Pertemuan Kedua

6 2 4
                                    

Tumpukan buket bunga sudah berjejer rapi di depan toko bunga milik Kirei.

Semua pekerja yang ada di toko itu sibuk meletakkan sekitar 50 buket bunga yang akan dibawa oleh gadis tersebut ke suatu tempat.

Kini Kirei keluar dari toko tersebut dengan pakaian yang sudah begitu cantik.

Dress semata kaki dan rambut yang ia kepang ala Rapunzel terlihat begitu anggun.

"Tolong letakkan semua buket bunga itu pada mobil pick up yang sebentar lagi akan datang kemari karena aku akan berangkat lebih dulu," jelas Kirei pada Nirmala, anak buah yang sangat ia percaya.

"Baik, Nona!"

Kirei melihat ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya dan saat ini waktunya sudah tinggal 30 menit lagi menuju acara.

"15 menit lagi aku akan sampai ke sana," ujar Kirei.

Gadis pemburu iblis itu langsung masuk ke dalam mobil berwarna putih miliknya dan menginjak pedal gasnya untuk menuju tempat di mana semua buket bunga itu akan ia bawa.

Dalam perjalanan menuju tempat tersebut, Kirei dimanjakan oleh deretan pohon cemara yang tumbuh subur di pinggir jalan karena tempat yang akan ia tuju berada di perbatasan hutan iblis dan daerah perkotaan, di mana tempat itu merupakan garis pembatas antara rumah orangtua Kirei dan rumah tempat ia tinggal saat ini.

Setelah melalui berbagai macam jenis pepohonan yang tumbuh, akhirnya gadis itu menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah yang cukup besar dengan pekarangan yang sama besarnya pula.

Kirei turun dari mobil tersebut dan melihat ke arah sekelilingnya.

Rumah dengan pagar tembok yang sudah mulai usang, cat rumah yang juga mulai memudar, di belakang rumah itu sudah tampak nyata terlihat tumpukan pepohonan yang begitu rimbun, menandakan, jika di belakang rumah itu adalah hutan.

Kirei masih memperhatikan daerah sekitar rumah tersebut dan beruntungnya tak ada energi yang mengancam nyawa.

Gadis dengan rambut yang di kepang itu, bergegas masuk melangkahkan kakinya menuju pintu masuk rumah tersebut.

Alunan musik yang begitu indah terdengar sangat jelas di telinga Kirei. "Pasti acaranya sudah di mulai," gumam Kirei dengan langkah kaki yang begitu cepat.

Di depan pintu masuk, sudah ada seorang pria yang sangat akrab dengan gadis berambut panjang itu. "Selamat datang, Nona Kirei!"

"Terima kasih, apakah acaranya sudah dimulai?" tanya Kirei pada penjaga tersebut.

"Sepertinya hanya penyambutan biasa saja, Nona! Di dalam ada donatur lain yang hari ini juga berkunjung kemari," jelas penjaga pria tersebut.

Kirei menganggukkan kepalanya paham dan rasa penasaran gadis itu langsung membumbung tinggi.

"Apa aku boleh langsung masuk ke dalam?" tanya Kirei memastikan.

Penjaga itu tersenyum ramah pada Kirei. "Tentu saja boleh, Nona! Rumah ini juga rumah Anda," jelasnya.

Tanpa ragu, Kirei langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam namun, saat sudah berada di ambang pintu masuk, Kirei menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke arah penjaga itu. "Jika ada mobil yang mengantar buket bunga mawar kemari, tolong izinkan masuk karena itu hadiah untuk anak-anak," jelas Kirei pada penjaga tersebut.

"Baik, Nona!"

Akhirnya langkah kaki gadis berambut kepang itu kembali dilanjutkan karena ia sangat ingin sekali bertemu dengan pemilik rumah tersebut.

Saat sampai di ruang tamu, Kirei terkejut karena semua anak-anak sudah menari bergembira diiringi alunan musik dan anehnya lagi, di dalam sana, sudah ada seorang pria bertubuh tinggi, berotot, dan sangat gagah, tengah berdansa bersama para gadis kecil yang sudah mengenakan gaun mereka masing-masing.

CINTA PERTAMA KING EROS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang