3k words lagi guys wkwk
Dibaca pelan-pelan ya...
***
Sebelum berangkat sekolah Yazan diharuskan sarapan oleh Dimas. Anak itu makan dengan khidmat, tanpa gangguan apapun. Hari ini dan hari seterusnya Yazan akan menjadi anak yang sibuk. Pagi dia harus sarapan sebelum berangkat sekolah, setelah itu dia melanjutkan aktivitasnya sebagai siswa teladan di Taman Kanak-kanak, kemudian dia menjadi anak yang "pintar" dirumah. Siangnya dia akan tidur, lalu di sore hari Yazan akan menyempatkan waktu bersilahturahmi ke tempat Om Yudhis dan malamnya dia istirahat jika tidak ada pekerjaan rumah dari ibu guru.
Berat kan menjadi Yazan? Cipung aja kalah sibuknya dari Yazan.
"Om, tapan Mami pulang?" Anak itu bertanya dengan mulut penuhnya dengan makanan.
"Nanti sore."
Mendengar berita bagus, anak itu langsung berdiri diatas kursi dan melompat-lompat kecil. Reflek Dimas berdiri menghampiri. Ia tidak akan membiarkan anak itu terjatuh, kalau tidak ingin mendengarkan maminya akan marah dan uang bulanan Dimas akan dipotong lagi.
Yazan sangat senang hari ini, apalagi kata Om Dimas, Mami akan pulang nanti sore. Oleh karena itu, dia bersenandung di sepanjang jalan menuju ke sekolahnya. Dimas melirik anak itu, dia tersenyum dan menggeleng. Lihatlah Yazan, dia akan menjadi anak polos jika merasa senang...
Seperti biasa, Yazan akan memasang tas kuningnya sendiri dan turun dari mobil sendiri, serta menutup pintu mobil sendiri. Setelah dia melambaikan tangannya pada Dimas, anak itu bergegas pergi menuju sekolahnya. Kali ini dia tidak akan lupa dimana letak kelasnya.
Teman-temannya yang lain sudah sampai lebih dulu dan sudah duduk di bangkunya masing, sedangkan Yazan baru datang dengan cengiran khasnya.
"Kamu tellambat telus." Tegur Nono, lalu mata anak berambut pink itu melirik teman sebangkunya yang kini sedang mencium bau lem kertas. Dia berdecak. "Ck! Sudah Nono bilang jangan cium bau lem keltas, Nana!"
"Kenapa?"
"Itu lacun!"
Yazan hanya mengerjap, dia menatap pasrah jika anak kembar berambut pink itu k mbali berdebat. Dia menggelengkan kepalanya.
"Dacar anat tecil!"
Lalu Yazan berjalan ke bangkunya, duduk di dekat Injun yang sedang asik mewarnai gambarannya.
"Tamu gambar apa?" Yazan menengok gambaran Injun.
Anak itu menoleh pada Yazan dan dia tersenyum. Lalu dia memamerkan gambarannya pada Yazan. "Injun gambay peyi."
Yazan meneliti gambaran anak itu, Dimata Yazan sulit sekali menemukan peri disana, yang ada dia hanya melihat seekor babi putih berhidung besar dan tanpa mulut, lalu Yazan meneliti wajah Injun yang cerah sekali hari ini.