Penasaran

2 0 0
                                    

Ibu Lasmi yang merasa suasananya semakin tak kondusif, akhirnya perempuan paruh baya itu menyentuh punggung Eros. "Dia salah satu donatur di sini, Nak! Biarkan dia masuk ke dalam," ujar Lasmi yang tak tahu siapa sebenarnya pria tampan yang kini tengah ia hadapi.

Eros masih diam tak bergeming, pria itu kukuh dengan posisi awal karena banyak nyawa yang harus ia lindungi.

Kirei sedikit mengintip dari balik punggung Eros, hanya menampilkan dua manik matanya saja yang ia perlihatkan pada raja iblis bernama Gandora tersebut.

Tampaknya si raja iblis sadar dengan tatapan mata Kirei yang membidik ke arahnya tanpa henti.

Mata keabu-abuan itu menukik tajam ke arah bahu kanan Eros.

Sepertinya aku pernah melihat mata itu? Tapi di mana? tanya Gandora dalam diamnya.

Eros yang merasa belum waktunya membiarkan iblis itu masuk, masih tetap berada di posisi garda terdepan untuk melindungi para manusia yang kini berada di belakang tubuhnya.

"Nak Eros! Dia orang yang baik, kemarin Tuan Gandora memberikan kami berbagai jenis pakaian untuk kami kenakan," jelas Lasmi pada sang alpha yang masih bersikukuh dengan pendiriannya.

Kirei melihat ke arah Lasmi dan gadis itu paham apa yang saat ini tengah dihadapi oleh Lasmi.

Akhirnya tangan lembut pemburu iblis itu menyentuh pundak Eros sembari berkata, "Apa kita bisa duduk sebentar untuk membicarakan kesalahpahaman ini?"

Seperti ada segumpal es balok yang jatuh menghujani kobaran api yang sudah membara, Eros langsung menoleh ke arah Kirei dengan tatapan mata meminta penjelasan dari ucapan gadis itu.

Senyum Kirei membuat sebagian hati Eros yang terbakar, seketika meredup. "Masih ada anak-anak yang tak paham dengan arah pembicaraan kita, lebih baik selesaikan dengan kepala dingin karena mereka tak tahu apa-apa."

Raja dari kaum serigala itu memejamkan matanya karena ia tak berpikir jauh ke sana.

Tatapan mata Eros kali ini menyorot ke arah para anak-anak yang masih terlihat ketakutan, bersembunyi di balik tubuh Kirei dan Lasmi.

Kenapa aku bisa tak sampai berpikir ke arah sana? Pasti mereka ketakutan sekali. Eros bergumam dalam hatinya.

Eros menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan secara perlahan. Eros menoleh ke arah para anak kecil di belakangnya.

Senyum tampan pria itu seketika membuat para anak-anak yang awalnya ketakutan, berganti dengan rasa tenang.

"Ada sesuatu di bawah tempat tidur kalian semua, coba lihat dan buka isinya," ujar Eros pada semua anak-anak tersebut.

Tanpa menunggu lama, semua anak-anak itu langsung berlari ke arah kamar mereka menuju ke arah ranjang masing-masing.

Saat semuanya sudah masuk ke dalam kamar, Eros beralih menatap ke arah Lasmi. "Maafkan saya karena saya tidak tahu, jika orang itu adalah donatur di panti asuhan ini," sesal Eros dengan nada begitu rendah.

Lasmi tersenyum sembari menyentuh pundak kekar sang alpha. "Tak apa-apa, Nak! Kalian semua duduk di ruang tamu, ibu akan menyiapkan minuman lebih dulu," jelas Bu Lasmi pada ketiganya.

Eros dan Gandora yang masih belum sadar, jika perempuan yang berada di antara mereka berdua adalah sang pemburu iblis, hanya bisa mengabaikan Kirei, kedua raja itu berjalan ke arah kursi di mana kursi tunggu yang saling berhadapan menjadi pilihan mereka berdua.

Kirei tahu atmosfer apa yang kini ada di antara keduanya karena ia juga bisa paham, pria bermata biru ini pasti sangat kesal dengan raja iblis karena wajah pria itu sedikit pucat.

CINTA PERTAMA KING EROS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang