Berdansa

2 1 0
                                    

Kini Eros dan anak-anak panti sudah mulai menari kembali karena tadi acara itu sempat tertunda.

Kirei yang sepertinya merasa cukup canggung dengan kejadian tadi, membuat gadis dengan rambut yang sudah dikepang itu berada di jarak yang jauh dari Eros dan anak-anak lainnya.

Bu Lasmi yang paham, jika sudah terjadi sesuatu di antara mereka berdua, akhirnya perempuan paruh baya itu memutuskan untuk mendekati Kirei.

"Apa ada sesuatu yang membuat perasaanmu tak nyaman?" tanya Bu Lasmi pada pemburu iblis tersebut.

Kirei menoleh ke arah wanita itu dan gelengan kepala menandakan, jika Kirei baik-baik saja.

Bu Lasmi tak ingin terlalu dalam mengulik kebenaran yang ada.

"Nak Eros yang membawa mereka kemari," ujar Lasmi pada Kirei.

Gadis itu akhirnya sedikit memiringkan tubuhnya ke arah ibu panti asuhan tersebut karena ia mulai tertarik dengan cerita yang akan diungkapkan oleh Bu Lasmi padanya.

"Apa pekerjaan pria itu?" tanya Kirei penasaran.

Bu Lasmi diam sejenak sebelum perempuan paruh baya itu melanjutkan topik pembicaraannya.

"Dia seorang penyelamat bagi anak-anak dan juga aku, dia hanya manusia biasa yang memiliki beberapa gedung apartemen," Bu Lasmi menoleh ke arah Kirei dan menatap lekat kedua manik mata gadis itu, "dia menyelamatkan kami semua dari para iblis yang ingin menguasai tempat kami tinggal saat ini," jelas Bu Lasmi pada Kirei.

Lasmi masih tak mengetahui siapa Kirei yang sebenarnya dan Eros karena ia mengira orang-orang yang berhasil membantunya adalah orang-orang yang memang dipilih oleh Tuhan untuk melindungi mereka dari serangan para kaum iblis.

"Jadi, ... Ibu percaya dengan keberadaan para iblis?" tanya Kirei ingin memastikan.

"Aku percaya karena aku melihat sendiri bagaimana Eros menghadapi mereka semua dengan tangan kosong," sahut Lasmi apa adanya.

Beruntungnya waktu itu, Eros tak berubah wujud karena iblis yang dihadapi saat menolong Bu Lasmi masih masuk dalam kategori kelas bawah.

Kirei sedikit tak percaya dengan apa yang dijelaskan oleh Bu Lasmi karena yang namanya iblis tak mungkin kalah hanya dengan pukulan biasa saja, mereka hanya bisa lenyap dengan senjata yang terbuat dari perak.

Aku harus mencari tahu, siapa pria itu sebenarnya. Kirei bergumam dalam hati.

Saat tengah asyik mengobrol, seorang anak kecil dengan rambut yang sudah diikat dua berlari ke arah Kirei dan Bu Lasmi.

"Ayo kita menari bersama, ini hari bahagia kita semua," jelas anak tadi.

Tangan Kirei terus ditarik oleh anak tersebut dan Bu Lasmi menganggukkan kepalanya memberikan isyarat, jika Kirei lebih baik ikut ke sana.

Dengan rasa terpaksa, akhirnya gadis tersebut mengikuti langkah kaki anak kecil tadi.

Kirei terdiam mematung saat dirinya sudah berada di hadapan Eros.

"Untuk apa kita kemari?" tanya Kirei canggung.

"Kalian berdua harus menari!" Anak-anak berteriak secara serempak di hadapan Eros dan gadis berambut kepang tersebut.

Kirei masih diam tak melakukan pergerakan apa pun, sama halnya dengan Eros yang tampak menjaga jarak semenjak kejadian tadi.

"Kita bermai--"

Perkataan Kirei terhenti saat dari dua sisi belakang tubuh Eros dan Kirei sudah di dorong oleh anak dan mereka berdua akhirnya terkejut langsung saling memeluk satu sama lain.

Kirei terdiam karena syok, begitu pula dengan Eros yang tampak tak percaya, jika dirinya kembali sangat dekat dengan gadis ini.

Kenapa harus berada di posisi seperti ini lagi? tanya Eros dalam diamnya.

Kirei mengangkat sedikit wajahnya sampai akhirnya kedua manik mata gadis cantik itu menatap lensa mata biru milik sang alpha.

"Maaf, jika aku membuatmu tak nyaman," jelas Kirei dengan suara yang begitu rendah hampir berbisik.

Suara teriakan anak-anak meminta keduanya berdansa tak dapat dibendung lagi.

"Kita lakukan untuk anak-anak," jelas Eros mengambil keputusan.

Sang raja serigala langsung memutar tubuh Kirei dan kembali menarik tangan gadis itu, agar kembali ke arahnya.

Kini mereka berdua sudah melakukan dansa seperti yang diminta oleh anak-anak.

Maafkan aku, ratuku! Aku tak bermaksud untuk menghianati dirimu, tapi ... ini semua aku lakukan demi anak-anak. Eros bermonolog dalam hatinya.

Jantung Kirei berdebar tak karuan saat dirinya berdekatan dengan pria satu ini.

Semua ini sungguh tak benar , aku harus menjauhinya karena pria ini sepertinya memiliki pengaruh tak baik terhadap jantungku. Kirei bergumam dalam diamnya.

Setelah dansa selesai, Eros akan pergi meninggalkan Kirei namun, suara gadis itu menghentikan langkah kaki sang raja serigala. "Apa aku boleh bertanya sesuatu?" tanya Kirei pada Eros.

Eros masih membelakangi Kirei tanpa ingin berbalik badan menghadap ke arah gadis itu.

"Jika kau sibuk, aku tak ak--"

"Tanyakan saja," potong Eros atas ucapan gadis tersebut.

"Bagaimana kau bisa mengalahkan iblis itu hanya dengan tangan kosong saja? Apa kau ... memiliki kekuatan?" tanya Kirei penasaran.

Eros akhirnya berbalik badan menghadap ke arah Kirei. Pria itu memikirkan cara, agar gadis di hadapannya ini tak curiga padanya.

"Aku memang memiliki kekuatan, aku juga bisa mengangkat barang berat, tapi tak cukup dengan hanya memiliki tubuh yang kuat untuk mengalahkan mereka, aku membutuhkan senjata yang terbuat dari perak untuk mengalahkan mereka semua," jelas Eros terdengar masuk di akal.

Berarti dia hanya manusia biasa seperti aku dan kaum pemburu iblis lainnya? tanya Kirei pada diri sendiri.

Beberapa hari berlalu setelah acara pesta kecil-kecilan di panti asuhan milik Bu Lasmi, kini Kirei sudah berada di rumah sang Ayah.

"Kita akan melakukan rapat penting," jelas Kirei pada sang Ayah.

Gadis dengan rambut yang ia ikat cepol, agar tak mengganggu aktivitas dirinya, akhirnya sudah tiba di sebuah ruangan yang khusus dibuat untuk mereka melakukan rapat dadakan yang bersifat penting.

Semua orang terpilih yang mampu memimpin beberapa kelompok pemburu iblis, akhirnya duduk di kursi mereka masing-masing.

"Ada yang ingin aku bahas di sini karena beberapa hari ini aku sibuk, belum bisa meluangkan waktu datang kemari," jelas Kirei pada semuanya.

"Katakan saja apa yang ingin kau katakan, Nak!" Sagara mulai memberikan perintah pada Kirei.

"Raja iblis yang beberapa hari lalu aku hadapi, sudah mulai berani muncul di panti asuhan dekat dengan rumah kita," jelas Kirei dengan suara tegasnya.

Semua orang terkejut karena sepertinya mereka tak takut, jika keberadaan sang raja akan tertangkap oleh para anggota pemburu iblis.

"Apa yang harus kita lakukan, Ketua!" Salah satu anggota bertanya pada Sagara.

"Perketat keamanan di setiap titik jaga dan jangan sampai kita lengah, aku merasa mereka sudah menyusun rencana untuk mengambil alih sebagian hutan yang belum bisa mereka kuasai, perintahkan juga pada para anggota yang berada di sekitar kita, untuk lebih waspada karena para kaum iblis tingkat atas sudah bisa berkamuflase seperti manusia pada umumnya, kita harus benar-benar berhati-hati," jelas Sagara pada semuanya.

Kirei yang mendapatkan perintah itu dari sang Ayah, langsung menatap lurus ke depan dengan tatapan dingin.

"Tak akan aku biarkan kau mengusik ketenangan para umat manusia yang tak bersalah, Gandora!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CINTA PERTAMA KING EROS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang