Penglihatan Samar-samar

1 1 0
                                    

Eros yang sudah tak bisa lagi mengelak dari pertanyaan yang diajukan oleh Kirei, akhirnya pria itu mau tak mau harus menceritakan pada gadis di sampingnya ini, agar tak ada pertanyaan lainnya lagi.

Eros memutar sedikit arah duduknya menghadap ke arah Kirei. Pria bermata biru itu kini menatap ke arah Kirei secara langsung.

Seseorang yang ditatap oleh Eros mulai berdebar karena tatapan pria itu sungguh siap kapan saja menenggelamkan lawannya ke dasar lautan.

"Semuanya bermula saat keluargaku ingin melindungi tempat tinggal mereka dari serangan iblis karena mereka tahu, jika semua ini terus dibiarkan, maka semuanya akan menjadi lebih parah lagi," jelas Eros.

Pria itu masih terus menatap kedua manik mata Kirei dalam. "Kau percaya dengan yang namanya iblis?" tanya Kirei ingin memancing sang alpha.

Eros menundukkan kepalanya karena pertanyaan yang keluar dari mulut Kirei sungguh ingin membuatnya tertawa karena gadis itu saat ini tengah berbicara dengan seekor siluman serigala yang menyerupai manusia.

"Aku percaya mereka itu ada dan aku juga percaya tidak semua iblis jahat," sahut Eros tegas.

Gadis itu menganggukkan kepalanya karena Apa yang dikatakan oleh Eros semuanya benar, contohnya Raja serigala yang kemarin ia temui, dia tak memiliki aura negatif sama sekali.

"Di mana mereka sekarang?" tanya Kirei pada Eros.

Raut wajah Eros yang awalnya tersenyum, kini berubah menjadi sedikit muram karena pertanyaan Kirei kembali membuka luka lama yang sudah pria itu pendam sedalam mungkin selama ini.

Kirei paham, jika pertanyaan yang ia ajukan mungkin sangat bersifat sensitif bagi pria itu. "Jika kau tak ingin bercerita, tak masala--"

"Mereka meninggal dunia saat kaum iblis menjebak kedua orangtuaku yang hanya ingin membuat semua kaum manusia dan makhluk tak kasat mata itu hidup berdampingan tanpa harus menguasai teritorial satu sama lain," jelas Eros.

Kirei merasa bersalah karena sudah mengingatkan Eros pada kedua orangtuanya.

"Maaf, jika pertanyaan yang aku ajukan padamu membuat kau merasa tak nya--"

"Tak apa karena kau pantas tahu, aku mungkin sudah keterlaluan pada pria tadi, dia terlihat begitu mencurigakan," jelas Eros lagi.

Kirei ingin sekali memberitahu pria bermata biru ini, jika lelaki pucat tadi adalah raja dari segala iblis yang ada namun, gadis itu tak ingin membuat Eros semakin benci pada Gandora.

Kirei masih tak tahu, jika Eros adalah sang alpha yang akan melindunginya kelak.

Aku tak boleh mengatakan pada gadis ini, siapa Gandora yang sebenarnya. Eros bergumam dalam hatinya.

Sang alpha juga masih belum sadar, jika perempuan yang kini berhadapan dengannya adalah ratunya.

"Kau hidup dengan siapa sekarang?" Kirei bertanya dengan pertanyaan yang tiba-tiba saja langsung keluar dari mulut gadis dengan rambut di kepang tersebut.

Eros terdiam sejenak sebelum ia menjawab pertanyaan Kirei, "Aku sebatang kara."

Kirei kali ini benar-benar tak enak hati. "Maaf, aku ... tak tahu, jika kau tak memiliki keluarga di sini," jelas Kirei merasa bersalah.

Gadis itu langsung berdiri menghindar dari Eros. "Kenapa?" tanya sang alpha penasaran.

Dengan gaun yang terlihat begitu indah di tubuhnya, Kirei menggelengkan kepalanya berkali-kali. "Aku tak ingin ada pertanyaan lainnya lagi karena aku tak ingin membuatmu semakin bersedih."

"Apa aku boleh menyentuh tanganmu?" tanya Eros meminta izin.

Kirei masih diam namun, gadis itu akhirnya mau mengulurku tangannya pada Eros sebagai tanda permintaan maafnya karena sudah membuat pria di hadapannya ini bersedia mengingat kedua orangtuanya yang telah lama tiada.

Kini telapak tangan Kirei sudah berada di atas telapak tangan Eros. Pria itu sepertinya merasa lebih nyaman saat menyentuh tangan gadis cantik tersebut.

"Apa kau bisa berdiri?" tanya Kirei balik pada Eros.

Tanpa banyak bicara, pria bermata biru itu langsung berdiri dan bersamaan setelah itu, Kirei tanpa aba-aba langsung memeluk Eros begitu saja.

Entah naluri dari mana, seorang Angelica Kirei memeluk seorang pria begitu saja.

Aku hanya ingin melakukan hal ini padamu, rasa ingin menghibur pria ini begitu besar dalam diriku, apakah aku sudah mulai gila? tanya Kirei dalam hati yang mendekap tubuh Eros lebih erat lagi.

Sang raja serigala tertegun karena apa yang ia lakukan saat ini adalah kesalahan besar.

Ini tak benar, aku tak boleh melakukan hal seperti ini dengan perempuan lain, ada gadis lain yang harus aku jaga hatinya, yaitu ratuku. Eros bergumam dalam diamnya.

Eros ingin sekali mendorong tubuh Kirei namun, anggota tubuhnya yang tak mau berkompromi dengannya, mereka semua seperti menikmati tiap sentuhan yang dilakukan oleh Kirei pada Eros.

"Semuanya akan baik-baik saja," ujar Kirei masih terus memeluk tubuh Eros.

Mendengar ucapan itu, kedua tangan Eros bergerak ke atas untuk membalas pelukan Kirei.

Tubuh pria bermata biru itu mematung saat ia tersadar, jika dirinya membalas pelukan Kirei.

Apa yang aku lakukan? Aku sudah melanggar aturan! Eros mulai frustrasi dalam hatinya.

Kirei sedikit memundurkan tubuh dan wajahnya untuk melihat ke arah Eros.

Wajah gadis dengan bulu mata lentiknya menengadah ke atas menatap wajah tampan pria yang saat ini sudah tak berjarak dengannya.

"Kau tak sendirian di sini, ada Bu Lasmi, anak-anak, dan ... aku yang akan menjadi temanmu," jelas Kirei pada Eros.

Sorot mata pria itu kini terfokus pada kedua manik mata Kirei. Tiba-tiba kilasan pertemuannya dan gadis bercadar mulai mengusik pikiran Eros, bahkan sampai terbayang dalam benak pria itu saat menatap Kirei.

Eros langsung memundurkan tubuhnya karena semua ini salah besar.

"Maaf, aku tak bermaksud mencari kesempatan dalam kesempitan jadi, ... kita lupakan hal tadi," pinta Eros datar.

Sang alpha langsung pergi meninggalkan Kirei sendirian di ruang tamu.

"Loh, ke mana para lelaki? Apa mereka sedang keluar?" tanya Bu Lasmi pada Kirei.

Gadis itu terdiam sebentar karena apa yang baru saja terjadi seperti sebuah mimpi.

"Gandora sudah pergi, sementara Eros ... dia masih ke kamar kecil sebentar," bual Kirei tersenyum kikuk pada Bu Lasmi.

Di luar pekarangan panti asuhan, Eros tak henti-henti mengusap wajahnya kasar karena apa yang ia lakukan tadi sungguh melanggar norma dalam adat bangsanya.

"Kenapa aku bisa begitu luluh pada gadis itu? Bukankah aku biasanya orang yang paling anti terhadap perempuan? Tapi ... pada gadis bernama Kirei tersebut, tak ada rasa canggung, yang ada perasaan akrab begitu membuncah dalam diri ini," racau Eros berkali-kali tak habis pikir dengan dirinya kali ini.

"Nak Eros! Kita ke dalam sekarang! Anak-anak sudah menunggu kedatanganmu di sana, mereka ingin memulai acaranya bersama dengan pangeran tampan seperti di dalam buku dongeng yang pernah ibu ceritakan pada anak-anak untuk pengantar tidur," jelas Bu Lasmi pada Eros.

Mau tak mau, pria itu masuk ke dalam demi anak-anak yang sudah begitu antusias menyambut acara tersebut.

Tanpa diketahui oleh Eros, sosok perempuan dengan rambut berwarna merah menyala, tubuh ramping nan seksi sudah memperhatikan Eros sedari tadi.

Senyum simpul yang perempuan itu haturkan sangat membuat para kaum pria yang melihatnya pasti ingin memilikinya.

"Kenapa kau begitu tampan, raja serigala! Tubuhmu juga sangat gagah dan kau benar-benar tipe idaman semua makhluk siluman di hutan ini, terutama aku yang juga sangat menginginkanmu menjadi bagian dari dalam diriku," desis perempuan tersebut.

CINTA PERTAMA KING EROS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang