu memerankan tokoh teater dengan hebat. Bahkan dengan dandanan juga aktingnya yang ahli membuat orang tak yakin kalau setiap menonton teaternya adalah kelinci yang sama disetiap tema teater yang berbeda.

Sang adik tak ada niatan untuk mempublikasikan dirinya, ia sudah nyaman apa adanya. Cukup melakukan hal yang ia sukai tanpa orang tahu kalau itu adalah dirinya sebenarnya.

Kelas Adik akan mempertunjukkan 'Putri Salju' tentu saja Adik pernah melakukannya, baru saja mereka akan mempersiapkan siapa saja pemerannya tiba-tiba para anggota Osis datang berkunjung dikelas mereka.

Para Osis datang dengan santai, dengan ramah, dan dengan tanpa ada rasa mengancam sekalipun. Mereka datang karena mendengar kelas sang Adik akan mengadakan drama 'Putri Salju' dan dengan pedenya mengajukan salah satu anggota mereka untuk ikut menjadi salah satu peran utama di teater mereka. Tidak lain kakak sang Adik yang sekarang menjabat sebagai anggota Wakil Ketua Osis. Tentu saja yang merekomendasikan kakaknya itu adalah sang Ketua Osis.

Sang kakak hanya tersenyum membalas setiap tatapan manik bulat nan imut itu. Sang adik? Ia hanya diam dengan raut wajah tenang, namun sedikit terkejut.

Adik sempat berpikir apakah kakak dipaksa? Atau hanya karena kakaknya belum puas hanya menjadi siswi terpopuler jalur prestasi dan anggota Osis? Ingin lebih dari itu? Sampai ingin populer dengan bakat akting?

Sang adik hanya khawatir saja dengan kakaknya, ia malah senang karena di panggung akan ada dirinya dan kakaknya akan akting bersama. Sepertinya menyenangkan!

Semua anggota kelas bersorak setuju. Kenapa? Karena kapan lagi mereka akan berkerja sama dengan para anggota Osis. Apalagi dengan sang Kakaknya  yang merupakan kelinci tercantik juga populer.

Semuanya pastinya akan menempatkan peran utama kepada sang kakak, sebagai putri salju yang tadinya akan diperankan sang Adik. Dan si Ketua Osis mendapatkan peran pangeran.

Senin berganti selasa, begitu juga seterusnya sehingga hari festival akan dimulai. Kelas sang Adik sudah berkerja sangat keras untuk teater pertama mereka sebagai pelajar yang masih kelas sepuluh. Adik juga sudah berkerja keras karena walaupun tak terbagi pemeran utama, ia tak sedih atau marah kepada kakaknya, toh itu keinginan para Osis. Ia sudah biasa mengalah.

𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐓𝐇𝐄𝐀𝐓𝐑𝐄 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang