Sang Kerikil

13 1 0
                                    

Akhirnya aku sadar, aku hanyalah satu diantara seribu....

Aku satu kerikil diantara seribu mutiara.... Tak ada yang tertarik, melirik bahkan memungutku

Tak ada yang peduli padaku,
ada atau tidakkah aku
Kalaupun aku di lirik,

orang-orang.....
akan mengatakan untaian kalimat yang hanya menyakitiku
Andaipun ku dipungut...
aku hanya menjadi campuran dan pelengkap bila
seorang membuatkan istana bagi seorang yang lain dan
tetap saja aku si kerikil tak beruntung ini lain...

sangat tak sekelas dan tak seberharga sang mutiara..

aku, bahkan kalaupun aku diambil,
aku akan kembali dilemparkan ke laut...

seperti slow motion di drama cinta
jika peran utama atau peran antagonis dilanda lara, kesal... dan aku yang terlempar hanya pasrah

dan aku pun

tenggelam jauh ke dalam gelapnya dasar laut,

berbagi tempat dengan satwa laut,
menjadi penghuni baru lumpur laut...

sedang mereka tak terganggu dengan hadirku,

mereka juga tidak menolongku

karena merekapun sibuk dengan nasib yang mereka miliki....

Lalu....akupun hilang tanpa menyisakan kenangan yang berarti....

Atau bisa saja aku dipungut.....tapi setelah itu?

Aku ditendang, tanpa rasa iba......aku digulingkan dijalanan.... Aku di injak berpuluh-puluh... tidak... maksudku beratus-ratus.... Entah aku lupa.. tapi yang pasti tlah banyak yang menendangku, menginjakku

hingga aku terlupa kaki mana yang pernah melindasku...

atau bahkan engkau pernah bahkan sering melakukan semua itu padaku

Yang pasti kisahku belum berakhir dan tak kutahu kapankah akan berakhir..

sampai datang peri kebajikan yang mengubahku menjadi mutiara?
Entahlah aku tak tahu...
karena yang kutahu...

saat ini seekor anjing menatapku dengan lekat..

tatapan ibakah? Entah... aku masih tak tahu....

Dan baru ku tahu jawabnya ketika si sepupu srigala itu..
mengangkat sebelah kakinya dan "....................."

Aku tak mampu berbuat apapun selain meratapi nasibku

dan lagi-lagi aku meneteskan air mata..
Sampai hari ini aku, si kerikil menyedihkan ini
sedang tuk kesekian kalinya menatap langit
meminta belas kasihan

agar mendapatkan tempat yang layak

Lalu terperangahlah aku atas fakta bahwa

Aku tak menunggu peri kebajikan atau siapapun untuk datang dan memberiku bahagia,... Tapi aku menunggu mu...

Catatan Sang Pencari MaknaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang